KEBUMEN, suarakpk.com – Warga masyarakat Desa Jatisari,
Kec.Kebumen Kab.Kebumen mempertanyakan kualitas pembangunan gedung sekolah yang
diperuntukkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pasalnya pembanguan gedung yang
belum ada 2 tahun, namun bangunannya sudah tidak bisa ditempati untuk
pendidikan anak usia dini/paud.
Menurut salah satu warga jatisari, kepada suarakpk.com mennuturkan
bahwa sebelum pindah, PAUD kenangasari Desa Jatisari, proses belajar Anak Usia
Dini menempati bangunan lama milik pemerintah Desa Jatisari dan setelah bangun
gedung PAUD baru yang diresmikan pada bulan februari 2017 lalu, PAUD kenangasari
menempati gedung yang baru. Namun sangat disayangkan, bangunan yang menelan biaya
Rp.132.527.500, belum genap 2 tahun ditempati, PAUD kenangasari harus pindah
kembali ke gedung lama, perpindahan tersebut dikarenakan gedung baru sudah membahayakan
keselamatan anak usia dini, terlihat kondisi temboknya retak dan lantainya
bergelembung serta keramiknya retak retak.
Berdasar informasi yang dihimpun suarakpk.com di lapangan, nampak kondisi
bangunan gedung yang diperuntukkan PAUD kenangasari Desa Jatisari membahayakan
anak didik, tembok dan pondasi sudah retak bahkan kamar mandi sudah lepas dari
bangunan, dan bila tidak segera diperbaiki, gedung Sekolah PAUD kenangasari Desa
Jatisari akan roboh.
Dikabarkan, bahwa gedung PAUD kenangasari Desa Jatisari tersebut
dibangun diatas tanah milik desa dengan ukuran 6 x 12 meter dan diperoleh
keterangan dari warga desa setempat yang enggan disebutkan namanya, bahwa
pembangunan gedung PAUD tersebut dikerja oleh CV.Mustika Abadi dengan
penanggung jawab CV, Moh.Hozin yang merupakan warga jatisari dan dalam pelaksanaan
pembangunan gedung tersebut, Pihak ketiga pelaksana pembangunan CV.Mustika
Abadi tidak melibatkan tenaga warga setempat tapi dikerjakan semua oleh CV.Mustika
Abadi .
“Diduga kerusakan tersebut akibat pondasi kurang tinggi dan pengurugan
tanah pondasi tersebut kurang padat, adapun retaknya tembok bangunan diduga
keras kurangnya semen, sehingga cepat retak. Dan kebetulan letak bangunan PAUD
tersebut berdekatan dengan rel kereta api, sehingga ketika kereta api kewat
getaran sangat kuat menimbulkan bangunan rusak.” ruturnya belum beberapa lama
ini kepada suarakpk.com, sambil menunjukkan titik retak bangunan.
Terpisah, saat suarakpk.com beberapa
kali menkonfirmasi Kepala Desa Jatisati Muslihudin, baik di kantor balai desa
maupun melalui selulernya, namun Kepala Desa terkesan enggan menemui media.
Tidak putus asa, sebelum berita ini diterbitkan, suarakpk.com kembali
mencoba mengkonfirmasi dengan datang ke rumah Kepala Desa Muslihudin pada hari
Sabtu (24/11), hal serupa yang diperoleh suarakpk.com, Kepala Desa Muslihudin juga
enggan ditemui, terkesan dirinya menghidar dari media.
Sementara, menurut salah satu warga yang enggan disebutkan
namanya, bahwa bukan rahasia umum, bahwa Kepala Desa Jatisari, Muslihudin dikenal
sosok yang angkuh dan arogan seolah menjadi sosok yang kebal hukum sehingga
selalu memandang rendah warga atau media maupun LSM.
Di sisi lain diperoleh keterangan dari salah satu anggota BPD
jatisari yang mengaku bahwa terkait penyerahan Gedung PAUD Desa Jatisari, BPD
Jatisari sampai sekarang belum menerima surat keputusan atau SK bupati.
“kami belum menerima SK Bupati, dan ini menjadi tanggungjawab siapa
atau salah siapa, biarkan warga jatisari yang bisa menilai pemdesnya.” pungkasnya.
(119/red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar