FOTO : Tumpukan kayu log berukuran panjang 4 meter siap gesek di bandsaw milik Yono di Desa Pepas, Kecamatan Montalat, Kabupaten Barito Utara.
BARITO UTARA,
suarakpk.com –
Kalimantan Tengah (Kalteng) kaya akan hutan, bahkan Kalteng sendiri
disebut-sebut sebagai paru-paru dunia. Namun belakang ini Kalteng mengalami
banjir dimana-mana, termasuk di Kabupaten Barito Utara, Muara Teweh.
Lantaran, dari analisa dan pendapat sejumlah narasumber hutan
di Kalteng mengalami kegundulan sehingga tidak mustahil terjadi banjir. Gundulnya
hutan lantaran banyaknya ilegal logging dimana-mana dan penambang liar.
Hingga, media nasional suarakpk.com ini mencoba menelusuri
hal yang diinformasikan di Kabupaten Barito Utara. Investigasi lapangan bermula
ke Desa Pepas, Kecamatan Montalat, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
Tengah.
Tepat di Desa Pepas ditemukan tumpukan kayo log (kayu bulat)
berukuran 4 meter sangat besar siap gesek, dimana di lokasi itu tersedia
bandsaw.
Kuat dugaan bahwa kayu tersebut merupakan hasil penjarahan
hutan di wilayah tersebut. Dimana, berdasarkan informasi dan fakta lapangan
suplai kayu itu tidak jelas peruntukanya.
Bandsaw milik Yono tersebut terletak diatas, tepatnya di
belang gedung sarang burung walet. Dugaan kayu hasil penjarahan hutan itu akan
dikirim ke Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
Untuk menguatkan data, media ini juga menanyakan langsung
kepada Kepala Desa Pepas, Supriyadi apakah benar bandsaw tersebut milik Yono
dan masih beroperasi.
“Iya benar milik pak Yono, yang di atas itu kan? Kemarin bandsawnya
jalan tarus ja sebelum saya ke Muara Teweh, kurang lebih beberapa hari ini”.
Tuturnya.
Sementara, ketika awak media ini mencoba mengkonfirmasi ke
Kapolsek Montalat Iptu Rahmad Tuah SH membantah bandsaw tersebut masih
beroperasi.
“Udah lama tutup mas”
“1 bulan yang lalu”
“Sudah tutup s3mua mas sekarang” jawab singkat Rahmad. (nto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar