Dies Natalis Nilai Adi Luhung Batik Indonesia Sebagai Daya Saing Bangsa - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

01 Maret 2018

Dies Natalis Nilai Adi Luhung Batik Indonesia Sebagai Daya Saing Bangsa


YOGYAKARTA, suarakpk.com - Dies Natalis  AKS-AKK Yogyakarta yang ke-45 diseminarkan  tentang nilai adi luhung “BATIK”, dengan pemateri Dra. GBRAy Murywti Darmokusumo, (01/03/2018). Pada Sminar tersebut disampaikan oleh beliau bahwa pada tanggal 02 Oktober 2009 di Abudhabi PBB (UNESCO) menetapkan Batik Indonesia adalah “Maha Karya Pusaka Kemanusiaan Lisan dan Tak Benda”, selanjutnya pada tanggal 02 Oktober menjadi Hari Batik Indonesia. Itulah karenanya, Batik Indonesia mendapatkan prestasi dunia yang luar biasa. Di Tahun 2007 bersama Masyarakat  Pembatikan Indonesia diadakan perbincangan dan didata untuk mencatat (inskripsikan) batik ke PBB (UNESCO) dan tak luput dukungan penuh dari fihak keraton Yogyakarta.
Selain itu menurut catatan sejarah Indonesia berupa Puisi, Prosa, Tembang Macapat, Suluk Piwulang Estri, Suluk Kota Gede tentang Tetanem angantih, Ambatik, telah memantapkan Dewan Penilai dari World Craft Council , menjadikan Yogyakarta sebagai Kota  Kerajinan Batik Se Dunia, dalam peringatan 50tahun WCC di Dongyang China pada 13 Oktober 2014.

Sejarah Kebudayaan Batik Indonesiayag diawali dari zaman Pra Sejarah Peradaban Medang. Dengan berjalannya waktu, sampai saat ini telah berkembang dengan  ragam hias yang khas Indonesia yang indah, berguna, penuh maknah, berwarna alamiah, juga bernilai tinggi, sehingga ini mengungguli 6 negara nominator, termasuk Malaisyia.
Bagaimanakah asal usl dan makna “BATIK”. Bagi orang jawa dalam kesehariannya kata “membatik” atau “nyerat”, yaitu menuliskan malam dengan menggunakan Canting dan membuat motif pada kain mori yang akhirnya menjadi selembar kain batik dengan ragam hias tertenu, melalui proses penciptaan yang dapat menjelaskan batik sampai dibuat, dan akhirnya ada maksud tertentu di balik  apa sebabnya ragam hias itu sampai dibuat. Ada maksud tertentu di balik sebuah kain batik terdapat nilai luhur yang terkandung di dalamnya, dan juga nilai spiritual budaya yang menyertai pembuatannya, mengajak/menasehati keturunannya melalui sbuah Suluk Prawan Mbatik Tumeko Mbabar, yang tercantum dalam Serat Suluk Pangolahing Sandhang”.

Wahyu Temurun, motif yang dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga yang diberikan kepada RADEN Patah yang saat itu akan menjadi Raja di Demak. Motif Wahyu Tumurun terdapat lambang yang masing-masing mempunyai arti : Mahkota, melambangkan kedudukan/kekuasaan dalam memimpin kerajaan, Bunga disebut KUSUMO, diharapkan nantinya senantiasa harum namanya, Daun ubi jalar,diharapkan sebagai Raja haruslah merakyat, dan Kukilo/Burung, disini sebagai seorang Raja, diharapkan berhati hati dalam Bertutur Kata.
Motif Parang Rusak Barong : terdiri dari ragam hias : bentuk lidah api/parang melambangkan kejahatan, bentuk Mlinjon/Blumbangan/Tempat Air, merupakan arti kejahatan dikalahkan oleh kebaikan. Parang Rusak Barong yang berukuran lebih dari 12 Cm pada zaman dulu hanya boleh dipakai oleh Raja. Artinya adalah : Seorang Raja harus berhati-hati, dan bisa menahan hawa nafsu yang tidak baik, sehingga memimpin dengan bijaksana dan berbudi luhur.

Motif Kawung :Motif ini bulatan elips, 4 yang ditengahnya ada Mlinjon sebagai titik pusat. Motif kawung ini ada beberapa penafsiran arti, di antaranya yang berhubungan dengan falsafah jawa.Paju Pat Limo Pancer, yang menyangkut awal kehidupan manusia Adanya kepercayaan bahwa manusia diepngaruhi oleh 4 arah angin Timur, barat, Utara dan Selatan. Batik Kawung menyerupai buah aren/Kolang kaling. Artinya , Pohon Enau adalah sangat bermanfaat semuanya, kemudian digambarkan dalam motif tersebut. Ada pula yang mengatakan Kawung mirif bunga teratai yang sedang mekar, dan bunga Teratai adalah Singgasana para Dewa.
Dalam Sambutannya, Direktur AKS-AKK Yogyakarta Dra. BRAY HJ. Sri Hardani, S.U, menjelaskan : lulusan pada tahun 2016/2017, semester gasal 21 orang, semester genap 18 orang, jumlah keseluruhannya 39 orang. Lulusan pada tahun ini 2017/2018, yaitu semester gasal  ada 18 orang yang akan diyudisium. Baru-baru ini AKS-AKK mengadakan penandatanganan MoU dengan Hotel Aston, dan Dyaning Kebaya. AKS-AKK juga mengadakan pelatihan, antara lain Pelatihan diservikasi pengolahan ikan dengan Dinas Perikanan Provinsi Daeah Istimewa Yogyakarta, Pelatihan Kampung Prenur dengan Dinas Perindustrian dan Koperasi, dan pelatihan manajemen catering dengan Dinas Perindustrian perdagangan. AKS-AKK juga telah bekerjasama dengan instansi lain, Prodi Tata Boga  dengan: PT Kepurun Pawana Indonesia, Vidi Catering, Ayam Goreng Suharti, Nirboyo Catering, Aston Hotel, Sabila Farm, dan Karunia Catering. Sedangkan Prodi Tata Busana  Griya Rasuk’an, Sebastian Rudi, Wungu Griya Kebaya, Flora Asifa Tek, Afif Syakur, Dyaning kebaya. Untuk Prodi Tata Rias : Johnny, Putri Kedaton, dan Naya Spa.

Pada kesempatan yang sama, Sri Hardani juga menyampaikan,”Jumlah PT Swasta di Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat. Kenyataan ini membuat terjadinya persaingan ketat dalam perekrutan mahasiswa baru. Lebih-lebih dengan adanya pembukaan Program Diploma III di tiap-tiap jurusan pada Fakultas – Fakultas PTN persaingan bertambah ketat lagi. Padahal factor mahasiswa menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan PTS.

Sekar Dandang Gulo “datan pantes yen tinulis becik, walantenen den kongsi kapadha, mulih malih mring dhasare. Yen awon dasharipun, babarane nyepeti ati. Mbok Perawan den Prayitna, aja dumeh baut. Sabarang karya bisa, ayu rupa, ayu gawe ayu ati, aja kibir jubriya”  itu tidak layak untuk dibatik dengan baik. Baik dicuci saja agar kembali seperti semula. Sebab kalau jelek dasarnya. Babarannya akan mengganggu perasaan saja. Gadisku, waspadalah, jangan karena merasa mampu lalu jadi lupa diri. Dalam segala karyamu, hendaklah dpat serasi Cantik di wajah, indah di Karya dan Luhur di hatimu. Jangan Sekali-kali takabur dan Tinggi hati.
(Sri Handayani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)