Kabupaten Semarang, suaraKPK.com – Kecamatan Banyubiru tampil perkasa dalam ajang Lomba Kerajinan Dekranasda Tahun 2025 yang digelar di Halaman PLUT/MPP Tuntang, Kamis (18/9/2025). Tim pengrajin dari Banyubiru sukses mendominasi dengan merebut Juara I kategori Batik/Wastra dan Kerajinan Ipit Bambu, serta Juara III kategori Kerajinan Batok.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa pengrajin lokal di tingkat kecamatan memiliki potensi besar, baik dari segi kreativitas maupun daya saing. “Kami bangga bisa membawa nama Banyubiru di ajang ini. Tapi harapan kami tentu lebih dari sekadar lomba—dukungan berkelanjutan sangat dibutuhkan,” ungkap salah satu perajin batik Banyubiru usai menerima penghargaan.
Namun di balik euforia kemenangan, muncul catatan kritis. Banyak kalangan menilai pemerintah daerah dan Dekranasda jangan hanya berhenti pada seremoni. Pasalnya, selama ini para pengrajin kerap menghadapi persoalan klasik: keterbatasan modal, minim akses pasar, dan kurangnya pendampingan dalam pengembangan usaha.
“Lomba penting untuk mengapresiasi, tapi jangan sampai perhatian hanya muncul ketika ada acara. Setelah lampu panggung padam, pengrajin kembali berjuang sendirian,” ujar Endar Wiharjo, pemerhati UMKM di Semarang.
Ajang Dekranasda kali ini jelas menunjukkan bahwa karya lokal mampu bersaing dan punya nilai jual tinggi. Namun tanpa keberpihakan nyata, capaian Banyubiru dikhawatirkan hanya akan menjadi kebanggaan sesaat.
Kini publik menunggu langkah konkret pemerintah daerah—apakah penghargaan ini menjadi pintu masuk bagi kebijakan yang lebih berpihak, atau hanya akan menjadi dokumentasi manis di album kegiatan tahunan.
(Laporan: Endar Wiharjo )
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar