BANTUL, suarakpk.com -Dunia Pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menjadi bahan perbincangan miring ditengah tengah warga masyarakat dengan adanya dugaan praktik praktik pungutan yang diduga dilakukan pihak sekolah melalui komite, setelah sebelumnya SMKN 2 Yogyakarta yang viral beberapa Minggu yang lalu hingga Ombusmen RI turun tangan, lanjut SMKN 2 Depok Sleman yang diduga memungut 3,5 juta tiap siswa, kini giliran SMAN 1 Kretek Bantul yang juga diduga melakukan pungli dengan nominal 3 juta persiswa, hal tersebut diketahui suarakpk.com setelah adanya informasi dari warga masyarakat terkait adanya kewajiban membayar untuk siswa klas X di SMAN 1 Kretek tersebut pada Kamis (22/09/2022).
Mendapat informasi dari warga masyarakat tersebut, tim investigasi suarakpk.com bersama 2 media lain mendatangi SMAN 1 Kretek yang beralamat di Dusun Genting Kalurahan Tirtomulyo Kapanewon Kretek Bantul untuk bertemu Kepala Sekolah Heri Supartono guna mengkonfirmasi kebenarannya pada Jumat (23/09/2022).
Saat suarakpk.com bersama 2 media lain ingin bertemu Kepala Sekolah SMAN 1 Kretek, Heri Supartono mengajak tim media untuk duduk dikursi tunggu aula depan, dan saat ditanya tim media apakah Kepala Sekolah mengetahui adanya dugaan pungli di SMAN 1 Kretek, dirinya memberikan jawaban yang tidak nyambung yaitu Kepala Sekolah belum pernah mengumpulkan POT atau wali murid. "Saya belum pernah mengumpulkan POT (Paguyuban Orang Tua)", jawab Heri.
Dan saat ditanya apakah Komite Sekolah SMAN 1 Kretek ada hubungan dengan SMAN 1 Kretek, Kepala Sekolah menjawab jika Sekolah punya rumah tangga sendiri dan Komite juga punya rumah tangga sendiri. "Komite punya rumah tangga sendiri dan pihak sekolah juga rumah tangga sendiri", ucap Heri dengan serta merta menyampaikan jika keterangannya sudah cukup dan bergegas meninggalkan awak media.
Sementara Humas SMAN 1 Kretek, Dra.Sovia Isniati M.Pd saat ditemui suarakpk.com sehari sebelumnya Kamis (22/09/2022) menyampaikan jika terkait informasi adanya dugaan pungli sebesar 3 juta di SMAN 1 Kretek itu tidak benar, Sovia menjelaskan jika terkait penggalangan dana itu urusan komite, pihak sekolah tidak ikut campur, hanya saja pihak sekolah mempunyai program dan disampaikan ke pihak komite, dan untuk penggalangan dana, Sovia menegaskan jika itu bentuknya sumbangan sukarela.
"Kami pihak sekolah tidak tahu menahu soal itu, soal penggalangan dana itu ranahnya komite, kami pihak sekolah hanya menyampaikan program ke komite, dan jika ada penggalangan dana itu bentuknya sumbangan sukarela", terang Sovia.
Lebih lanjut Sovia mempersilahkan suarakpk.com bertanya langsung kepada Ketua Komite SMAN 1 Kretek yang bernama Bambang yang bertempat tinggal di wilayah Ganjuran masuk wilayah Kapanewon Bambanglipuro. "Silahkan bertanya langsung ke ketua komite, beliau pak Bambang, rumahnya di ganjuran", tutur Sovia.
Disisi lain Ketua Komite SMAN 1 Kretek, Bambang saat ditemui suarakpk.com disekitatan Jalan Parangtritis pada Jumat Pagi Tanggal 23 September 2022 tidak menyangkal adanya dugaan kewajiban membayar bagi setiap murid klas X SMAN 1 Kretek sebesar 3 juta, bahkan Bambang menyampaikan jika itu sudah terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, namun Bambang tidak menjelaskan secara rinci kegunaan dana 3 juta dari setiap siswa klas X tersebut. Tunggu investigasi lanjut suarakpk.com berikutnya. (gianto/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar