KENDARI, suarakpk.com - Kenaikan tarif penyeberangan angkutan laut trayek Tampo Torobulu begitu sebaliknya, membuat resah khusus pengguna lintas penyebrangan tersebut.
Pasalnya kenaikan tarif oleh ASDP dianggap tidak relevan. Lagi pula itu dilakukan hanya sepihak tanpa ada sosialisasi sebelumnya.
Karena itu, atas nama masyarakat Sulawesi Tenggara pengguna jalur trayek tersebut, Dewan Pembina Lembaga Aliansi Pemuda dan Pelajar Sulawesi Tenggara (LEMBAGA AP2 SULTRA) La Ode Hasanuddin Kansi segera meminta kepada pihak ASDP untuk merevisi ulang atas tindakannya.
Sebab, itu semua berdampak pada proses kehidupan masyarakat yang selalu menggunakan jalur tersebut.
"Kalau ini tidak segera disikapi, maka jangan salahkan kami kalau dalam waktu dekat akan ada aksi besar besaran. Apakah tutup jalan atau tutup akses penyeberangan? Itu nanti tinggal kita menunggu saja waktunya,"tegas Dewan Pembina AP2 Sultra, Hasanuddin.
Kata dia, kenaikan harga tiket yang diberlakukan oleh pihak ASDP, itu tidak berdasar dan tidak memikirkan efek sampingnya dari masyarakat sebagai pengguna jasa.
"Masa hanya 3000 an naik BBM terus harga tiket dikasih naik hingga ratusan ribu atau Naik 90%? Dimana singkrongnya itu. Ini kan sama saja dengan pembodohan rakyat,"katanya.
Dia menyebutkan bahwa harga tiket mobil sebelumnya kisaran Rp 380 sekali menyebrang,. Namun kali ini itu sudah naik hingga 620 an.
"Padahal kenaikan harga BBM itu hanya kisaran 3000an. Setelah kita pikir pikir, tidak berimbang to. Naik BBM 3000 an dan naik harga tiket hingga ratusan ribu,"jelasnya.
Karena itu lanjut Hasanuddin, dirinya secara tegas meminta kepada pihak berkompeten untuk segera menyikapi ini. Dinas perhubungan provinsi segera lakukan rapat bersama pihak ASDP soal aspirasi rakyat.
"Ini harus disikapi,"pungsnya. (Udin Yaddi)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar