Banyumas, suarakpk.com - Diduga karena proses pengerjaan jelek dan tidak sesuai dengan standar, menjadikan kualitas
Jalan yang di kerjakan kontraktor beberapa waktu lalu kurang bagus, banyak warga
yang melintas mempertanyakan profesionalisme perusahaan pemenang tender dalam
melakukan pekerjaannya yakni pekerjaan betonisasi Jalan Nasional Wangon-Batas
Yogjakarta di wilayah Banyumas.
Pasalnya,
betonisasi sepanjang 136 Km dan lebar dari 7 Meter menjadi 11 Meter yang belum
lama rampung di kerjakan PT Panca Karya Sejati (PKS), dan kini masih dalam
pemeliharaan sudah banyak retakan pada jalan, sehingga di khawatir akan
mempercepat kerusakan pada badan jalan.
Diduga
pekerjaan betonisasi Jalan Nasional dari Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPera) dengan anggaran yang cukup fantasti yakni sekitar Rp
20 Miliar tidak sesuai specifikas dan RAB.
Keretakan di
sepanjang jalan di wilayah Banyumas tersebut cukup lebar dengan jarak 2 CM, dan
tidak hanya 1, namun lebih dari 10. Parahnya lagi, keretakannya dari sisi satu
menuju sisi lainnya seperti membelah jalan.
Saat
dikonfirmasi via telephon seluler, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 sebagai
Pelaksana Jalan Nasional Wangon-Batas Yogyakarta Farman Ali tidak mau
memberikan komentarnya. Dia hanya menyatakan jika ada jalan yang rusak atau
retak kami perbaiki.
“Jika jalan
yang baru dikerjakan ada kerusakan, kami perbaiki. Namun jika jalan beton
tersebut retak kami tambal dengan siler, dan grouting (sementasi – red),”
katanya, Selasa (08/08/2017).
Saat ditanya
secara tehnis mengenai kenapa beton yang baru beberapa bulan dikerjakan sudah
retak-retak, Farman enggan menjawab.
Sementara
salah satu tokoh masyarakat yang mengerti tehnis, Mundir mengatakan pekerjaan
yang baru selesai beberapa bulan kemarin, kenapa kondisinya sudah retak-retak?
hal ini menimbulkan satu pertanyaan, sudah sesuai spec kah?
“Pekerjaan
betonisasi menggunakan anggaran APBN dengan nilai lebih dari Rp 20 Miliar ini
diduga tidak sesuai RAB,” katanya via phone, belum berapa lama ini.
Disini
jelas, imbuhnya diduga ada pencurian yang dilakukan kontraktor penggarap, namun
pihak PPK atau pengawas lapangan seolah tidak tahu, ada apa ini?
“Jalan beton
di wilayah Wangon, Banyumas ini padahal mulai dikerjakan sekitar bulan Februari,
kalau dihitung ya baru sekitar 6 bulan, namun kondisinya sudah memprihatinkan,
banyak keretakan di sana-sini,” tandasnya.
Saya sebagai
masyarakat, jelas Mundir merasa terpanggil dan turut memantau pekerjaan yang
menggunakan anggaran negara, karena itu uang rakyat. Rakyat yang membayar
berbagai macam pajak untuk perbaikan insfrastruktur di seluruh Indonesia, agar
Indonesia lebih baik.
“Saya heran,
kenapa BPK atau Inspektorat meloloskan pencairan dana jalan tersebut, apa
mereka tidak melihat kondisi jalan yang diduga tidak sesuai spec, karena
pekerjaan baru sudah banyak yang retak,” tegasnya.
Ditanya
mengenai bagaimana anda mengetahui secara tehnis jika betonisasi jalan tersebut
tidak sesuai spec, dia menjawab gampang saja, kita uji menggunakan Hammer Test
(Hammer Dryl – red). Itu untuk mengetahui kualitas jalan tersebut sudah sesuai
dengan kualifikasi apa belum.
“Saya
berharap agar pemerintah memback list PT pemenang tender, karena sudah
merugikan keuangan negara,” pungkasnya. (Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar