KULONPROGO, suarakpk.com – Dalam upaya menciptakan lingkungan stasiun wates yang rapi, bersih, indah dan nyaman, belum lama ini, Kamis (24/2/2022), PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemindahan beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL), di depan stasiun Wates, yang berjualan di atas trotoar. Selain melakukan penertiban dan pemindahan, PT.KAI juga penyerahan bantuan uang tunai kepada PKL sebagai ongkos bongkar muat warung.
Dalam proses pemindahan dan pemberian bantuan uang kepada PKL, juga disaksikan oleh pejabat terkait, diantaranya, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kulonprogo, Yuliantoro S.E., Kepala Desperindag Kabupaten Kulonprogro, Rohedy Goenoeng S.Sos., Kepala DPUPKP, Ir.Gusdi Hartono M.T., Lurah Wates, Bambang Sunartito,S.I.P., serta beberapa petugas dan pejabat dari PT KAI Daop 6/Yogyakarta dan pejabat Stasiun Wates.
Salah satu pejabat PT.KAI di lapangan, saat dikonfirmasi, dirinya meminta, media mengkonfirmasi langsung menghubungi Humas KAI.
“Silahkan langsung ke Humas saja, karena kami dibatasi untuk menjelaskan,” ujarnya, dan memberikan nomer WA Manager Humas PT KAI Daops 6/Yogyakarta, Supriyadi.
Sementara, saat dikonfirmasi, Manager Humas PT KAI Daops 6/Yogyakarta, Supriyadi, melalui WhatsApp, menuturkan bahwa stasiun Wates sebagai pintu gerbang menuju Kabupaten Kulonprogo, saat ini mulai ramai penumpang.
“Apalagi semenjak berjalanya KA Bandara NYIA, lintas Yogyakarta - Bandara NYIA, yang berhenti di stasiun Wates sebanyak 20 KA, serta ada 20 KA jarak jauh dan juga 8 KA pramexs, dengan penumpang per-hari sebanyak 1.090 orang, naik dan turun di Stasiun Wates,” tuturnya.
Supriyadi mengatakan, bahwa untuk menciptakan area lingkungan stasiun Wates yang bersih, indah, rapi dan nyaman, dilakukan penataan di lingkungan stasiun. Salah satunya dilakukan pemindahan pedagang di trotoar di depan stasiun.
“Ada 13 pedagang, yang saat ini menempati area depan stasiun Wates, yang masuk dalam aset PT KAI,” katanya.
Dijelaskan Supriyadi, bahwa untuk biaya pembongkaran, serta mengangkut bekas bongkaran, PT KAI Daops 6 Yogyakarta memberikan bantuan dana kepada pemilik kios tersebut.
“Kegiatan sosialisasi sudah dilaksanakan semenjak bulan januari 2022, termasuk sudah koordinasi dengan beberapa pihak di kabupaten Kulonprogo, guna penataan lingkungan stasiun Wates. Setelah pemindahan PKL di depan stasiun Wates, PT KAI akan mempercantik stasiun Wates,” jelasnya.
Di sisi lain, salah satu pedagang, Utami Budi Wiharti (43), mengaku menolak pemindahan warungnya yang terkesan tergesa – gesa dan tidak memberikan batasan waktu yang longgar.
“Karena PT.KAI hanya memberikan waktu sampai dengan tanggal 28 Februari 2022, harus sudah pindah dan area harus kosong,” ucapnya.
Utami, mengatakan, bahwa hanya dirinya saja yang menolak pemberian PT.KAI sebesar Rp.500 rb untuk biaya bongkar dan angkut.
"Saya tetap bertahan dan gak mau menerima uang bongkar Rp.500rb mas, uang segitu sampai mana sekarang, saya masih bertahan kok, saya disuruh pindah ke pasar bendungan apa pasar sentolo, ya gak mau saya, wong pasar di sana sepi banget, saya sudah survey masalahnya, saya pinginnya jualan di area sini saja mas, karena setahu saya ini tanah milik PU," katanya dengan nada kesal.
Menanggapi keterangan Pedagang Utami, Kepala DPUPKP, Ir.Gusdi Hartono M.T., menandaskan, bahwa lokasi yang digunakan PKL merupakan milik PT.KAI.
“Para PKL, memang menempati tanah aset milik KAI,” tandasnya, sambil menunjuk batas - batas sesuai foto peta blok di hpnya.
Sedangkan, sesepuh dan ketua carteran ojek stasiun, Agus suprapto (62) mengungkapkan, bahwa dirinya menerima dengan legowo. Pasalnya, dia sebelumnya sudah mengikuti rapat pada awal tanggal 3 januari 2022, di kapanewonan bendungan yang membahas tentang rencana pemindahan pos ojek dan PKL.
“Pada dasarnya PT. KAI dulu memang memberikan tempat sementara kepada kami dan jika hari ini (24/2/2022) diminta, karena memang haknya dan milik KAI saya mendukung, Saya legowo jika ini diminta?” pungkasnya. (Jimi/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar