LUTIM, suarakpk.com – Para petani di Desa Tarabbi, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, yang tergabung dalam Kelompok Sipakaturu, kini hidup dalam bayang-bayang kekhawatiran. Menjelang musim panen, akses jalan tani yang menjadi tumpuan pengangkutan hasil sawah mereka justru dalam kondisi memprihatinkan dan jauh dari kata layak.
Jalan tani yang seharusnya menjadi jalur aman dan kokoh, kini hanya berupa papan selembar yang membentang di atas saluran irigasi. Kondisi ini mengancam keselamatan petani dan hasil panen yang mereka bawa.
"Kami sangat khawatir setiap kali melewati jalan ini," ujar Rinni, seorang petani anggota Kelompok Sipakaturu, dengan nada cemas. "Apalagi saat musim panen tiba, kami harus mengangkut gabah dalam jumlah besar. Papan ini bisa patah kapan saja, dan itu akan sangat merugikan kami." (3/9/2025)
Para petani berharap pemerintah desa segera turun tangan untuk memperbaiki akses jalan tani tersebut. Plat dekker yang layak adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini.
"Kami sudah lama mengeluhkan masalah ini," lanjut Rinni. "Jalan tani ini sangat vital bagi kami. Jika aksesnya sulit, bagaimana kami bisa meningkatkan hasil pertanian kami?"
Keresahan para petani ini bukan tanpa alasan. Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tarabbi yang enggan disebutkan namanya membenarkan bahwa masalah jalan tani ini sudah pernah disampaikan kepada pemerintah desa.
"Kami sudah pernah mengusulkan pembangunan plat dekker di sana," ujarnya. "Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya. Kami juga tidak tahu apa kendalanya."
Kondisi ini tentu sangat mengecewakan para petani. Mereka merasa aspirasi mereka tidak didengar dan pemerintah desa terkesan abai terhadap masalah yang sangat krusial bagi keberlangsungan hidup mereka.
Sekdes Tarabbi, Yisrel Pabubung, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, berjanji akan mengusulkan kembali pembuatan plat dekker tersebut saat musrenbang nanti.
"Nanti diusulkan kembali di musrenbang, mungkin pak dusunnya lupa memasukkan saat Musrenbang," tandasnya.
Sementara itu, Kadus Tengko Situru, Yohanis Karangan, mengakui kelalaiannya dalam memasukkan pengadaan plat dekker saat pembahasan. Ia meminta ketua kelompok tani Sipakaturu proaktif memperhatikan kebutuhan di wilayah kelompok taninya dan menyampaikan saat pembahasan di desa.
"Itu juga saya lupa betul, itu ada pengurus kelompok tani datang tidak sebut juga, mohon maaf saya lupa betul," ujarnya.
Meskipun demikian, para petani Kelompok Sipakaturu tetap berharap agar pemerintah desa segera bertindak. Mereka berharap suara mereka didengar dan plat dekker yang layak segera dibangun.
"Kami hanya ingin pemerintah desa memperhatikan kami," pungkas Rinni dengan nada penuh harap. "Kami ingin bertani dengan tenang dan nyaman, tanpa harus khawatir dengan kondisi jalan yang membahayakan. (Andi/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar