UNGARAN, suarakpk.com - Ketenangan dan ketentraman warga Desa
Pucung, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang beberapa minggu ini mulai terusik
dengan adanya proyek betonisasi jalan di desa Pucung. Pasalnya, proyek
bentonisasi yang bersumber dari Dana Desa senilai Rp.192.000.000 diduga telah
merampas sebagian hak tanah warga, sehingga saat ini ramai diperbincangkan di
kalangan warga Desa Pucung dianggap telah merampas hak warga desa.
Kepala Desa Pucung, Samsudin siang tadi, Senin (20/5) kepada
suarakpk.com mengaku, bahwa proyek betonisasi jalan di desa Pucung sebenarnya tidak
ada masalah dengan warga. Menurutnya, isu tersebut sengaja dihempuskan oleh
orang yang tidak senang dengan dirinya. (Baca Juga : Ganjar Pranowo : Jalur Alternatif Siap Dilalui Pemudik 2019)
“untuk lebih jelasnya silahkan tanya kepada Kadus Desa
Karangjati, Rofik yang juga sebagai ketua TPK.” pinta Samsudin dengan nada
ketus saat ditemui di ruang kerjanya.
Sebelum suarakpk.com mengkonfirmasikan ke Kadus, Rofiq,
terlihat Kades Samsudin menelphone seseorang, yang ternyata tidak selang berapa
lama, Kadus Rofiq hadir di kantor Kepala Desa Pucung.
Dijelaskan oleh Kadus Rofiq bahwa permasalahan proyek
betonisasi jalan di desa Pucung yang tidak melibatkan warga sekitar, Rofik tidak
sejalan dengan warga Desa Pucung, Dia beralasan, karena tenaga dari warga desa tidak
berkwalitas dan kerjanya tidak dapat dihandalkan. (Baca Juga : Ganjar Pranowo : Wabup Jepara Segera Ambil Alih Pemerintahan)
“Selain itu, warga Desa Pucung ini tidak bisa membentuk tim
kerja yang disyaratkan minimal terdiri dari 6 orang, dan warga Desa Pucung
tidak memiliki tangungjawab dalam bekerja.” ucap Rofiq dengan raut muka sinis.
Lebih lanjut, Rofiq mengungkapkan terkait talud yang berada
di depan rumah warga, sehingga tidak memberikan akses jalan masuk sebagaimana
yang terekam dalam liputan suarakpk.com, Rofiq mengelak, namun saat ditunjukkan
video rekaman, akhirnya Rofiq terdiam.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan suarakpk.com di lapangan, selain
adanya talud yang menutup akses keluar masuk rumah beberapa warga, juga muncul
permasalahan yang lebih serius. Diduga pelaksana proyek dan Kepala Desa telah
melakukan penyerobotan hak tanah wargnya.
Sebagaimana diungkapkan salah satu warga yang terdampak pada
pembangunan talud sehingga dia harus rela kehilangan sebagian tanahnya karena terkena
pelebaran jalan namun tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya, bahkan warga
juga tidak mendapatkan ganti rugi dari desa.
Dibantah oleh Rofiq, dengan dalih, bahwa tanah tersebut sudah
menjadi milik desa sejak Kepala Desa sebelumnya, sedang diketahui bahwa Kepala
Desa sebelum Samsudin adalah istri samsudin sendiri. (Baca Juga : Cegah Wuwuran Pilkades Di Kebumen, Masyarakat Bentuk Aliansi)
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penyelesaian dengan
warga setempat, di sisi lain, warga juga merasa takut untuk menanyakan
penyelesaian penggunaan tanahnya kepada Kepala Desa Samsudin, dan telihat proyek
betonisasi jalan tetap berjalan.
Terpisah, suarakpk.com belum mendapatkan konfirmasi dari
Instansi terkait, untuk memberikan konfirmasi atas persoalan yang dialami oleh
warga Desa Pucung, Kecamatan Bancak, Kebupaten Semarang. (samsul/red)
Yang menjadikan warga desa masih was" itu, proyek perombakan jalan itu apakah bisa selesai dalam tempo waktu..karena kalau tdk ada kejelasan yang akurat,warga akan terus terasa geram..karna pembangunan sudah mencapai tahap akhir,sedangkan proyek belum selesai,jalan beton sudah agak rusak..
BalasHapusTenaga dari warga desa tidak berkualitas?? 🤣🤣🤣 yg sekarang aja proyek belum selesai tapi jalan udah rusak?? Tenaga kerja bapak berkualitas gak?
BalasHapusHarusnya ada tim pemantau dari dinas terkait mengenai standart kualitas bangunan agar tdk terkesan proyek asal asalan dan benar benar mendatangkan kebaikan bagi rakyat desa pucung utk jangka panjang
BalasHapusMasa sih SDM pucung minim???
BalasHapusEfek....birokrasi tertutup mas bro...
HapusMungkin kurang keterbukaan informasi proyeknya ya.....???jadinya masyarakat kurang bahkan ada sebagian masyarakat tidak tau tentang proyek betonisasi irtu...
BalasHapusPak Hadi kelihatannya kok ngeles pura pura gak tahu jeroan pucung saja...ha..haa..ini beritanya sudah masuk lagi di media lain ..viralkan
HapusTak nyimak wae....komen yo di paido...
HapusIni penghinaan pencemaran nama baik sebagai warga Pucung ra Trimo iki
BalasHapusTrimak trimakke....kena delik provokator lo ya....
HapusGak ada delik provokator itu, belajar tentang hukum dulu juragan,,,selama ada bukti dan validasi data, gak ada namnya provokator..biasane yang suka ngata ngatain delik provokator adalah orang yang ketakutan akan fakta he..he.. hati hati kalau komentar di media ..budayakan bukti dan fakta
HapusPembelajaran untuk desa desa yang lain!!!
BalasHapusMinta ditindak lanjuti pak KPK...biar jelas dan terbuka birokrasinya
BalasHapusSudah sampai Sekda Propinsi berkasnya sudah dilaporkan juga ke https://www.lapor.go.id/laporan/kategori/dana-desa-alokasi-dana-desa-dd-add/process bagi yang menemukan kasus kasus dugaan penyalahgunaan Dana Desa langsung saja isi di alamat ini: https://satgas.kemendesa.go.id/pengaduan-dana-desa/
HapusKPK mboten kenal amplop Mbah...mboten kados...oknum LSM Abal Abal..terima amplop..wonten lapangan Pancasila...
BalasHapusMaksute leh nguwei amplop nek lapangan ngono po piye.....kok kurang mudheng aku....
HapusAda 2 oknum perangkat desa...yang bobol dana umpk bancak..sampai ratusan juta..berita Niki pun dugi kecamatan bancak..Bukan isu...tapi Nyoto...pak camat pun ngertos masalah Niki...
BalasHapusLho.....mosokk...
HapusMbah hadi kok mosak mosok....koyo kurang gaul sampeyan mbah...
HapusIyyo lehku dolan kurang adoh
HapusIngat pesen pak Menteri Pak Menteri Kemendesa Pak Eko mengatakan, dana desa harus bisa dioptimalkan sesuai kebutuhan. Pada 2019, dana yang dianggarkan pemerintah hingga Rp 73 triliun akan digunakan untuk pembangunan SDM dan pembangunan ekonomi.“Infrastruktur sudah cukup, kini saatnya dana desa untuk pemberdayaan manusia dan pembangunan ekonomi,” terang dia.
BalasHapusSilahkan bagi warga desa Pucung Bancak yang mau melaporkan kasus kasus di desa yang terkait kebijakan pejabat desa langsung saja ke www.lapor.go.id
BalasHapusKalau kasus pejabat desa selingkuh dengan istri orang yang juga pegawai negara apa juga bisa dilaporkan pak disitu
HapusLha dha lah....perngkat kok selingkuh...rame iki...
HapusSelingkuh????
BalasHapusHalah sampeyan ki pura pura gak tahu saja...ki sopo to? kok gak ono jenenge..ra gentle blas apa sampeyan pura pura seakan akan gak pengen tahu...photonya meskipun gelap masih tersimpan...kalau butuh WA ke +855176438 wani bayar piro !!!
HapusFoto selingkuh maksut nya?.....kalau nyimpen bisa rame nih....
HapusSinyale lemot....
BalasHapusKayaknya perlu evaluasi kinerja perngkate....
BalasHapusRakyat bersatu tak bisa dikalahkan...po bener yo
BalasHapusPucung dapat poin pembayar pajak terbaik gan....se kab semarang gan...
BalasHapusModus buat nutupi borok deso kali....
HapusRalat ...Yang benar pembayar pajak terbaik Desa Sidoharjo di Kecamatan Susukan.. Kadesnya namanya Bu Purwanti
Hapusiki tenan pok ora jane berita ki
BalasHapusAku gek badan.....rung jelas iki...
BalasHapusJadi viral nihh.
BalasHapusProyek embung air yang di gadang gadang untuk langkah penyelamatan pertanian tidak berfungsi,seolah olah embung air tersebut hanya untuk ajang ngejar proyek,nyatanya sampai saat ini hanya jadi monumen bisu.
BalasHapusWah sudah masuk di twitternya pak Ganjar ya kasusnya desa Pucung ternyata tak pikir hoax ternyata beneran beritane
BalasHapusYo jelas to..
BalasHapusYang pada komentar disini sebetulnya pada sirik alias cuman pengen dapat bagian hasil keuntungan proyek ya dari pejabat desa yang rakus....sementara yang dapat keuntungan proyek pejabat yang rakus kok ya gak tahu dan gak paham rasanya indahnya berbagi keuntungan hasil proyek...jadi lanjutkan saja biar sekalian hancur lebur anggaran desanya mewek...
BalasHapusBagi saya salah om...duet ra sepiro cliliti....lebih ke emosi...do ngetut duet rakyat..do tenang2 kayak gak ada pasalnya..dia pikir rakyat pucung gak tau...gak brani lapor...
HapusOh maaf sekedar komentar saja saya om...jangan emosi ya..maaf saya juga sepet delok kadus kadus pucung do bancaan duit rakyat kok ha..haa
BalasHapusGawe nyanyi yo
BalasHapusOpo yo do seneng ngolor kabel eg perangkate???
BalasHapusKog ada yg janggal yg d katakan sama pimpinan projek desa pucung.
BalasHapusAda beberapa bukti salsh satu nya saluran irigasi yg d buat oleh tukang" handal yg d pilih pimpinan projek seharusnya hasile dari pekerjaan itu bagus tp alhasil saluran irigasi buat mengairi lahan pertanian banyak yg bocor sehingga debit air yg lewat saluran irigasi tersebut tidak berfungsi secara maksimal.
Ojo do kakean omong sing penting desane dewe tentrem ayem damai..
BalasHapusSuatu desa bukan hanya butuh tentrem ayem,damai pak rofik.
HapusMasyarakat juga butuh makmur ekonomine, sehat jiwa ragane, jujur omongane, nyata pembangunane.
Mungkin itu contohnya.
Msh banyak kog yg d butuhkan masyarakat. Bukan soal tentrem, ayem damai saja.
Bumdes,embung,betonisasi,perangkat menyalah gunakan dana umpk,tak simak e sik....selingkuh tak inceng
BalasHapusRa kakean omong do kepenak en turu mu pak de...
BalasHapusMadik madik bojone uwong yo dame
BalasHapusMbang sewu aman
BalasHapusIsune enek sing pisah ranjang ki tenan po ra....nak tenin rak yo piye....wuzzzz
BalasHapusYang dewasa kalau berkomentar jangan bawa bawa urusan personal kalau gak ada bukti bisa kena delik pencemaran nama baik kamu, bedakan urusan personal/pribadi dengan urusan kepemerintahan ya,,budayakan damai dan aman di desa kalau ada masalah di musyawarahkan yang baik jangan menuduh dulu tanpa bukti
HapusNak komen sing duwe bobot to boz.....dadi lurah ki modale yo akeh....di rewangi ingon2....di rewangi nyangoni 50 rb an per uwong...dadi ojo nemen2 mojokne perangkate...idep idep iso golek ijole dana calonan.
BalasHapusBis kolobis kontul baris
BalasHapusSabar mbah lurà h....era tehnologi mbah..era keterbukaan...jaman dah berubà h mbah...
BalasHapusOno opo kok podo eker2an lur,di rembuk ae seng apek2.
BalasHapus