PURWOREJO, suarakpk.com – Diduga tidak sesuai dengan speck dan dinilai tidak transparan, Warga Kelurahan Sucenjututengah mempertanyakan atas Proyek pembangunan jalan rabat beton di wilayahnya.
Salah satu Warga setempat yang enggan disebut namanya, Selasa (8/08/2023), mengatakan, bahwa proyek pembangunan jalan di Kelurahan Sucenjurutengah yang berlokasi di RT 3/RW1, RT6/RW1 dan RT 1/RW2 serta RT 6/RW 2 dengan menggunakan Danan Kelurahan sebesar Rp 480.533.940 dinilai tidak sesuai yang direncanakan dan terkesan ditutup - tutupi.
“Diantaranya ada pemotongan panjang pengerjaan wilayah kerja dari RAB awal, dengan alasan dari Ketua POKMAS, harga bahan baku naik, tapi penyampaian saat beberapa sudah mulai kegiatan, bukan penyampaian dari awal,” katanya.
Dituturkannya, bahwa awalnya dalam rencana, di RT 01/RW 2 dapat jatah 629 meter, tapi ternyata cuma dpat 543 meter dengan alasan waktu perhitungan RAB awal itu biaya bahan baku belum semahal sekarang, sekarang sudah naik dan dengan sangat terpaksa Warga pun nurut.
“Dan untuk biaya upah tenaga, RT 1 dengan 543 meter hanya mendapat 9 juta dengan tidak menyampaikan RAB sebenarnya. Padahal RAB untuk total glombal itu Rp 95.800.000. Realisasi di lapangan semua upah biaya tenaga kurang dari Rp 35 000.000, karena Warga di suruh kerja bakti dengan alasan anggaran minim,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah Sucenjurutengah, Kelik Dwi Setyawan TP.M.AP saat di konfirmasi di Kantor Kelurahan mengatakan, untuk pembangunan rabat beton semuanya sudah selesai dikerjakan dan tim dari Kecamatanpun sudah cek SPJ dan fisik pembangunannya.
“Untuk semua volume sudah diukur dan hasilnya sesuai, jadi untuk volume bisa saya pastikan tidak ada yang kurang, cuma ada pengalihan pengerjaan yang awalnya pengerjaan di titik jalan poros,” katanya.
Kelik mengaku tidak mengetahui adanya pemindahan obyek Pembangunan, dirinya berdalih, pemidahan lokasi atas dasar kesepakatan warga.
“Oleh kesepakatan warga dialihkan ke titik yang lain dan sayapun tidak tahu, karena dari pihak Pokmas dan Warga tidak menginformasikan ke saya, jadi saya tahunya setelah saya cek ke lapangan dan sudah selesai dikerjakan,” ujarnya.
Lebih lanjut Kelik menjelaskan, adanya iuran senilai Rp 40 ribu dari warga, dirinya mengaku juga tidak mengetahui adanya iuran tersebut digunakan untuk konsumsi para pekerja.
“Pihak Kelurahan tidak mengetahui, saya malah tidak tahu informasi itu dan kalaupun ada, mungkin sifatnya sukarela warga yang tempatnya sedang ada Pembangunan, yang jelas pihak Kelurahan tidak mengetahui apalagi menyarankan adanya iuran itu,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, suarakpk.om belum berhasil mengkonfirmasi ketua Pokmas yang menangani proyek tersebut. Tunggu hasil investigasi di lapangan, benarkah isu dugaan anggaran pembangunan yang tidak sesuai, dan pemotongan panjang pengerjaan, benar terjadi. (Alex/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar