Ungaran, SuaraKPK.com — Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan terus memperkuat upaya swasembada pangan dengan menyasar generasi muda sebagai penggerak utama sektor pertanian. Salah satunya dilakukan melalui pelatihan dan dialog bersama para petani milenial Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Aula BLK Bustanuth Tholibin, Dusun Krajan, Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru, Jumat (28/11).
Kegiatan yang diikuti 40 peserta ini dirancang untuk membekali petani muda dengan pengetahuan modern, mulai dari teknik budidaya kekinian, smart farming, hingga manajemen pertanian berbasis teknologi. Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong lahirnya inovator pertanian dari kalangan milenial.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang, Moh. Edy Sukarno, menjelaskan bahwa NU memiliki struktur kelembagaan pertanian yang cukup kuat. Karena itu, pihaknya melihat peluang besar untuk membangun kemitraan strategis dalam pengembangan sektor pertanian daerah.
"Kita kolaborasikan sehingga tidak hanya pemerintah yang menjadi agen, tetapi NU bersama para ulama juga ikut mengawal. Tentu agar pertanian kita sukses,” ujarnya.
Sebagai bentuk implementasi, Dispertanikap menggandeng NU untuk mengelola demonstration plot (demplot) sebagai lokasi penerapan langsung praktik pertanian modern. Kabupaten Semarang saat ini tercatat memiliki 38 demplot pertanian organik yang dikelola oleh NU, baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura.
Selain pelatihan teknis, peserta juga diberi pembinaan kewirausahaan agar dapat berkembang menjadi entrepreneur pertanian yang mandiri dan berdaya saing.
Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Tengah, Mustofa, menambahkan bahwa proses pembinaan petani muda tidak hanya soal teknis bercocok tanam, tetapi juga membangun kedekatan emosional mereka dengan alam.
"Anak-anak muda ini harus mencintai alam terlebih dahulu. Setelah itu baru kita arahkan ke pertanian yang sehat, yakni organik,” jelasnya.
Menurut Mustofa, pengenalan dunia pertanian kepada generasi milenial dilakukan secara bertahap, mulai dari pengenalan lahan, penggunaan alat pertanian, hingga teknik budidaya organik. Dari total peserta, semuanya merupakan pemuda berusia 19 hingga 40 tahun.
“Kita tanamkan pentingnya pangan yang berkah dan thayyib untuk mencegah stunting. Saat ini sudah ada 87 kader melalui Pendidikan Kader Penggerak Pertanian di Kabupaten Semarang,” tambahnya.
Melalui kolaborasi pemerintah daerah dan NU ini, diharapkan muncul generasi petani muda yang mampu menjawab tantangan sektor pertanian modern sekaligus menjaga ketahanan pangan daerah secara berkelanjutan.
(Laporan: Endar W)



Mari jadi wartawan profesional dengan bergabung bersama "Lintang Pena". Dapatkan pengalaman sebagai jurnalis dan penuhi portofoliomu. MEDIA? YA LINTANG PENA! https://lintangpena.com/box-redaksi/
BalasHapusSilakan berbagi referensi berita, tapi mari hindari ajakan yang bernada meremehkan. Lebih baik kita saling menghormati pilihan masing-masing.
Hapus