Pilgub Jawa Timur 2018 : Kyai Pondok Pesantren Dukung Gus Ipul, - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

27 Juni 2017

Pilgub Jawa Timur 2018 : Kyai Pondok Pesantren Dukung Gus Ipul,



Surabaya, suarakpk.com - Pilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur sebenarnya masih akan berlangsung tahun depan, namun suhu politik untuk menentukan siapa calon yang akan diusung oleh berbagai partai politik sudah mulai banyak bermunculan. Nama-nama calon yang sudah mulai santer disebut-sebut bakal maju dalam pilgub Jawa Timur 2018 adalah Gus Ipul (Wakil Gubernur Jawa Timur), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), dan juga Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), namun ada satu sosok fenomenal yang dimunculkan oleh Partai Gerindra yakni La Nyalla Mattalitti.
Meskipun belum secara resmi mengumumkan Partai Gerindra berkeinginan mengusung La Nyalla, namun tanda-tanda akan munculnya deklarasi secara resmi untuk mendukung mantan orang nomor satu di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut sepertinya akan segera rilis. Mengingat bahwa Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Ferry Juliantono sudah memberikan sinyal lampu hijau untuk mendukung La Nyalla.
Menurut penjelasan dari Ferry Juliantono, masalah yang dihadapi Jawa Timur, berdasarkan hasil survei, masyarakat Jawa Timur sekarang membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok. Dan sosok La Nyalla ini dinilai akan sanggup untuk memenuhi harapan masyarakat Jawa Timur tersebut.
“Oleh karena itu, saya datang ke sini gantian untuk memberi dukungan moril kepada Pak La Nyalla. Amanat Pak Prabowo juga bahwa jangan lupa terhadap jasa dan kebaikan orang yang telah membantu. Jadi saya ke sini sengaja hadir menguatkan dukungan Gerindra untuk Pak La Nyalla,” tutur Ferry Juliantono.
“Harga-harga kebutuhan pokok, itu relatif masih tinggi. Dan untuk bisa menurunkan harga kebutuhan pokok dan sesuai dengan daya beli masyarakat yang sedang turun, itu membutuhkan sosok seperti Pak Nyalla, yang berani menghadapi mafia-mafia, kartel-kartel barang-barang yang selama ini dikuasai sekelompok atau segelintir pengusaha,” ujarnya.
Terpisah, meski tak bisa mengusung calon sendiri dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018,  Partai Golkar tak mau serampangan memilih calon yang akan diusung. Partai berlambang pohon beringin itu tetap menggunakan metode survei untuk menentukan calon. 
"Mengenai pilgub Jawa Timur, kami belum memutuskan. Kami masih melakukan survei dan sampai saat ini belum rampung," kata salah satu pengurus Dewan Pimpinan Pusat Parta Golkar, Zainuddin Amali, saat bertemu dengan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Bangkalan KH Hasani Zubair, belum berapa lama ini. 
Menurut pria yang kini menjabat Ketua Komisi II DPR RI itu, ada tiga tokoh yang dipertimbangkan bakal diusung Golkar, yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. 
Dari tiga tokoh itu, hanya Saifullah, yang akrab disapa Gus Ipul, yang sudah dipastikan maju sebagai calon gubernur dengan dukungan PKB. Sedangkan Khofifah belum menyatakan bakal maju dan Risma telah menolak dicalonkan. "Satu dari tiga orang ini akan kami usung, tapi penentuannya berdasarkan hasil survei," ujar Zainuddin.
Zainuddin belum dapat memastikan kapan calon yang diusung Partainya diputuskan. Menurutnya, semua keputusan akan diambil sebuah tim khusus yang dibentuk DPP. Mereka bertugas mengkaji tiap calon melalui metode survei. "Survei kami tidak hanya sekali, tapi dilakukan beberapa kali agar akurat," ucapnya. 
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, secara tegas menyampaikan PKB menginginkan calon wakil gubernur yang akan mendampingi Saifullah Yusuf berasal dari kader PDI Perjuangan. Pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut resmi menjadi calon Gubernur Jawa Timur yang diusung PKB.
“Hari ini saya mengajak Gus Ipul sowan dengan harapan PDIP Jawa Timur berkenan mengirim wakilnya untuk mendampingi Gus Ipul yang diusung PKB,” kata Halim saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan di Jalan Kendangsari, Surabaya.
PKB, sebagai partai dengan kursi terbanyak di DPRD Jawa Timur, bisa mengusung kandidat sendiri. Meski demikian, Halim mengatakan, PKB tidak akan mengusung calon kandidat sendiri tanpa koalisi dengan partai lain. 
Menurut dia, kebersamaan adalah kunci kesejahteraan dan kemaslahatan.
“Sebab, semangat yang dimandatkan oleh para kiai kepada PKB ialah semangat kebersamaan dan gotong royong,” ujar Halim.
Disisi lain, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengatakan Ketua DPW PKB Halim Iskandar sepenuhnya menyerahkan pilihan bakal calon wakil gubernur kepada PDI Perjuangan. “Pak Halim memang sudah minta agar perkawinan ini menjadi ikatan yang sah, kemudian minta PDIP agar mendampingi,” kata Kusnadi.
Kusnadi sendiri, yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, telah resmi mendaftarkan diri sebagai calon wakil gubernur pada Pilgub Jatim 2018. Dia mendaftar setelah Gus Ipul mengambil formulir pendaftaran di kantor DPD PDI Perjuangan. "Alhamdulillah, saya akan daftar juga cawagub,” ujar Kusnadi.
Terpisah, Wakil Ketua Bidang Keagamaan Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Effendi Choiri saat safari Ramadan di Kabupaten Bangkalan berpandangan bahwa Pemilihan Gubernur Jawa Timur  pada 2018 ke depan laksana panggung bagi dua tokoh Nahdlatul Ulama, Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa.
"Kelompok lain gak punya figur, kaum nasionalis cenderung pada salah satu diantara, Saifullah Yusuf dan Khofifah. Saya senang hanya NU yang punya figur di Jatim," kata Effendi.
Menurutnya, Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul dan masih menjabat wakil gubernur adalah tokoh paling populer di Jawa Timur saat ini. Popularitas Saifullah, ujar Effendi,  hanya bisa diimbangi oleh Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang kini menjabat Menteri Sosial.
 "Tokoh lainnya gak ada yang bisa nyaingin Gus Ipul, cuma Khofifah yang bisa. Makanya saya sebut Pilgub Jatim panggungnya dua tokoh ini," kata Efendi.
Fakta itu juga, kata Gus Coy, akan dijadikan dasar oleh DPP NasDem dalam menentukan siapa calon yang akan didukung. Apakah mendukung Gus Ipul atau Khofifah, dengan catatan Khofifah maju melepas jabatan menteri dan maju menjadi kandidat calon gubernur. "Kami belum bersikap soal Pilgub Jatim, tapi intinya kalau gak Gus Ipul ya Khofifah. Gak mungkin dua-duanya," ujar dia.
Soal wacana Gus Ipul calon tunggal dalam pemilihan gubernur, Effendi mengatakan ada dua hal membuat calon tunggal terwujud. Pertama, kata dia, Khofifah tidak mencalonkan diri. Kalau Khofifah tidak maju, tokoh-tokoh lain dipastikan tidak mampu bersaing, sehingga bila dipaksakan head to head dengan Gus Ipul hanya buang-buang anggaran.
Kedua, menurut Effendi,  wacana calon tunggal Pemilihan Gubernur Jawa Timur karena trauma Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang melelahkan. Sehingga calon tunggal dianggap solusi pas untuk mencegah polemik karena pilkada.  "Pilgub DKI itu melelahkan, termasuk saya sangat lelah. Kalau dengan calon tunggal aman, gak perlu berantem lagi, bagus juga," kata dia.
Berdasarkan pantauan di lapangan para kiai sepakat meminta Partai Kebangkitan Bangsa mencalonkan Syaifullah Yusuf sebagai Calon Tunggal Gubernur Jawa Timur.
Dalam pertemuan tertutup yang digelar di kediaman Kiai Anwar Manshur di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, para kiai sepakat mengusung satu nama sebagai calon Gubernur Jawa Timur, yakni Syaifulah Yusuf alias Gus Ipul. “NU mendukung satu calon saja, yaitu Syaifullah Yusuf,” kata Kiai Anwar Iskandar yang ditunjuk sebagai juru bicara kiai, Rabu 24 Mei 2017.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri ini menambahkan sosok Syafullah Yusuf pantas untuk didukung mewakili NU. Sebagai petahana, elektabilitas Syaifullah dinilai tinggi dibanding nama-nama yang lain. Selain itu Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini juga menjabat sebagai wakil ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Senada, Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH Hasan Mutawakkil Alallah, yang juga Pengasuh Pesantren Zainul Hasan, mengatakan sudah lama para kiai memiliki aspirasi agar Gubernur Jawa Timur dipimpin kader NU. "Bahkan NU sebelum lahir kalau bisa," katanya.
Menurut Hasan Mutawakkil, satu-satunya partai yang dilahirkan oleh  para kiai adalah PKB. "PKB dipercaya nantinya bisa menjadi instrumen aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada kiai-kiai maupun," katanya. Akhirnya, para kiai memutuskan untuk menyampaikan aspirasinya itu pada DPP PKB dengan memunculkan nama Saifullah Yusuf.  "Yang muncul ini (mendukung Saifullah Yusuf) adalah kiai-kiai atas nama pengasuh pesantren," kata Hasan Mutawakkil.
NU secara organisatoris, kata Hasan Mutawakkil, tetap pada posisi khitah dalam artian khitah produktif. "NU tidak menjauhi partai-partai, tetapi mendekati semua partai. Tentunya, kami berharap PKB secara piawai bisa menggandeng partai-partai lain. Karena kader NU tidak hanya di PKB tetapi juga di partai-partai yang lain," ujar Hasan Mutawakkil.
Gus Ipul, kata Kiai Hasan Mutawakkil, tentunya harus konsisten terhadap apa yang menjadi amanah para kiai yang merupakan aspirasi dari masyarakat. Ditanya ihwal calon wakil gubernurnya, Hasan Mutawakkil mengatakan keputusan final ada di partai tentunya melalui penjaringan. (tim)

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)