MALANG, suarakpk.com - Warga Desa Tegal Rejo dibuat resah terutama para petaninya, hal ini disebabkan kewenang-wenangan dari PTPN. Bermula dari adanya sewa menyewa tanah yang dilakukan pihak PTPN kepada warga masyarakat. Pihak PTPN tanpa ada pemberitahuan dan sosialisasi langsung mencabuti tanaman milik warga. Hal ini ditandaskan oleh Nanang selaku Kaur Pemerintahan.
"Pihak PTPN tanpa koordinasi dengan Pemerintah Desa melakukan tindakan kesewenang-wenangan kepada warga kami dengan mencabuti tanaman yang ditanam oleh warga," ujarnya dengan nada keras.
Koordinator warga penyewa tanah Ari Ismanto manyatakan bahwa data luas tanah sewa menyewa antara warga dengan pihak PTPN sangat berbeda. Data warga luas lahan yang disewanya adalah 177 hektare.
Sedang, versi dari pihak PTPN luas lahan yang disewa hanya seluas antara 97 - 98 hektare. "Perbedaan data luas lahan tersebutlah yang mungkin menjadi penyebab adanya kejadian ini," menurut analisanya.
Sedangkan dari pihak PTPN hingga berita berita ini diturunkan belum bisa diminta konfirmasi.
Hingga siang tadi, kamis (24/8) warga masih mengepung kantor PTPN sekitar 300 orang. Kedatangan warga ini untuk meminta kejelasan terkait tindakan yang dilakukan oleh PTPN dengan mencabuti tanaman warga tanpa ada koordinasi dengan warga maupun pemerintah desa selain itu warga meminta haknya selaku penyewa yang telah diingkari oleh pihak PTPN.
Para karyawan yang berada di sekitar lokasi kantor manajemen PTPN ketika diminta pendapatnya tentang hal tersebut berkata, "Kulo mboten ngertos pak, niku urusan manajemen (Saya tidak tahu pak, itu urusan pihak manajemen Red.)," ujar Rumani.
Demikian pula dari pihak kepolisian yang ikut dalam pengaman adanya pengepungan tersebut.
"Kami datang ke sini atas permintaan dari pihak manajemen (PTPN. Red.) Pak Hendri bahwa kantor dikepung sekitar 300 orang yang menutup kantor perwakilan ini." ungkap Jadmiko dari Brimob.
Pada waktu kejadian di sekitar lokasi terdapat 3 karyawan PTPN dan 4 anggota Brimob. Merwka tidak bisa berbuat banyak ketika warga yang menuntut haknya dengan menutup kantor ini. Menurut keterangan di lokasi, para warga ini datang atas inisiatif sendiri dan tidak ada koordinator yang memimpin. Selama pengepungan berlangsung dengan damai.
Kesepakatan warga bahwa bila kantor tersebut akan dibuka lagi maka Pihak PTPN harus menghubungi warga terllebih dahulu untuk menyekesaikan permasalahan yang terjadi. Menurut warga pengepungan ini terjadi disebabkan oleh masalah kehidupan orang banyak. "Gimana lagi mas ini sudah menyangkut masalah perut," kata Rudi yang ikut dalam aksi ini.
Selama ini menurut pengakuan warga bahwa pihak PTPN maupun warga belum pernah sama sekali duduk satu meja untuk mencari solusi maka muncullah peristiwa pengepungan ini. (Tim)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar