KEBUMEN, suarakpk.com - Kegiatan Majis Tafsir Alquran di Desa Kemujan, Kec.Adimulyo, Kab.kebumen menjadi perhatian warga setempat, kegiatan yang dinilai menyimpang tersebut sudah ditolak oleh warga, alasan penolakan warga didasari karena kegiatan Pengajian MTA di Desa Kemujan tanpa ada ijin dan musyawarah dengan warga kemujan dan pemdes kemujan. Sedangkan, yang menjadi Sekretariat MTA adalah rumah milik warga kemujan yang dijual namun bukan untuk sekretariat MTA.
Berdasarkan informasi yang dihimpun suarakpk.com beberapa waktu lalu, kamis (8/11/) warga masyarakat Desa
Kemujan melakukan aksi demo untuk membubarkan kegiatan MTA di Desa Kemujan. Aksi
warga mendapat pengamanan dari kepolisian, TNI dan Satpol PP.
Pantauan di lapangan, tidak kurang 50 kendaraan motor jamaah MTA yang
hendak menghadiri pengajian di sekretariat MTA, urung dilakukan, sebab jamaah
MTA dihadang oleh pihak kepolisian dan diberikan pengarahan akhirnya warga MTA
membubarkan diri dan meninggalkan lokasi.
Untuk meredakan situasi dan keamanan, Kapolres Kebumen AKBP Arif Bachtiar
dan Dandim 0709 Kebumen, Letkol Inf Zamril Philiang ikut turun langsung di
lokasi. Warga menegaskan tidak akan ada aksi penolakan sepanjang pihak MTA
tidak melakukan pengajian di Desa Kemujan.
Sementara, hari berikutnya, rombongan
jamaah MTA, yang akan melaksanakan pengajian di Desa Kemujan mulai berdatangan
dengan jumlah yang lebih banyak, kedatangan para jamaah MTA tersebut
menggunakan Mobil dan motor, mereka datang dari arah utara perempatan jalan
Adimulyo dengan menggunakan mobil dan sepeda motor. Mendengar adanya warga MTA
yang berdatangan dari arah utara perempatan jalan Adimulyo, warga desa kemujan
langsung berkumpul di sebelah selatan.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, jajaran kepolisian,
TNI dan Satpol PP kembali menghadang berkumpulnya warga kemujan yang berada di
sebelah selatan kecamatan, padahal jarak antara warga kemujan dan rombongan MTA
sekira 500 meter dengan masing masing di kawal oleh pihak keamanan.
Negosiasi antara pihak keamanan dan warga MTA pun
dilaksanakan. Di lain tempat diwaktu yang bersamaan negosiasi antara warga
kemujan dan pihak keamanan juga di laksanakan di bagian selatan. Namun warga
MTA mendesak kepada jajaran kepolisian untuk memperbolehkan mereka melaksanakan
pengajian, sementra dengan alasan demi keamanan pihak kepolisian meminta warga
MTA untuk bersabar, ini diselesaikan dengan pertimbangan situasi tidak kondusif
Situasi mulai memanas warga
kemujan mulai bergerak berjalan ke arah utara hingga sampai tempat dimana warga
MTA berkumpul, warga kemujan meminta warga MTA yang datang dari utara
meninggalkan tempat.
Kapolres Kebumen, AKBP Arif Bachtiar mengungkapkan bahwa
dirinya dalam hal ini jajaran polres kebumen telah berupaya untuk dapat meredam
situasi agar tidak memanas. Untuk itu kedua pihak dimohon saling menghormati
satu sama lain, masyarakat kemujan juga dimohon tidak melaksanakan aksi
penolakan dan beraktifitas sebagaimna biasa.
“Ini untuk menjaga keamanan bersama sehingga saling meredam emosi
dulu. Masyarakat jangan melakukan aksi dan MTA jangan dulu melakuksn kegiatan
di kemujan, kegiatan dapat dilaksanakan ditempat lain dulu.” pinta Kapolres
beberapa waktu lalu, Kamis (8/11).
Di sisi lain, penasehat hukum Desa Kemujan, Yuli Ikhtiarto SH, menjelaskna,
bahwa warga sudah bosan melakukan aksi penolakan, sayangnya pihak MTA terus
saja bersikukuh melakukan kegiatan di kenujan.
“Kalau hari ini kamis 8 November 2018 dari MTA tidak datang di
pastikan tidak ada aksi penolakan.” pungkasnya (119/red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar