Surabaya,
suarakpk.com - Pilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur
sebenarnya masih akan berlangsung tahun depan, namun suhu politik untuk
menentukan siapa calon yang akan diusung oleh berbagai partai politik sudah
mulai banyak bermunculan. Nama-nama calon yang sudah mulai santer disebut-sebut
bakal maju dalam pilgub Jawa Timur 2018 adalah Gus Ipul (Wakil Gubernur Jawa
Timur), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), dan juga Tri Rismaharini
(Walikota Surabaya), namun ada satu sosok fenomenal yang dimunculkan oleh
Partai Gerindra yakni La Nyalla Mattalitti.
Meskipun belum secara resmi mengumumkan Partai
Gerindra berkeinginan mengusung La Nyalla, namun tanda-tanda akan munculnya
deklarasi secara resmi untuk mendukung mantan orang nomor satu di Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut sepertinya akan segera rilis.
Mengingat bahwa Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Ferry Juliantono sudah
memberikan sinyal lampu hijau untuk mendukung La Nyalla.
Menurut penjelasan dari Ferry
Juliantono, masalah yang dihadapi Jawa Timur, berdasarkan hasil survei,
masyarakat Jawa Timur sekarang membutuhkan sosok pemimpin yang mampu
mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok. Dan sosok La Nyalla ini dinilai akan
sanggup untuk memenuhi harapan masyarakat Jawa Timur tersebut.
“Oleh karena itu, saya datang ke sini gantian untuk memberi dukungan
moril kepada Pak La Nyalla. Amanat Pak Prabowo juga bahwa jangan lupa terhadap
jasa dan kebaikan orang yang telah membantu. Jadi saya ke sini sengaja hadir
menguatkan dukungan Gerindra untuk Pak La Nyalla,” tutur Ferry
Juliantono.
“Harga-harga kebutuhan pokok, itu relatif masih tinggi. Dan untuk bisa
menurunkan harga kebutuhan pokok dan sesuai dengan daya beli masyarakat yang
sedang turun, itu membutuhkan sosok seperti Pak Nyalla, yang berani menghadapi
mafia-mafia, kartel-kartel barang-barang yang selama ini dikuasai sekelompok
atau segelintir pengusaha,” ujarnya.
Terpisah,
meski tak bisa mengusung calon sendiri dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur
2018, Partai Golkar tak mau serampangan memilih calon yang akan diusung.
Partai berlambang pohon beringin itu tetap menggunakan metode survei untuk
menentukan calon.
"Mengenai
pilgub Jawa Timur, kami belum memutuskan. Kami masih melakukan survei dan
sampai saat ini belum rampung," kata salah satu pengurus Dewan Pimpinan
Pusat Parta Golkar, Zainuddin Amali, saat bertemu dengan Ketua Gerakan Pemuda
Ansor Bangkalan KH Hasani Zubair, belum berapa lama ini.
Menurut
pria yang kini menjabat Ketua Komisi II DPR RI itu, ada tiga tokoh yang
dipertimbangkan bakal diusung Golkar, yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah
Yusuf, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dari
tiga tokoh itu, hanya Saifullah, yang akrab disapa Gus Ipul, yang sudah
dipastikan maju sebagai calon gubernur dengan dukungan PKB. Sedangkan Khofifah
belum menyatakan bakal maju dan Risma telah menolak dicalonkan. "Satu dari
tiga orang ini akan kami usung, tapi penentuannya berdasarkan hasil
survei," ujar Zainuddin.
Zainuddin
belum dapat memastikan kapan calon yang diusung Partainya diputuskan. Menurutnya,
semua keputusan akan diambil sebuah tim khusus yang dibentuk DPP. Mereka
bertugas mengkaji tiap calon melalui metode survei. "Survei kami tidak
hanya sekali, tapi dilakukan beberapa kali agar akurat," ucapnya.
Sementara,
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur,
Abdul Halim Iskandar, secara tegas menyampaikan PKB menginginkan calon wakil
gubernur yang akan mendampingi Saifullah Yusuf berasal dari kader PDI
Perjuangan. Pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut resmi menjadi calon
Gubernur Jawa Timur yang diusung PKB.
“Hari ini saya mengajak Gus Ipul sowan dengan harapan PDIP Jawa Timur berkenan mengirim wakilnya untuk mendampingi Gus Ipul yang diusung PKB,” kata Halim saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan di Jalan Kendangsari, Surabaya.
PKB, sebagai partai dengan kursi terbanyak di DPRD Jawa Timur, bisa mengusung kandidat sendiri. Meski demikian, Halim mengatakan, PKB tidak akan mengusung calon kandidat sendiri tanpa koalisi dengan partai lain.
“Hari ini saya mengajak Gus Ipul sowan dengan harapan PDIP Jawa Timur berkenan mengirim wakilnya untuk mendampingi Gus Ipul yang diusung PKB,” kata Halim saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan di Jalan Kendangsari, Surabaya.
PKB, sebagai partai dengan kursi terbanyak di DPRD Jawa Timur, bisa mengusung kandidat sendiri. Meski demikian, Halim mengatakan, PKB tidak akan mengusung calon kandidat sendiri tanpa koalisi dengan partai lain.
Menurut dia,
kebersamaan adalah kunci kesejahteraan dan kemaslahatan.
“Sebab, semangat yang dimandatkan oleh para kiai kepada PKB ialah semangat kebersamaan dan gotong royong,” ujar Halim.
“Sebab, semangat yang dimandatkan oleh para kiai kepada PKB ialah semangat kebersamaan dan gotong royong,” ujar Halim.
Disisi lain,
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengatakan Ketua DPW PKB Halim
Iskandar sepenuhnya menyerahkan pilihan bakal calon wakil gubernur kepada PDI
Perjuangan. “Pak Halim memang sudah minta agar perkawinan ini menjadi ikatan
yang sah, kemudian minta PDIP agar mendampingi,” kata Kusnadi.
Kusnadi
sendiri, yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, telah
resmi mendaftarkan diri sebagai calon wakil gubernur pada Pilgub Jatim 2018.
Dia mendaftar setelah Gus Ipul mengambil formulir pendaftaran di kantor DPD PDI
Perjuangan. "Alhamdulillah, saya akan daftar juga cawagub,” ujar Kusnadi.
Terpisah,
Wakil Ketua Bidang Keagamaan Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Effendi Choiri
saat safari Ramadan di Kabupaten Bangkalan berpandangan bahwa Pemilihan
Gubernur Jawa Timur pada 2018 ke depan laksana panggung bagi dua tokoh
Nahdlatul Ulama, Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa.
"Kelompok
lain gak punya figur, kaum nasionalis cenderung pada salah satu diantara,
Saifullah Yusuf dan Khofifah. Saya senang hanya NU yang punya figur di
Jatim," kata Effendi.
Menurutnya,
Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul dan masih menjabat wakil gubernur
adalah tokoh paling populer di Jawa Timur saat ini. Popularitas Saifullah, ujar
Effendi, hanya bisa diimbangi oleh Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar
Parawansa yang kini menjabat Menteri Sosial.
"Tokoh
lainnya gak ada yang bisa nyaingin Gus Ipul, cuma Khofifah yang bisa. Makanya
saya sebut Pilgub Jatim panggungnya dua tokoh ini," kata Efendi.
Fakta
itu juga, kata Gus Coy, akan dijadikan dasar oleh DPP NasDem dalam menentukan
siapa calon yang akan didukung. Apakah mendukung Gus Ipul atau Khofifah, dengan
catatan Khofifah maju melepas jabatan menteri dan maju menjadi kandidat calon
gubernur. "Kami belum bersikap soal Pilgub Jatim, tapi intinya kalau gak
Gus Ipul ya Khofifah. Gak mungkin dua-duanya," ujar dia.
Soal
wacana Gus Ipul calon tunggal dalam pemilihan gubernur, Effendi mengatakan ada
dua hal membuat calon tunggal terwujud. Pertama, kata dia, Khofifah tidak
mencalonkan diri. Kalau Khofifah tidak maju, tokoh-tokoh lain dipastikan tidak
mampu bersaing, sehingga bila dipaksakan head to head
dengan Gus Ipul hanya buang-buang anggaran.
Kedua,
menurut Effendi, wacana calon tunggal Pemilihan Gubernur Jawa Timur
karena trauma Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang melelahkan. Sehingga calon
tunggal dianggap solusi pas untuk mencegah polemik karena pilkada.
"Pilgub DKI itu melelahkan, termasuk saya sangat lelah. Kalau dengan calon
tunggal aman, gak perlu berantem lagi, bagus juga," kata dia.
Berdasarkan
pantauan di lapangan para kiai sepakat meminta Partai Kebangkitan Bangsa
mencalonkan Syaifullah Yusuf sebagai Calon Tunggal Gubernur Jawa Timur.
Dalam pertemuan tertutup yang digelar di kediaman Kiai Anwar Manshur di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, para kiai sepakat mengusung satu nama sebagai calon Gubernur Jawa Timur, yakni Syaifulah Yusuf alias Gus Ipul. “NU mendukung satu calon saja, yaitu Syaifullah Yusuf,” kata Kiai Anwar Iskandar yang ditunjuk sebagai juru bicara kiai, Rabu 24 Mei 2017.
Dalam pertemuan tertutup yang digelar di kediaman Kiai Anwar Manshur di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, para kiai sepakat mengusung satu nama sebagai calon Gubernur Jawa Timur, yakni Syaifulah Yusuf alias Gus Ipul. “NU mendukung satu calon saja, yaitu Syaifullah Yusuf,” kata Kiai Anwar Iskandar yang ditunjuk sebagai juru bicara kiai, Rabu 24 Mei 2017.
Pengasuh
Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri ini menambahkan sosok Syafullah Yusuf
pantas untuk didukung mewakili NU. Sebagai petahana, elektabilitas Syaifullah
dinilai tinggi dibanding nama-nama yang lain. Selain itu Wakil Gubernur Jawa
Timur dua periode ini juga menjabat sebagai wakil ketua Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama.
Senada, Ketua
Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH Hasan Mutawakkil Alallah, yang juga Pengasuh
Pesantren Zainul Hasan, mengatakan sudah lama para kiai memiliki aspirasi agar
Gubernur Jawa Timur dipimpin kader NU. "Bahkan NU sebelum lahir kalau
bisa," katanya.
Menurut
Hasan Mutawakkil, satu-satunya partai yang dilahirkan oleh para kiai
adalah PKB. "PKB dipercaya nantinya bisa menjadi instrumen aspirasi
masyarakat yang disampaikan kepada kiai-kiai maupun," katanya. Akhirnya,
para kiai memutuskan untuk menyampaikan aspirasinya itu pada DPP PKB dengan
memunculkan nama Saifullah Yusuf. "Yang muncul ini (mendukung
Saifullah Yusuf) adalah kiai-kiai atas nama pengasuh pesantren," kata
Hasan Mutawakkil.
NU secara
organisatoris, kata Hasan Mutawakkil, tetap pada posisi khitah dalam artian
khitah produktif. "NU tidak menjauhi partai-partai, tetapi mendekati semua
partai. Tentunya, kami berharap PKB secara piawai bisa menggandeng
partai-partai lain. Karena kader NU tidak hanya di PKB tetapi juga di
partai-partai yang lain," ujar Hasan Mutawakkil.
Gus Ipul,
kata Kiai Hasan Mutawakkil, tentunya harus konsisten terhadap apa yang menjadi
amanah para kiai yang merupakan aspirasi dari masyarakat. Ditanya ihwal calon
wakil gubernurnya, Hasan Mutawakkil mengatakan keputusan final ada di partai
tentunya melalui penjaringan. (tim)


