WONOSOBO,
suarakpk.com - Peristiwa berkesan dialami oleh warga sekolah SMA Al Madani
Kepil. Kegiatan upacara bendera yang biasanya menjadi Irup adalah kepala sekolah
maupun gurunya, namun kali ini pemandangan berbeda. Irup upacara bendera hari
ini, Senin (18/9) adalah Danramil 09/Kepil Kapten Arm Trio Mardiyanto.
Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Sekolah SMA Al Madani Drs Arif Sukirman
didampingi Bapak/Ibu Guru, staf administrasi, Siswa/siswi.
Kapten
Arm Trio Mardiyanto dalam amanatnya menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia adalah
negara yang kaya raya, negara yang subur dan makmur. Sehingga negara lain akan
merasa iri dan ingin mengambil sumber daya alam yang dimiliki tersebut. Dengan
berbagai cara di lakukan. Salah satu cara adalah dengan metode perang
modern.
“Definisi
Perang modern adalah suatu bentuk perang yang dilakukan secara non militer dari
negara maju / asing untuk menghancurkan suatu negara tertentu melalui bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM (Ideologi Politik Sosial Budaya Pertahanan dan Keamanan).
Perang modern dapat pula dikatakan sebagai bentuk kontrol dari negara-negara
koalisi global yang dimotori oleh negara besar terhadap negara lain yang tidak
mengakomodasi kepentingan negara koalisi tersebut atau membahayakan negaranya.’
Papar Danramil.
Disadari
ataupun tidak, ada negara "besar" bersama koalisinya yang sedang
menggelar konsep perang modern di wilayah Indonesia dengan tujuan memecah belah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) supaya lemah dan dapat dikuasai
Sumber Daya Alamnya (SDA). “Kebanyakan masyarakat indonesia tidak menyadarinya
bahwa diri mereka saat ini sedang dijajah dan menjadi korban dari perang
modern. Asing merubah konsepnya dari perang konvensional menjadi non
konvensional (perang modern) karena harganya yang sangat murah meriah dan
hasilnyapun sangat dahsyat hingga mampu merusak sendi-sendi kekuatan negara
sasaran tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya bagi keutuhan wilayah NKRI
karena didalamnya telah hidup jutaan manusia yang berasal dari berbagai macam
elemen Suku, Agama, Ras dan Budaya (SARA) sehingga sangat memungkinkan bagi asing
untuk "bermain" didalamnya dan setiap kerusuhan bisa dipastikan
adanya "domplengan" atau "tunggangan" dari pihak luar.’ Ungkap
orang nomor satu di Koramil Kepil ini.
Untuk Itu
sebagai generasi diharapkan berani dan maju untuk menangkis semuanya dengan
cara belajar yg baik. Ikuti perintah dari Bapak dan ibu guru. Jaga
persatuan dan kesatuan. Jadi anak yang berprestasi untuk negara kesatuan
Indonesi.untuk menjawab tantangan global yang ada saat ini. “Ingat NKRI
HARGA MATI. Siapa yang berani menjamah Indonesia berhadapan dengan Rakyat
Indonesia yang terakhir mari kita saling mendokan untuk persatuan dan kesatuan
negara Indonesia.’ Tegasnya diakhir amanat upacara. (Gus Mono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar