FOTO : Kapolresta Palangka Raya, Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri mencoba menanyakan motif kenapa tersangka melakukan pencabulan.
PALANGKA RAYA,
suarakpk.com –
Sungguh biada apa yang dilakukan Ah (32). Seorang buruh bangunan ini seharus
menjadi pelindung bagi anaknya, malah justru melampiaskan nafsu setannya
berulang kali kepada anak tiri yang masih berusia delapan tahun.
Akibat perbuatannya tersebut, Mawar (nama samaran) mengalami
luka robek dan bernanah pada kelaminya akibat ulah sang ayah tirin tersebut.
Dari pengakuan tersangka Ah, niat cabul tersebut muncul
setelah melihat cawat dan sering tidak dikasih sang istri yaitu ibu dari
korban. Sehingga untuk melampiaskan nafsunya itu, tersangka memanfaatkan
situasi sepi dan sudah lima kali mencabuli korban dengan cara paksa.
“Seingat saya sudah lima kali pak. Melakukan pada saat
mancing dan saat rumah kosong. Saya melakukan itu karena sering tidak dikasih
istri jatah, makanya muncul niat menyetubuhi korban”. Pengakuan tersangka
kepada kepolisian pada saat press release di Lobi Polresta Palangka Raya, Rabu
(16/09/2020) siang.
Kapolresta Palangka Raya, Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri didampingi Wakapolresta dan Kasatreskim menerangkan, peristiwa tersebut terjadi pada 13 September 2020 sekitar pukul 16.30 WIB, TKP di Kecematan Sabangau.
Dijelaskan Jaladri, tersangkan dan ibu korban menikah pada 2012 silam dan sudah delapan tahun. “Mereka ini punya pondok. Ibu korban memetik cabai dan tersangka mengajak korban memancing, pada saat dipangku terlihat celana dalam korban dan timbul niat jahatnya, s ehingga terjadi pencabulan”. Sebut Kapolresta Palangka Raya.
Kapolresta Palangka Raya menjelaskan, hasil visum kejadian lebih
dari satu kali, karena selaput dara korban sudah robek dan ada tanda becak
kemerahan.
“Tersangka adalah buruh bangunan. Kita amankan tanggal 14
September 2020 atas laporan dari ibu korban sendiri. Memang selama tahun 2020
ini, kasus persetububan anak di bawah umur sudah menginjak ke-39 kali. Ini kurangnya
pengetahuan dan tingkat emosional spiritual warga sebagian yang kurang
pendidikannya. Perlu peran bersama menjaga anak kita jangan sampai menjadi
korban”. Cetusnya. (nto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar