BANTUL, suarakpk.com - Korban Pengroyokan Fajar Wisnu Nugroho peserta didik kelas VII SMPN 2 Sanden mengalami gagar otak ringan dan tangannya cidera. Disamping itu orang tua korban menerima pesan sms dari seorang guru yg meminta Iskandar agar jangan sampai ada media yg meliput masalah pengeroyokan tersebut.
Karena tak ingin diliput media maka Senin, (26-02-2018) pihak sekolah memanggil orang tua siswa korban untuk membicarakan perkembangannya dan Iskandar, orang tua korban ijin tidak hadiri karena harus menunggui di RS
Iskandar yang sehari harinya sebagai sopir truk sangat mencemaskan kondisi anaknya yang juga sudah ada hasi ronsen RS PKU Muhamadiyah Bantul.
Dengan maraknya kekerasan bahkan dengan pengeroyokan akhir-akhir ini Iskandar merasa prihatin dan karenanya berharap agar pihak-pihak terkait mencegahnya, semisal dinas Dikpora dan Polres Bantul kerjasama untuk mulai memikirkan metodenya.
"Semisal tidak membiaran anak-anak yang belum ber-SIM naik sepeda motor , tidak berhelm agar ditertibkan. Mengingat keamanan dan ketertiban vital ditanamkan dan untuk keberlangsunan generasi yg taqwa, berakhlaq mulia, cerdas, mandiri, kreatif, inovatif demokratis dan bertanggungjawab", ungkapnya.
Dengan sangat berat hati Iskandar menyerahkan perkaranya kepada Polisi dan diharap ada efek jera dan tidak meluas untuk masa depannya. Langkah ini ditempuh agar TRI PUSAT PENDIDIKAN Terinternalisai untuk SUKSES pendidikan sebagai kebutuhan bersama.
(Zahrowi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar