Transformasi Komunikasi di Tubuh POLRI - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

05 Mei 2024

Transformasi Komunikasi di Tubuh POLRI

Transformasi adalah sebuah keharusan dalam melakukan modernisasi institusi ditubuh Polri. Baik dalam Birokrasinya, SDM unggul Aparatnya dan Komunikasi yang handal baik secara digital maupun komunikasi langsung dari personil polri.Dalam tataran Slogan Polisi Presisi, tidak hanya Upaya Prediktif, Responsibility, Transparansi, Berkeadilan, tetapi juga harus Komunikastif.

Polri harus selalu hadir ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan kenyaman dan rasa aman yang terus menerus.Kehadiran Polri dengan berbagai atributnya menandai berlangsungnya Pola Komunikasi yang baik.

Komunikasi di Tubuh Polri harus ditingkatkan, dimodernisasi baik SDM dan perangkatnya. Prinsip dari Komunikasi adalah perpindahan pesan dari Polri ke masyarakat dan sebaliknya. Oleh karena itu Jaringan dan kemampuan personil Polri dalam melakukan Transformasi Komunikasi perlu lebih ditingkatkan. Menjadikan Institusi Polri sebagai Pilar Kamtibmas yang mampu memberikan keyakinan dalam pencegahan kejahatan, pelaksanaan prosedur tindakan tegas, penyelesaian proses hukum yang transparan dan berkeadilan, Ini semua bisa dilakukan oleh personil Polri di semua level. Hal yang paling mendasar adalah pola komunikasi Pimpinan Polri agar terus memperbaiki gaya komunikasinya yang elegant dan humanis terhadap semua lapisan masyarakat.

Kekuatan dan kemampuan personil Kepolisian dalam komunikasi akan membangun sinergysitas yang baik antara polri dan masyarakat, Lembaga Negara dan TNI.

Polri harus mengedepankan dialog secara proaktif di masyarakat. Gunakan strategi Komunikasi Persuasif yang baik. Masyarakat tentu akan mengapresiasi Positif dan akan terus mendukung Polri sebagai Intitusi yang diharapkan dan di andalkan untuk menjamin rasa keadilan yang akhir-akhir ini memudar karena berbagai kasus dalam tubuh Polri. Di Bidang Kehumasan, Polri harus memperkaya informasi uptodate dan kekinian. Konteks Komunikasi yang dijalankan harus Low Konteks, membumi dan merakyat. Memahami perkembangan teknologi Komunikasi terutama teknologi digital yang sekarang menjadi dunia lain yang seperti dunai nyata tanpa batas ruang dan waktu. Polri harus berani masuk dalam komunikasi social media, bersinergy dengan awak media, pembinaan pers, perkuat kemampuan personal branding dan terus memodernisasi peralatan digitalnya.

Dalam persepsi masyarakat selain positif, ada negative, frustasi, krtitik. Ini harus dijawab dengan komunikasi baik secara langsung maupun digital. Masyarakat membutuhkan informasi yang langsung dari Sumbernya yaitu institusi Polri. Karena Polri harus selalu hadir ditengah-tengah hati dan pikiran masyarakat. Dalam Era Informasi sekarang ini sangat mudah bagi Polri untuk membuat masyarakat tenang dan merasakan kehadiran Polri, dengan meningkatkan Komunikasi melalui saluran digital baik social media maupun kanal-kanal media yang luar biasa banyaknya, Peran Divisi Humas Polri di Mabes Polri, Biro Humas di Polda dan Polres sampai ke polsek serta tim Babinkamtibmas telah menunjukan kinerja yang baik dan positif. Namun demikian tantangan kedepan dengan kejahatan yang menggunakan teknologi massa akan makin marak. Personil Kepolisian khususnya dibidang Komunikasi harus lebih canggih dari para penjahat. Suka tidak Suka personil kepolisian harus melek sosial media dan berani masuk aktif . Secara pskikologis masyarakat akan merasa berkawan dengan kepolisian baik institusi maupun personilnya.

Dalam pelaksanaan Presisi Polri Upaya Prediktif, Responsibility, Transparansi, Berkeadilan , Bidang Komunikasi memegang peranan sangat penting. Kordinasi dan persamaan geraknya di Elaborasi dengan ketajaman sektor komunikasi secara komprehensif integral. Salam Presisi yang sekarang membumi adalahkarena peran bidang Komunikasi yang presisi dan mampu menghadirkan makna apa itu salam Presisi yang di gagas oleh Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo. Komunikasi yang positif maka akan melahirkan persepsi masyarakat yang positif. Polri harus terus malakukan inovasi dan transformasi dibidang komunikasi agar dapat meneingkatkan kinerja dan kemampuan personil yang bertugas di bidang pencegahan, penegakan hukum, pemeliharaan kamtibmas. Humas Polri terus menjadi Garda terdepan agar Korps Bhayangkara sebagai lembaga yang terus dicintai masyarakat. Tentu kepolisian jangan  anti kritik, dengarkan aspirasi masyarakat, terus melakukan evaluasi, perkuat kualitas teknologi komunikasi disemua level dari mabes polri sampai polsek. Masyarakat akan merasakan hadirnya Polri justru karena informasi yang akurat dan terus menerus yang dilakukan oleh bidang Kehumasan serta mampu merespon atas segala masukan yang ada.

Dalam satu kesempatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memaknai bahwa slogan Presisi adalah Prediktif, Responsibilitas, Transparansi-Berkeadilan. Untuk lebih menunjang pelaksanaan secara nyata dicetuskannya empat pilar kebijakan, 16 program prioritas, 51 kegiatan, 177 rencana aksi, dan 8 komitmen. Secara akademis dan Kerja Cerdas menjadikan empat Pilar Transformasi akan menunjang kinerja Polri menjadi lebih baik. 

Empat transformasi yang di konsep denga baik oleh Polri yaitu Transformasi Organisasi, Transformasi Operasional, Transformasi Pelayanan Publik, dan Transformasi Pengawasan. Sekilas bagaimana Transformasi empat pilar dilaksasnakan secara konsisten dan holistic.

Pilar pertama adalah transformasi organisasi. Transformasi ini berkaitan dengan perkembangan dunia yang dinamis dari sisi teknologi digital khususnya adanya berbagai tantangan dan hambatan. Organisasi yang tidak mampu melakukan Transformasi akan ketinggalan Jaman.Transformasi organisasi akan melakukan integralistik sistem informasi kepolisian, memaksimalkan pemenuhan sarana dan prasarana Polri dengan peningkatan anggaran yang memadai, dan penguatan Puslitbang Polri sebagai pusat riset teknologi. Polri  harus mereformasi dan mampu kembangkan teknologi kepolisian yang modern di era police 4.0  dan 5.0 dalam hal pelayanan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta penegakan hukum.

Polri wajib membangun sistem yang dapat meningkatkan hubungan komunikasi antara kepolisian dengan masyarakat, antara personil kepolisian dengan masyarakat dalam rangka pencegahan dan meminimalisir potensi pelanggaran dan kejahatan. 

Transformasi kedua adalah Transformasi Operasional adalah sebuah proses transformasi yang mengubah input menjadi output yang presisi, akurat dan akuntabel dengan nilai tambah yang memadai. Berbagai upaya mensukseskan dabn mengawal agenda politik ekinomi nasional dilakukan dengan baik. Khususnya dalam hal pemulihan ekonomi nasional pasca pandemic covid19. Dukungan tersebut sangat berarti mengingat stabilitas keamanan memegang peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi demi menjaga dan menimgkatkan daya beli masyarakat Polri akan mempunyai dua kegiatan utama.

Selain itu, dalam transformasi operasional ini adalah aktif dalam penanganan konflik social yang terjadi baik di kota maupun didaerah. Konflik yang terjadi bisa merupakan akumulasi dari berbagai kasus baik di bidang pertanahan, agama, ras dan etnis baik secara horizontal maupun vertikal. Untuk jurus penyelesaiannya Polri harus mengedepankan pencegahan dan dialog antar pihak bersengketa dengan melibatkan totkoh-tokoh agama dan tokoh adat istiadat setempat. Kerjasama penanganan konflik antara pemerintah pusat, polri dan pemerintah daerah mutlak diperukan. Namun, tetap dibutuhkan kerjasama dengan pemerintah daerah sebagai leading sectornya. Upaya penyelesaian damai denga win-win solution harus menjadi target agar bias mengakomodasi kepentingan berbagai pihak.

Pelayanan public adalah Tranformasi ketiga. Transformasi untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan jasa layanan publik dari pihak kepolisian. Ini ada kaitannya ddenge pengembangan dan penggunaan teknologi komunikasi yang canggih dan terus menerus di tingkatkan baik kualitas dan kuantitasnya. dalam bidang Komunikasi Polri harus mampu melakukan pemantapan komunikasi publik. Dengan komunikasi publik yang baik, pesan maupun informasi yang disampaikan akan terdistribusi dengan baik. Di era sekarang ini teruama melalui penyebaran berita hoax, hatespeech, serta propaganda media masih sangatintensif dan marak.

Polri harus mampu melakukan komunikasi publik dengan baik, agar respon dan kilas balik terhadap propaganda negatif bisa tercapai, dan kepercayaan masyarakat bisa meningkat lagi. Komunikasi persuasive mutlak diperlukan dan ditingkatkan, karena komunikasi persuasive adalah komunikasi dua arah sehingga penyerapan aspirasi dari masyarakat lebih maksimal.

Transformasi keempat adalah transformasi pengawasan. Tindakan pengawasan menjadi salah satu kunci dan control bagi manajemen kepolisian. Pengawasan yang baik dan akurat, menjadikan anggota sebuah organisasi bisa tertib dan segaris kebijakan di institusi polri. Komitmen Polri untuk menyediakan pengawasan dengan sistem yang memudahkan bagi masyarakat pencari keadilan. Tentu melalui berbagai sdistem yang di tingkatkan kapasitas dan kegunaannya. Juga melibatkan masyarakat sebagai salah satu pihak yang melakukan pengawasan. Pengawasan internal harus diberdayakan agar keberlangsungan program bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan masyarakat.

Seiring dengan berjalannya Transformasi pengawasan Polri menjadi institusi dengan budaya kerja yang profesional, didukung oleh sumber daya yang kompeten, berintegritas, serta sejahtera agar mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan mendunia. Polri yang profesional, responsif dan terpadu mampu masuk seluas-luasnya kepada seluruh lapisan kelompok masyarakat.

Kapolri dan Divisi Humas Polri disemua tingkatan, berkomitmen melaksanakan Transformasi. Untuk tercapainya konsep tersebut diperlukan empat aspek penting. Pertama, upaya perubahan budaya pengawasan, pimpinan harus turun langsung cek and ricek melakukan pengawasan di lapangan. Kedua, jangan ada tumpang tindih dalam hal pengawasan untuk memudahkan masyarakat pencari keadilan dalam menyampaikan pengaduan sehingga penataan dan pembentukan HTCK (Hubungan Tata Cara Kerja) antar fungsi pengawasan perlu ditingkatkan. Ketiga, kemudahan kepada masyarakat melakukan pengaduan kepada Polri sebagai bentuk pengawasan eksternal kepada Polri. Keempat, membangun sinergitas antar lembaga pengawas sehingga diperlukan sistem pengaduan yang terintegrasi dengan fungsi pengawasan lainnya (handling complaint system).

Transformasi adalah perubahan. Setiap perubahan membutuhkan Komunikasi yang efektif dan efisien. Teknology Komunikasi, SDM unggul dan keterbaruan sistemnya harus menjadi bagian terpenting untuk ditingkatkan dan diperbarui mengikuti perkembangan jaman.Personil Polri dibidang Komunikasi harus lebih berkompeten dan canggih agar semua tujuan Presisis dan transformasi Polri berjalan sesuai yang d harapkan.

Transformasi Komunikasi merupakan komitmen seluruh pimpinan dan personil Polri dalam rangka mengaktualisasikan polri yang Profesional, Humanis dan berkarakter sebagai abdi Bhayangkari. 

Penulis : KPH.Dr.H. Andi Budi Sulistyonegoro,SH.,M.ikom (Gus Andi) - Pakar Ilmu Komunikasi dan Budaya - Dewan Penasehat Redaksi Media SUARAKPK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)