GROBOGAN, suarakpk.com – Setidaknya hampir 400- an calon penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Karangrayung dan sekitarnya, kesal dan merasa tertipu oleh oknum Ketua KUD dan sebuah badan usaha yang dijanjikan sudah setahun yang lalu.
Bermula dari sosialisasi yang dilakukan oleh team program KUR dengan berkedok kerjasama di bawah naungan badan usaha Koperasi Unit Desa (KUD), masyarakat tergiur dengan penawaran program pertanian, dan peternakan dengan dijanjikan mendapatkan dana pinjaman KUR dengan bunga ringan. Penawaran bervariasi, untuk pertanian mendapatkan pinjaman hingga Rp. 90 juta, sedangkan untuk program peternakan berkisar Rp. 25 juta hingga Rp. 50 Juta per petani.
Seorang koordinator lapangan dengan inisial SW (50) asal Desa Mangin Kecamatan Karangrayung, mengaku dirinya merasa dirugikan atas ketidak pastian program tersebut.
"Saya sudah mengkoordinir beberapa orang, dan saat ini masih menunggu kepastiannya, kapan mau di cairkan," tuturnya.
Dirinya merasa bertanggung jawab terhadap pemohon di bawah koordinasinya, dan berharap jika program itu gagal diminta untuk mengembalikan iuran pendaftaran yang sudah disetorkan sebesar Rp. 250.000 per orang.
"Saya minta dana yang sudah disetor dikembalikan saja," pintanya.
Sementara Kantor KUD Telaga Raya, yang berlokasi di Jalan Raya Godong - Karangrayung, di Desa Mojoagung terpantau, Selasa (01/08/2023), sepi dan kantor dalam keadaan tertutup.
Seorang warga di sekitar lokasi yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan bahwa Kantor KUD sudah beberapa bulan sepi tidak ada aktivitas. Diinformasikan semenjak Ketua KUD Margo Ariyanto dikabarkan meninggal dunia beberapa hari yang lalu, kantor terlihat sepi tidak ada aktivitas sama sekali.
"Ketuanya baru saja meninggal, dan pengurusnya juga tidak nampak ada di kantor," jelasnya.
Dalam penelusuran Media SUARAKPK berhasil menemukan rumah kediaman salah satu pengurus, Endang Setyowati di Desa Putat Nganten Kecamatan Karangrayung Grobogan. Saat dikonfirmasi, dirinya mengaku dan menjabat sebagai Ketua Pengawas KUD Telaga Raya dibantu para anggotanya. Dalam keterangannya terungkap bahwa, adanya program KUR tersebut, ternyata tidak ada hubungannya dengan aktivitas KUD.
"Begini pak, Program tersebut tidak berhubungan dengan aktivitas KUD, hanya kebetulan numpang kegiatan di kantor saja, saya hanya membantu saja," tuturnya.
Endang mengaku, justru sebagai pengawas KUD, juga ikut menjadi korban janji.
"Saya juga termasuk menjadi korban, karena sampai sejauh ini pihak Penyelenggara putus komunikasi, dan tidak ada kejelasan," lanjutnya.
Ketika ditanya apakah dana yang disetorkan sebesar Rp. 250.000 per pemohon masuk di kas KUD, dirinya membantah, karena dana yang diterima langsung dibawa Almarhum Margo Ariyanto waktu itu.
"Dana itu langsung disetor ke PT Java Princessesha oleh almarhum," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto, ditemui Media dikantornya Selasa (01/08/2023) merasa tidak ada tembusan dan merekomendasikan apapun terkait program KUR perbankan yang bekerjasama dengan pihak ketiga.
"Saya tidak pernah merekomendasikan program seperti itu, bahkan jika ada selalu kami tolak, karena kami nilai hanya menguntungkan pihak tertentu saja," tandasnya.
Menurutnya sudah ada sekitar 5 organisasi pihak ketiga yang sudah ditolak dalam menawarkan kerjasama dibidang pembiayaan KUR program pertanian.
Pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dan tergiur program seperti itu.
"Saya minta masyarakat harus waspada dan hati-hati dalam mengikuti program - program yang tidak ada dukungan instansi resmi pemerintah, agar terhindar dari unsur kepentingan pihak lain yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya. (Hari/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar