Manajer PSCS Kecewa, Komdis Tidak Adil - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

29 Oktober 2017

Manajer PSCS Kecewa, Komdis Tidak Adil

Cilacap, suarakpk.com – Tim kebanggaan Cilacap, PSCS sudah melakoni kompetisi tahun 2017 di Liga dua pekan kemarin dan menyisakan satu persoalan. Manajemen PSCS sudah melayangkan surat protes ke operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru, namun tidak membuahkan hasil.

Saat ditemui di kantornya, Manager PSCS, Bambang Tujiatno mengatakan, PSCS sudah menjalani untuk kompetisi tahun 2017, dan masuk ke Liga dua dan masuk ke grup tiga bersama PSGC, Persibbangga Purbalingga, Persibas Banyumas, Persibat Batang, PSS Sleman dan Persip Pekalongan.

“Di grup 3 pertarungannya sangat sengit, dan terakhir PSCS mendapat poin 34 sama dengan Persibat Batang, sedang ranking pertama PSS Sleman. Di grup 3 ini, banyak kejadian yang luar biasa, dan kami anggap itu bukanlah fairplay,” kata Bambang, Selasa (24/10/2017).

Meski demikian, lanjutnya kami tetap bersemangat untuk menjalani itu, kemudian informasi terakhir, kami tidak masuk babak 16 besar, namun masuk di playoff, dan masuk di grup H bersama Persiwangi Siliwangi, Persipur Purwodadi, PSIM Jogjakarta, dan PSBK Blitar.

“Kami berangkat ke Malang tanggal 6 Oktober, dan sampai disana ada surat yang menyatakan bahwa playoff diundur, karena ada playoff khusus di grup H antara Persiwangi Saliwangi dengan PSBK Blitar,” imbuh Bambang.

Dia menambahkan, tadinya lawan main PSCS Cilacap adalah Persiwangi, sehingga kami harus menunggu tiga hari lantaran hal tersebut. Pertandingan antara Persiwangi dengan PSBK hasilnya sangat memalukan, karena terjadi banyak kericuhan, pertandingan dimulai pukul 15.00 WIB selesainya pukul 19.00 WIB, kemudian ada penambahan waktu, dan terus ada kericuhan, sehingga dihentikan.

Kemudian, kata Bambang Komisi Disiplin (Komdis) menurunkan sangsi ke Persewangi,  itu kedudukan masih 1-0 untuk PSBK, dan Persiwangi di jatuhi hukum sangsi WO 3-0 serta denda Rp 100 juta.

“Di situ kami sudah berfikir bahwa ini bukan sepak bola, karena kami ke Kanjuruan, Malang untuk bermain dengan baik, dan juga temen-temen tim yang lain juga berharap akan menyemangati  persepakbolaan Indonesia, karena mottonya adalah sepakbola Indonesia yang  bermartabat,” tegasnya

Lebih lanjut dia menyatakan, tapi kenyataanya, ini malah menjadi viral dunia, pertandingan antara PSBK  dengan Persiwangi, di situ wasit dipukuli kemudian pemainya buka baju dan itu sangat tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak atau generasi muda.

Meski demikian, menurutnya kami tetap menjalani pertandingan. Babak pertama PSCS melawan PSBK,  hasilnya drow 1-1, kemudian PSCS  lawan Persipur Purwodadi hasilnya juga drow 3-3, dan yang PSCS melawan PSIM Jogjakarta, PSCS menang  0-1, jadi PSCS punya nilai 5. Tapi ketentuannya yang diambil adalah satu tiap grup dan satu runner up yang terbaik.

“Kami akan ikhlas, dan akan kami jalani ketentuan regulasi, tapi kami tidak ikhlas, karena banyaknya kejadian yang notabenya itu adalah sudah bukan sepak bola lagi. Kami inginkan, kalau memang fairplay kami ikhlas. Dari awal penyisihan, kami sudah banyak didzolimi kami diam saja, dan kami juga protes tapi tidak membawa hasil, kami sangat kecewa dengan PT Liga Indonesia Baru,” tegas Bambang.

Dia menambahkan, disitu sudah ada regulasi yang jelas tapi tidak dijalani, misalnya di babak penyisihan, bersama 8 tim tersebut, banyak kejadian yang luar biasa. Kemudian Komdis berlaku tidak adil.

“Seperti Jepara melawan Batang, di situ Jepara sudah menang 2-1, dan di injuritime atau tambahan waktu  4 dan menit ke 93, Batang dapat hadiah pinalty, nah di situ Jepara protes, namun wasit tetap menunjuk titik putih, dan penonton masuk lapangan, akhirnya polisi masuk mengevakuasi  wasit serta belum ada peluit panjang,” ungkapnya.

Bambang menyatakan, kami sudah  mengirimkan surat protes, dan kami juga sudah ketemu langsung dengan pihak terkait serta PT Liga Indonesia Baru, dan sudah kasih penjelasan.

Selain itu, lanjutnya kami juga ketemu dengan Persibat Batang, kami juga sama melakukan protes kepada Komdis masalah pemain yang tidak sah, yaitu Persibat beli pemain dari Jepara yang sudah kena kartu kuning, namun masih di gunakan baik oleh Sleman maupun Persibat.

“Jika diregulasinya sudah di WO, waktu yang di gunakan pertama oleh Sleman habis, dan seharusnya di Persibat Batang tidak boleh main lagi, karena kalau WO kan sudah keluar,” tandasnya.

Tim kami adalah efek dari terjadinya permasalahan di grup tiga, menurutnya misalnya Batang menang WO, otomatis klasemen kita akan kalah dengan Batang, dan di situ kami menganggap tidak adil, sehingga kami bandingkan dengan Solo Vs Rembang kejadiannya sama, di menit ke 56 di hentikan, kemudian Solo dikasih sanksi WO oleh Komdis, dan Solo mengajukan surat banding dan diterima, sehingga ada tanding ulang.

“Kejadian yang terjadi saat pertandingan antara Batang melawan Jepara bandingnya di tolak. Intinya kami ingin keadilan, dan kalau itu fairplay kami ikhlas, bermain benar atau tidak ada sesuatu yang dalam tanda kutip adalah permainan kami siap, tapi kalau kaya gini kami tidak ikhlas, dan kami banyak tahu data klub-klub yang banyak permasalahan, tolong diselesaikan,” tegasnya.

Menurut Bambang regulasi tetap dijalanakan kemudian di gradasi dan promosi tolong di evaluasi, karena tim kecil ini tidak gampang termasuk sulitnya penggalangan dana, dan lain-lain.

Selain itu, imbuhnya masyarakat juga menginginkan permainan yang bagus, dan kami sudah berusaha bermain bagus, tapi tetap  didzolimi, kami tidak ikhlas.

Disinggung mengenai pertandingan PSCS melawan PSBK yang disiarkan langsung di salah satu Televisi swasta, dan seharusnya PSCS unggul 2-1 atas PSBK, ia mengatakan kami langsung membuat surat yang dilampiri videonya dan mengirim ke PT Liga yang intinya gol yang dianulir tersebut adalah gol murni.

“Hingga saat ini, protes kami ke PT Liga saat PSCS melawan PSBK belum ada jawaban. Meski sia-sia, walaupun kami protes, namun untuk merubah skor atau posisinya itu sudah berlanjut. Di Liga dua ini adalah Liga gila yang notabenenya karena dari awal yang diregulasi sekitar 30 an, namun yang diambil cuma 24 untuk Liga dua, dan di Liga ini klub-klub yang bermain akan melakukan segala cara, dan ini yang membuat kami tidak senang, karena kami ingin fairplay,” pungkas Bambang. (IR.012.RED/Jtg – suarakpk@gmail.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)