Beroperasinya Bandara Trunojoyo Diprotes Masyarakat - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

30 September 2019

Beroperasinya Bandara Trunojoyo Diprotes Masyarakat


SUMENEP, suarakpk.com – Jalur penerbangan perintis di Bandara Trunojoyo, Kabupaten Sumenep menuju Bandara Pagerungan Kecamatan Pulau Sapeken Sumenep, Madura telah resmi dibuka. Namun penerbangan jalur tersebut mendapatkan protes dari warga setempat, pasalnya hal tersebut belum sesuai dengan keinginan dari Pemkab Sumenep dan masyarakat kepulauan pada umumnya khususnya pulau kangean.
Seperti yang dikabarkan, bahwa untuk sampai ke pulau pegerungan besar, masih melawati pulau sapeken lalu ke pulau pagerungan, dengan resiko yang sangat besar bahkan tak menutup kemungkinan nyawa yang jadi taruhannya.
Protes beroperasinya bandara tersebut bukan cuma datang dari tokoh kepulauan saja, Ketua Fraksi PAN DPRD Kab.Sumenep Suharinomo pun angkat bicara, menurutnya, Pemerintah Kabupaten Sumenep meresmikan bandara pagerungan sebagai bandara umum untuk kepulauan sangat tidak tepat sasaran.
Banyak kalangan menilai, bahwa selumnya Bupati Sumenep Busyro Karim memberikan dukungan penuh pada semua masyarakat agar penerbangan perintis  untuk kepulauan berjalan dengan baik dan lancar. Namun di sisi lain secara umum keinginan masyarakat kepulauan menyayangkan beroperasinya penerbangan tersebut.
“Karena masyarakat kepulauan kangean menganggap mendingan ikut kapal expres saja hanya 4 jam sampai kesumenep," tutur Suharinomo.
Dia menjelaskan, bahwa jarak tempuh melalui laut menuju bandara pagerungan butuh waktu 4 jam dengan resiko tenggelam, belum lagi nunggu penerbangan.
“Paling sedikit butuh waktu 8 jam untuk ke Sumenep, yang bilang hanya satu jam siapa...?" tanyanya.
Diungkapkan Suharinomo, bahwa masyarakat di kepulauan, baik kangean atau sapeken tahu kondisi laut yang sebenarnya yaitu pertemuan dua arus besar antara lautan samudra australia dan samudra hindia yang arusnya begitu deras dan sangat membahayakan sekali.
Dirinya juga menyesalkan penggunaan pesawat Susi Air jenis Cessna Grand Caravan dengan kapasitas 10 penumpang tanpa bagasi.
“Saya kira bagus tapi yang saya sesalkan kenapa Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam hal ini dishub dan Bupati tidak memperhitungkan secara matang dan akurat,” ungkap Suhari.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, walaupun sebelumnya Bupati Sumenep A Busyro Karim, Formpimda, Kepala Dishub Agustino Sulasno, Kepala Bandara Trunojoyo Kelas II Indra Triantono, dan beberapa pejabat lainnya telah meresmikan penerbangan, Suhari nilai bahwa itu sah - sah saja.
“Walaupun sebelumnnya ada SK Beroperasinya penerbangan dari Menteri Perhubungan pada awal September lalu tentang status perubahan dari bandara husus menjadi bandara umum. Namun itu semua salah alamat,” ungkap Suhari
Sementara Kepala Bandara Indra mengungkapkan bahwa Bandara Pagerungan secara teknis sudah bisa dilandasi pesawat perintis. Hanya saja memerlukan beberapa fasilitas tambahan seperti terminal penumpang.
"Sebelumnya kan bandara khusus, karena menjadi umum, maka perlu fasilitas tambahan seperti halnya terminal penumpang. Harga tiket untuk Sumenep-Pagerungan Rp 245 ribu, sementara Pagerungan-Sumenep Rp 225 ribu," ucapnya.
Di sisi lain, tokoh masyarakat di kepulauan meminta kepada Pemkab Sumenep agar mengkaji ulang Bandara Pegerungan dipindahkan ke program semula yaitu di Desa Paseraman kecamatan Arjasa kangean, mengingat pemerintah kabupaten sumenep telah membeli tanah untuk ditempati sebagai bandara.
Untuk diketahui bahwa Bandara Pagerungan merupakan benadara khusus yang selama hanya digunakan untuk kepentingan operasional PT Kangean Energi Indonesia (KEI) salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Migas. (AJ/red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)