-Bupati Bachrun Suport Karbon Kredit di Wilayah Pesisir
MUNA, suarakpk.com
Setelah sekian hektar lahan manggrove yang telah dikelolah Laode Gomberto di wilayah pesisir Motewe Kecamatan Sidodadi, kini dirinya mendatangkan investor lembaga luar negeri di Muna.
Ialah RePLANET adalah perusahaan dan organisasi yang bergerak di bidang restorasi dan perlindungan ekologis serta solusi berbasis alam (nature-based solutions).
Projek Manajer untuk Indonesia, Muslimin mengatakan bahwa aktivitas utama mereka meliputi:
Menarik pendanaan sektor swasta: misi utama RePlanet adalah membuka pendanaan dari sektor swasta untuk proyek-proyek restorasi alam skala besar di seluruh dunia.
Pengembangan proyek karbon dan keanekaragaman hayati: RePlanet merancang dan mengelola proyek-proyek skala lanskap yang menghasilkan kredit karbon dan kredit keanekaragaman hayati yang terverifikasi, yang kemudian dijual untuk mendanai upaya konservasi.
"Dan untuk pertama kalinya di Indonesia baru di SulawesinTenggara. Itupun meliputi wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Bombana dan Kabupaten Muna,"ungkapnya
Muslimin juga mengharapkan kepada seluruh kepala desa yang wilayahnya berada di pesisir, untuk proaktif dan merespon program ini
Sebab, program ini juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat: Menciptakan sumber pendapatan baru dan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir melalui bagi hasil dari proyek karbon.
"Konservasi Keanekaragaman Hayati: Proyek-proyek ini sekaligus melindungi habitat penting bagi berbagai spesies laut,"jelasnya.
Kemudian bagi masyarakat yang lahan memiliki tambak udang yang sudah tidak dikelolah lagi. Itu bisa ditanamkan mangrove dan di bagian tengahnya dan disampingnya itu bisa dibudidayakan kepiting dan udang windu
Dalam setiap tahunnya bisa menghasilkan ekonomi yang akan dibayarkan dari hasil karbon kredit dengan hitungan setiap hektar berdasarkan hitungan dolar.
"Inilah yang perlu disikapi para kepala desa dan dukungan full dari pemerintah daerah sebagai acuan terlampir yang nantinya akan dibacakan dihadapan presiden dan perdana menteri bulan November mendatang ,"sebutnya.
Laode Gomberto mengatakan bahwa dirinya awal memprogramkan mangrove itu didasari dari kepedulian terhadap lingkungan.
Artinya bahwa, bagi kami pengusaha itu yang terpenting adalah bagaimana kita pikirkan kondisi lingkungan di sekitar tempat kami berusaha.
"Makanya karena keberadaan kegiatan kami dekat pesisir, maka kami buat program mangrove. Dan alhamdulilah ternyata itu juga bernilai ekonomi dengan karbon kreditnya,"sebutnya.
"Didalam lahan mangrove itu saya simpankan bibit kepiting dan udang windu. Nilai ekonomi adalah selain dari hasil kepiting dan udang windu, juga dari hasil karbon kredit yang tiap tahunnya akan dibayar oleh investor luar negeri. Padahal sebelumnya saya programkan ini hanya untuk kepedulian terhadap lingkungan,"jelasnya.
"Karena itu kami juga berharap kepada para kepala desa yang wilayahnya dibagian pesisir, untuk senantiasa jemput bola . Apalagi ini semua mendapat dukungan full dari pemerintah daerah,"ungkapnya.
Sementara Bupati Muna, Drs Bachrun, MSi sangat merespon apa yang menjadi program saudara Laode Gomberto atas mengahdirkan investor lembaga luar negeri.
"Saya teringat dulu. Waktu itu ada yang protes soal mengapa saya bupati atas nama Pemda meluaskan saudara Laode Gomberto program usaha mangrove?
"Lihat hasilnya sekarang. Ada berapa hektar mangrove yang telah dikelolah saudara Laode Gomberto yang kini sudah bernilai ekonomi. Karena setiap tahun akan dibayarkan oleh investor kepada pemilik lahan dari hasil karbon kreditnya. Dan ini juga akan menjadi contoh bagi para kepala desa di wilayah pesisir untuk memanfaatkan peluang besar ini. Karena ini juga akan bernilai ekonomi bagi masyarakat di desa tersebut,"katanya. (Udin Yaddi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar