GROBOGAN, suarakpk.com - Kekayaan sumber daya alam ( SDA ) merupakan potensi yang sangat menguntungkan guna kemakmuran masyarakat, namun kekayaan SDA yang dimiliki jika tidak ditunjang dengan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang mumpuni akan berjalan kurang efektif dan belum tercapai sesuai tujuan pemanfaatannya, kurangnya koordinasi antar lembaga dan dukungan dari pihak pemangku kepentingan juga sangat berpengaruh pada kesuksesan program kerjanya.
Hal ini tergambar dalam pengelolaan Instalasi pengolahan Gas Rawa di Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, nampak instalasi yang terpasang masih berdiri tegak, namun perawatan atau maintenance sangat kurang.
Terpantau pipa dan tabung penampung gas tidak terurus, instalasi sambungan pipa banyak yang bocor, sehingga hal ini menjadi penyebab terhentinya operasional pemanfaatan teknologi sumber daya alam dari gas rawa di Desa Rajek.
Kepala Desa Rajek Abdul Kadir saat ditemui Media SUARAKPK diruang kerjanya Kamis ( 23/12/2021 ) menjelaskan, mangkraknya program tersebut. Kades Rajek Abdul Kadir ketika ditanya duduk permasalahannya menjelaskan karena pengelolaan kurang dukungan dana dan rendahnya SDM pengelola, sehingga pemanfaatan teknologi tersebut tidak maksimal. " Desa belum mampu dan membantu proyek tersebut, karena belum ada anggaran," katanya.
Lebih lanjut Abdul Kadir menjelaskan, sebenarnya rencana awal proyek gas rawa tersebut akan dikelola swakelola bersama BUMDES namun karena terkendala dana anggaran sehingga hingga saat ini belum terwujud. Diakuinya potensi gas rawa di desanya sangat besar sekali , karena menurut penelitian dari Kantor ESDM sumber gas wilayah sangat besar kandungan gasnya. Dikisahkan munculnya gas alam tersebut diketahui pada Tahun 2017 yang lalu pada saat salah satu warga yang mengadakan pengeboran untuk kepentingan air bersih. Disebutkan terdapat ada satu titik lokasi semburan yang diperkirakan mengandung gas yang berlimpah. Lokasi ini di Sendang Beluk yang merupakan area yang terlokalisasi karena adanya semburan gas disekitarnya.
Sebenarnya pada awal beroperasi proyek pemanfaatan gas rawa ini sudah mendapatkan perhatian pemerintah provinsi dan bahkan mendapat bantuan dari Gubernur Ganjar Pranowo. Bantuan berupa infrastruktur diberikan 2 tahap yaitu Tahun 2017 dan 2019 berupa Instalasi pengolahan Gas dan peralatan saluran pipa hingga kompor ke sejumlah rumah tangga pemakai.
Terpisah salah satu pengurus Sarmadi warga RT 06 RW 02 Desa Rajek Kecamatan Godong, ketika ditemui di rumahnya menjelaskan mangkraknya proyek gas rawa tersebut. Dirinya ditugaskan untuk mengurus dan merawat instalasi, namun karena minimnya pengetahuan dan biaya perawatan sehingga hal ini menjadi penyebab terhentinya operasional. Diakuinya minimnya sumber pemasukan dan tidak adanya subsidi dana perawatan sehingga terpaksa operasional dihentikan. " Saya takut terjadi apa-apa mas, karena beberapa pipa saluran sudah bocor, " jelasnya. Seorang warga lain yang juga pengguna menuturkan takut menggunakannya lagi karena sumber api tidak menyala secara normal dan ada bunyi gemuruh pada pipa saluran. " Kami takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebelum instalasi diperbaiki tidak mau pakai ," keluhnya. ( Hari /Red ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar