GELIAT WILAYAH MARGINAL Desa Suwatu Kec.Gabus - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

11 Juli 2020

GELIAT WILAYAH MARGINAL Desa Suwatu Kec.Gabus


GROBOGAN,suarakpk-  Membangun desa merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya  kesejahteraan masyarakat desa.Gambaran ini sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Umum UU RI Nomor 6 tahun 2014 ini tampak terasa di Desa Suwatu, Kecamatan Gabus.


Geografisnya desa palung selatan, tepatnya kearah barat daya dari pusat kecamatan,berjarak 21 km.Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infra struktur terutama jalan dan jembatan dengan prioritas di wilayah - wilayah perbatasan telah menuai hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari geliat dan bangkitnya ekonomi masyarakat sesa dari sektor pertanian sangat menonjol.


Pada Kamis,9/7, Kades Suwatu Riyanto SH melalui Sekretaris Desa Parmo (61) menceritakan bahwa pada masa lalu desa Suwatu adalah salah satu desa terisolir di kecamatan Gabus karena akses jalan yang tidak pernah tersentuh pembangunan juga sarana komunikasi yang masih terputus, diperparah lagi listrik belum masuk desa Suwatu. Hal ini berakibat tertinggalnya Suwatu di semua sektor dari desa-desa yang lain.


Namun dalam lima tahun ini desa Suwatu menjadi desa yang layak, seluruh pembangunan berjalan lancar, jumlah kemiskinan tertekan, anak - anak mulai mau dan mampu belajar dengan baik, masjid,  mushola berdiri setiap kampung, jalan , jembatan, dan lorong terbangun, listrik menyala.


Parmo menambahkan, "Kepala Desa dan para Perangkat Desa di sini semua bekerja atas dasar pengabdian kepada masyarakat. Betapa tidak ,upah bengkok yang mestinya menjadi hak kami tidak memadai adanya. Sehingga kami tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup kami secara layak. Maka bisa jadi, seorang kepala desa sampai tiga periode tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai SMP. Selain jarak yang jauh dari pusat kota juga biaya pendidikan yang pada masa itu tidak kami bayar", katanya.


Ungkapan tentang potret minimnya fasilitas yang diterima para perangkat desa itu juga dibenarkan Suwanto, ketua TPKD (Tim Pengelola Kegiatan Desa) dia mengatakan, "Saat ini saja Kepala Desa hanya menerima penghasilan dari upah bengkok yang jika ditanami jagung sebagaimana petani lain, hanya menghabiskan satu pes benih jagung,(1 kg-pen.) sedang siltap (Penghasilan Tetap) dan Tunjangan yang diterima sebesar empat jutaan per bulan dan Perangkat Desa merima hanya dua juta lima ratusan rupiah setiap bulan ", ungkapnya.


Ketika media mendalami tentang pelaksanaan kegiatan PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Langsung) Parmo mengatakan, "Desa sedang mendaftarkan proses sertifikasi 482 bidang, karena yang lainnya telah tercover pada program Prona beberapa tahun lalu hingga 3 kali, yaitu sejumlah 927 exemplar SHM", katanya.


Ketika menyinggung soal pembangunan bidang Sosial, Kesehatan dan pernikahan dini sebagai ciri khusus masyarakat desa perbatasan,  dia menjelaskan bahwa penyakit menular dan stunting atau gizi buruk zero, neo natal - maternal ( bayi dan ibu meninggal dalam persalinan)  2 tahun terakhir zero, sedang pernah terjadi dalam 3 tahun ini seorang saja yaitu alm.


Sulastri (22) warga Rt4/Rw III dusun Ngencer karena historynya yang bersangkutan dan keluarga tidak ada kordinasi dan melakukan pemeriksaan di Bidan Desa Suwatu", katanya.


Mengenai persoalan Penikahan Dini dia mengakui angkanya relatif tinggi yaitu sejumlah 7 orang yang mengajukan dispensasi di Pengadilan dan semua perempuan. Dia menambahkan, "Atas nama Pemerintah Desa akan menekan angka ini agar laju peledakan penduduk terkendali terlebih akan dapat menekan angka resti bagi bumi l",tambahnya.


Disinggung mengenai ekonomi dan upaya kesejahteraan masyarakat, dia menuturkan bahwa, penghasilan masyarakat  bisa terbantu adanya program LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) desa Suwatu yang dibina oleh BKPH Dalen.


"Karena geografi desa Suwatu adalah dominan wilayah bukit dan lahan kering maka, praktus disini tidak ada sawah atau lahan basah kecuali sedikit saja. Maka sangat membantu BKPH membentuk LMDH dimana area penanamannya adalah bekas hutan yang telah ditebang, sambil menunggu penanaman kembali yang membutuhkan waktu untuk tumpangsari berkisar dua tahun.


ketua LMDH Wonosemi, Sadin (57) sekaligus ia menjabat Kepala Dusun Ngencer. Dia mengakui dan mengapresiasi BKPH Dalen yang telah membantu masyarakat desa Suwatu dengan penyediaan lahan seluas 250 ha dari 2353,3 ha. Lahan ini telah menggiatkan sebanyak 600 orang petani yang tersebar di empat dusun, yaitu Suwatu, Ngencer, Banyutarung, Karangpung.


Lebih rinci Sadin mengatakan, "Rata- rata penghasilan petani setiap panen secara bruto adalah sebesar Rp 16.000.000,- (enam belas juta rupiah) setiap hektar. "Maka alhamdulillah, rata- rata petani hari ini sudah bisa membeli sapi, ada yang membeli sepeda motor secara tunai", rincinya.


Asper ( Asisten Perhutani) BKPH Dalen di Pandanharum Ir.Bambang Setiawan, mengatakan " saudara-saudara di LMDH sering mengungkapkan kegembiraanya karena hasil panen yang cukup baik, maka saya mengharapkan bersyukurlah kepada Allah, karena pertolongan dan anugerahnya, kemudian gunakan hasil itu sebaik mungkin. Dan satu lagi saya mengajak untuk bekerja sama yang baik dengan pola simbiosis mutualisme dengan kami", pungkasnya.

(Nour- gut/red)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)