WAJAH BLORA TERLIHAT DI DESA KAPUAN - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

23 Oktober 2019

WAJAH BLORA TERLIHAT DI DESA KAPUAN


BLORA, suarakpk.com - Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Jawa Tengah menggelar Sosialisasi Pelestarian dan Penyebaran Informasi Cagar Budaya dan Situs Purbakala di balai desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Selasa (22/10/2019).
Acara Sosialisasi diikuti 50 peserta yang terdiri dari masyarakat sekitar desa kapuan, Anggota FPSBB (Forum Peduli Sejarah Budaya Blora) sebagai pegiat dan pelestari cagar budaya dari wilayah Kabupaten Blora, Tim Ahli Cagar Budaya serta sejumlah guru dari MGMP Sejarah Kabupaten Blora.

Sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora Slamet Pamuji, SH, M.Hum sekaligus menyampaikan materi Terkait undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya.
“Berdasarkan Undang-Undang bahwa Cagar Budaya adalah warisan budaya yang bersifat kebendaan atau yang biasa disebut dengan bersifat tangible,” katanya.
Artinya bahwa warisan budaya yang masuk ke dalam kategori Cagar Budaya adalah warisan budaya yang berwujud konkrit, dapat dilihat dan diraba oleh indra, mempunyai massa dan dimensi yang nyata. Contohnya batu prasasti, candi, nisan makan.
Kemudian, warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage bersifat tak dapat dipegang (intangible/ abstrak), seperti konsep dan teknologi.
Warisan budaya tak benda adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya terkait.
“Bahwa masyarakat, kelompok dan dalam beberapa kasus, perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut,” jelasnya.
Warisan budaya tak benda ini diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi lingkungan sekitarnya.
“Di kabupaten Blora ada dua warisan budaya tak benda yang telah mendapatkan pengakuan dan sertifikat Kemendikbud, yakni Barongan dan Samin Blora,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Kepala BPSMP Sangiran, Drs. Muhammad Hidayat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada relawan pelestari Cagar Budaya di Kabupaten Blora, khususnya di Desa Kapuan kecamatan Cepu.
“Cagar Budaya punya nilai penting secara keseluruhan untuk pengetahuan dan pendidikan. Di desa Kapuan dan sekitarnya ini memiliki potensi yang bisa secara bersama dikembangkan,” jelasnya.
Disela-sela acara diserahkan piagam penghargaan kepada tujuh orang relawan pelestari Cagar Budaya oleh Kepala Dinporabudpar Slamet Pamuji, SH, M.Hum dan Kepala BPSMP Sangiran Drs. Muhammad Hidayat.
Ketujuh relawan yaitu Joko Purnomo, Ahmad Muklis, M. Agus, Ahmad Shakowi yang membantu pelaporan temuan fosil paus.
Kemudia, Dwi Purwanto dan M Syaikhodin mendapat penghargaan relawan pelaporan temuan fosil gading gajah.
Ini masih berupa piagam penghargaan, mudah-mudahan untuk yang akan datang bisa ada penghargaan lainnya,” kata Slamet Pamuji, SH,M.Hum, Kepala Dinporabudpar Blora.
Adapun pemateri sosialisasi, selain Kepala Dinporabudpar Slamet Pamuji, SH.MHum dan Kepala BPSMPS Drs. Muhammad Hidayat, yakni Kasi Perlindungan BPSMP Sangiran, Dody Wiranto, SS, M.Hum dan Kasi Pengembangan BPSMP Sangiran, Septina Wardani, SS,MA.
“Mari manfaatkan sosial media terkait temuan dan situs purbakala dan cagar budaya yang ada. Itu akan lebih menarik untuk mengenalkan dan mengedukasi kepada publik. Terlebih terkait kesadaran pelestariannya,” kata Dody Wiranto, SS, M.Hum Kasi Perlindungan BPSMP Sangiran
Disisi lain, pemerintah desa sangat antusias dengan adanya sosialisasi terkait cagar budaya dan Situs Purbakala. Keinginan pemerintah desa untuk membuat wajah baru desa Kapuan tersebut. Ada 5 situs atau temuan yang ada di sekitar desa tersebut yaitu situs wora wari pada masa hindu budha, gendong ageng pada masa islam, archa duga mahesa suri, punden gong dan beberapa peninggalan kolonial Belanda serta peninggalan Purbakala.
“kami ingin adanya museum untuk hasil penemuan benda Purbakala yang nanti dalam pengelolaannya akan dibantu oleh para pemuda penggiat cagar budaya yang ada disekitar wilayah ini, dengan adanya museum ini nantinya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar desa Kapuan ini”kata kepala desa Kapuan.
Disisi lain, dengan adanya pembangunan bandara di Kabupaten Blora. Kapuan ingin mewujudkan menjadi desa yang nantinya menjadi wajah Blora yang terkenal dengan temuan benda kepurbakalaan dan beberapa situs peninggalan dari masa Purbakala sampai ke masa kolonial.
“jadi Blora, terutama cepu jangan terkenal karena minyak dan hasil Hutan nya saja, akan tetapi juga terkenal karena penemuan penemuan kepurbakalaannya” pungkas kepala desa Kapuan. (Pras/Karib/red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)