Gaya Komunikasi Politik Generasi Milenial: Studi Kasus Gibran Rakabuming Raka - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

24 Maret 2024

Gaya Komunikasi Politik Generasi Milenial: Studi Kasus Gibran Rakabuming Raka

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dalam memahami dampak jangka panjang komunikasi politik milenial terhadap lanskap sosial dan politik Indonesia. Memanfaatkan analisis kualitatif wawancara, media sosial, berita, dan publikasi ilmiah, studi ini menggali strategi komunikasi inovatif Gibran dan resonansi mereka dengan demografi milenial. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan Gibran, yang ditandai dengan kecerdasan digital dan gaya keterlibatan otentik, secara signifikan mempengaruhi partisipasi politik milenial dan keterlibatan sipil. Pergeseran menuju wacana politik yang lebih inklusif dan transparan ini mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam praktik komunikasi politik, selaras dengan preferensi generasi yang menghargai interaksi langsung dan representasi asli. Studi ini menggarisbawahi tantangan mengadaptasi komunikasi politik tradisional ke era digital, menekankan perlunya tokoh politik untuk menavigasi kompleksitas ini dengan inovasi strategis dan pertimbangan etis. Implikasi dari penelitian ini meluas ke strategi keterlibatan politik di masa depan, menyoroti peran penting platform digital dalam membentuk wacana politik dan mendorong keterlibatan yang bermakna dengan generasi milenial. Penelitian ini berkontribusi pada wacana yang lebih luas tentang komunikasi politik, menawarkan wawasan tentang lanskap keterlibatan politik yang berkembang dan peran penting milenium dalam membentuk masa depan politik Indonesia.

Kata kunci: Digital Political Engagement, Gibran Rakabuming Raka, Lanskap Politik Indonesia, Komunikasi Politik Milenial, Strategi Media Sosial

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian Lingkungan komunikasi politik di Indonesia kompleks dan beragam, mencerminkan sifat dinamis pemerintahan, partisipasi sipil, dan diskusi publik. Arena komunikasi politik Indonesia telah sangat dipengaruhi oleh perubahan sosial dan perbaikan teknis, menghasilkan lanskap budaya yang beragam dan kehadiran digital yang berkembang. Pentingnya media sosial dalam memungkinkan keterlibatan politik di kalangan anak muda Indonesia adalah komponen penting dari komunikasi politik modern. Studi ini menyelidiki dampak platform media sosial pada pengambilan keputusan politik dan partisipasi sipil di kalangan anak muda (Saud et al., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Saud (Saud et al., 2020) menyoroti pentingnya etiket antarbudaya lokal, perubahan dinamika keaslian dalam politik, dan pengaruh media sosial pada keterlibatan politik muda. Latar belakang memainkan peran penting dalam memahami aspek halus komunikasi politik yang melampaui metode konvensional, dengan memanfaatkan platform digital untuk terhubung dengan audiens milenial.

Generasi milenial, mencakup orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000, telah muncul sebagai kelompok demografis yang substansial di Indonesia, dengan sekitar 81 juta orang (Handriana et al., 2020). Penelitian ekstensif telah dilakukan pada lanskap politik untuk memahami dampak generasi milenial. Penelitian ini secara khusus meneliti orientasi politik, perilaku, dan pengaruh sosial mereka. Penelitian telah meneliti dampak media sosial terhadap keterlibatan politik milenial, menekankan kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin opini dan influencer dalam diskusi politik (Hamid et al., 2022). Selain itu, penelitian terbaru telah meneliti kepentingan dan kecenderungan politik milenial, khususnya dalam kaitannya dengan pemilihan presiden, memberikan wawasan tentang pendapat dan keterlibatan mereka dalam sistem politik (Ropik & Qibtiyah, 2021).

Dampak milenium pada literasi politik, aktivitas media sosial, dan partisipasi sipil telah menjadi subjek yang sangat menarik, dengan penelitian yang menekankan pentingnya memahami sikap dan sudut pandang mereka dalam politik modern (Latif et al., 2020). Generasi milenial menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk terlibat dalam pekerjaan sukarela dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, tetapi hanya dalam keadaan tertentu (Permatasari & Murdiono, 2022). Selain itu, penelitian telah menyelidiki keterlibatan milenium dalam mendukung kandidat politik, terlibat dalam kegiatan sukarela, dan berkontribusi pada suksesi kepemimpinan antargenerasi di berbagai sektor. Meningkatkan tingkat keterlibatan generasi muda dalam politik Indonesia akan memberikan transfer kepemimpinan yang lebih efektif antar generasi (Sardini et al., 2022).

Gibran Rakabuming Raka, seorang tokoh terkemuka dalam politik Indonesia, telah dipelajari secara ekstensif dalam literatur akademis. Keikutsertaannya dalam pemilihan walikota Surakarta 2020, meskipun merupakan putra Presiden Joko Widodo, memicu diskusi tentang dinasti politik dan oligarki (Subekti et al., 2023). Para ahli telah menganalisis strategi kampanye, proses nominasi, dan legitimasinya, terutama selama pandemi COVID-19, memberikan wawasan tentang kompleksitas perjalanan politiknya (Subekti, 2022).

Penelitian juga telah menyelidiki dampak media sosial pada pengambilan keputusan pemilih milenial selama pemilihan walikota Surakarta 2020, di mana Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat (A’la, 2022). Selain itu, penelitian telah meneliti liputan media dan strategi manajemen kesan seputar Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam konteks pemilihan walikota Surakarta, untuk memahami taktik komunikasi yang digunakan selama kampanye (Wibiyanto, 2021). Selain itu, analisis wacana pertemuan antara Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming telah menjelaskan penggambaran media dan penerimaan publik atas interaksi mereka (Nurlatifah & Hamdani, 2023).

Pemeriksaan praktik dinasti politik, yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh seperti Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, telah menyoroti nuansa nominasi dan pencalonan dalam politik Indonesia (Fatimatuzzahra & Dewi, 2021). Studi juga mengeksplorasi pengaruh hierarkis dalam liputan berita Gibran Rakabuming Raka, terutama di platform online seperti Solopos.com, mengungkapkan proses gatekeeping dan dinamika media seputar pencalonannya (Andhita, 2021). Isu politik dinasti tidak dapat mempengaruhi suara Gibran Rakabuming Raka dan rekannya yang masih memenangkan Kota Solo (Ukhra et al., 2021). Selain itu, analisis isu identitas politik dan peran pemberitaan media dalam strategi kampanye Gibran Rakabuming Raka telah memberikan pemahaman yang komprehensif tentang lintasan politiknya (A’la, 2022).

Selanjutnya, pengaruh populisme di media baru (Santoso et al., 2020), di samping ekonomi politik komunikasi mengenai tata kelola lingkungan (Purnomo et al., 2019) dan manajemen krisis selama pandemi COVID-19 (Masduki, 2021), mencerminkan kompleksitas lanskap komunikasi politik Indonesia. Studi-studi ini memberikan landasan penting untuk mengeksplorasi bagaimana pesan-pesan politik dibuat, disebarluaskan, dan diterima dalam konteks Indonesia, menyoroti perlunya pemahaman yang bernuansa strategi komunikasi politik yang beresonansi dengan generasi milenial. Secara khusus, karya-karya ilmiah tentang Gibran Rakabuming Raka menawarkan wawasan berharga tentang pengejaran politiknya, tantangan yang dihadapinya, dan implikasi yang lebih luas dari keterlibatannya dalam politik Indonesia. Analisis ini menerangi kompleksitas kampanye politik, dinamika media, dan persepsi publik seputar tokoh politik terkemuka seperti Gibran Rakabuming Raka.

Masalah Penelitian Utama dan Solusi Umum

Inti isu yang dibahas dalam naskah ini adalah dampak jangka panjang komunikasi politik milenial terhadap perubahan sosial dan politik di Indonesia. Terlepas dari banyaknya penelitian tentang komunikasi politik dalam konteks Indonesia, ada kesenjangan penting dalam memahami bagaimana gaya komunikasi generasi milenial memengaruhi wacana politik dan transformasi masyarakat. Generasi milenial, yang dicirikan oleh kecerdasan digital dan pola keterlibatan politik dan sosial yang unik, mewakili pergeseran demografis yang signifikan dengan potensi untuk membentuk kembali lanskap politik.

Solusi umum untuk masalah penelitian ini melibatkan analisis komprehensif gaya komunikasi politik milenial, dengan fokus pada tokoh-tokoh seperti Gibran Rakabuming Raka. Dengan memeriksa persimpangan komunikasi digital, pesan politik, dan strategi keterlibatan milenial, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap mekanisme yang mendasari di mana milenium mempengaruhi wacana politik dan melakukan perubahan sosial dan politik. Pendekatan ini memerlukan pemeriksaan multidisiplin komunikasi politik, menggabungkan wawasan dari studi komunikasi, ilmu politik, dan analisis media digital.

 

Solusi Khusus dari Literatur Ilmiah

Solusi spesifik untuk memahami dampak jangka panjang komunikasi politik milenial terhadap perubahan sosial dan politik terletak pada bedah strategi dan gaya komunikasi yang dianut oleh tokoh politik milenial seperti Gibran Rakabuming Raka. Penelitian Saud (Saud et al., 2020) dan A'la (A’la, 2022) memberikan kerangka kerja penting untuk menganalisis peran media sosial dan platform digital dalam membentuk keterlibatan politik di kalangan milenial. Selain itu, studi tentang dinasti politik dan liputan media, seperti yang dilakukan oleh Fatimatuzzahra & Dewi (Fatimatuzzahra & Dewi, 2021) dan Wibiyanto (Wibiyanto, 2021), menawarkan wawasan berharga tentang narasi dan teknik konstruksi citra yang digunakan oleh politisi milenial.

Bagian literatur ini menggarisbawahi pentingnya menyusun pesan politik yang beresonansi dengan demografi milenial, memanfaatkan platform digital untuk mendorong keterlibatan dan partisipasi. Dengan mengintegrasikan perspektif teoritis tentang komunikasi politik dengan analisis empiris tokoh politik milenial, penelitian ini berusaha menjelaskan strategi yang secara efektif memobilisasi dukungan milenial dan mendorong perubahan politik dan sosial.

 

Tinjauan Literatur Khusus

Kajian komunikasi politik milenial, khususnya dalam konteks Indonesia, mengungkapkan kesenjangan penelitian kritis dalam memahami implikasi jangka panjang dari gaya komunikasi tersebut terhadap dinamika sosial dan politik. Sementara studi yang ada memberikan pemahaman dasar tentang keterlibatan digital, dinasti politik, dan strategi media, ada kurangnya analisis komprehensif yang menghubungkan elemen-elemen ini dengan transformasi sosial dan politik yang lebih luas yang didorong oleh keterlibatan milenium.

Research Gap penelitian ini disorot oleh kebutuhan untuk mengeksplorasi interaksi antara strategi komunikasi milenial, konstruksi identitas politik, dan dampak yang dihasilkan pada wacana politik dan perubahan sosial. Studi kasus Gibran Rakabuming Raka berfungsi sebagai contoh untuk mengatasi kesenjangan ini, menawarkan kesempatan unik untuk menyelidiki nuansa komunikasi politik milenial dan implikasinya bagi masa depan politik Indonesia.

 

Tujuan, Pernyataan Kebaruan, dan Ruang Lingkup Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dampak jangka panjang komunikasi politik milenial terhadap perubahan sosial dan politik di Indonesia, dengan fokus pada gaya komunikasi Gibran Rakabuming Raka. Penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan yang ada dengan memberikan analisis komprehensif tentang bagaimana strategi komunikasi milenial mempengaruhi wacana politik dan berkontribusi pada transformasi masyarakat. Kebaruan penelitian ini terletak pada pengujian yang ditargetkan terhadap tokoh politik milenial dan integrasi strategi komunikasi digital dalam lanskap politik Indonesia.

Pembenaran untuk kesenjangan penelitian ini berasal dari tren yang dapat diamati dalam keterlibatan politik dan preferensi komunikasi di kalangan generasi milenial, yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dengan berfokus pada periode kepemimpinan Gibran hingga saat ini, penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi efek yang dapat diamati dan jangka panjang dari komunikasi politik milenial, menawarkan wawasan tentang dinamika wacana politik yang berkembang di Indonesia.

 

Keterbatasan Studi

Konteks geografis penelitian berfokus pada Indonesia, dengan perhatian khusus pada kota Solo sebagai lokasi kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka. Periode waktu analisis akan mencakup periode kepemimpinan Gibran hingga saat ini, mengevaluasi efek jangka panjang berdasarkan tren dan perubahan yang dapat diamati. Meskipun studi ini berfokus pada gaya komunikasi milenial, perbandingan dengan generasi lain akan digunakan sebagai konteks untuk memahami perubahan sosial dan politik.

 

Objek Studi

Strategi komunikasi dalam penelitian ini mengacu pada analisis strategi komunikasi yang digunakan Gibran, meliputi media sosial, interaksi langsung dengan masyarakat, serta penggunaan simbol dan narasi. Sementara itu, partisipasi politik mengacu pada bagaimana gaya komunikasi Gibran mempengaruhi partisipasi politik, terutama di kalangan milenial, dan dampaknya terhadap keterlibatan generasi muda dalam politik. Aspek perubahan sosial terjadi pada dampak komunikasi politik Gibran terhadap nilai-nilai sosial, norma, dan orientasi politik masyarakat, terutama terkait isu-isu seperti inklusivitas, transparansi, dan akuntabilitas. Selanjutnya, efek pada sistem politik menjelaskan tentang bagaimana gaya komunikasi dan kepemimpinan Gibran berkontribusi terhadap perubahan dalam sistem politik lokal dan nasional, termasuk dalam hal kebijakan publik dan pemerintahan.

 

Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana generasi milenial, melalui tokoh-tokoh seperti Gibran Rakabuming Raka, membawa perubahan dalam metode komunikasi politik yang berpotensi mengubah dinamika sosial dan politik di Indonesia. Ini akan menambah literatur tentang pengaruh komunikasi politik milenial dan menawarkan rekomendasi untuk praktik politik dan strategi komunikasi di masa depan.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Generasi Milenial dan Komunikasi Politik

Generasi Y, umumnya dikenal sebagai Milenial, lahir antara tahun 1980 dan 2000, ditandai dengan sifat-sifat unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya (Bernardes et al., 2019). Mereka diakui karena kemahiran mereka dalam teknologi, dibesarkan di era dengan akses luas ke teknologi, dan secara aktif membentuk evolusinya, khususnya dalam domain media sosial (Bauman et al., 2019). Milenial dianggap sebagai kelompok perdana penduduk asli digital, yang terus-menerus terhubung melalui internet dan berbagai platform media sosial (Ketter, 2020). Konektivitas abadi ini telah memengaruhi gaya komunikasi mereka, dengan media baru, media sosial, dan internet berfungsi sebagai saluran utama mereka untuk informasi politik (Nur’afifah & Prihantoro, 2021).

Generasi Millenial menunjukkan perilaku dan harapan yang berbeda, terutama dalam pengaturan profesional (Schroth, 2019). Mereka memprioritaskan peluang untuk perbaikan diri, memperoleh keterampilan baru, dan jaringan daripada konsep konvensional kepuasan kerja (Febriyanti & Ihsani, 2019). Selain itu, Milenial terkenal dengan pola pikir inklusif mereka, merangkul keragaman etnis, gaya hidup, dan budaya (Kim & Park, 2019). Penerimaan terhadap keragaman ini meluas ke kesadaran politik dan pembentukan pendapat mereka, karena mereka menunjukkan kecenderungan untuk mempertimbangkan banyak sudut pandang dan sumber informasi (Inwon et al., 2021).

Pengaruh platform komunikasi seperti media sosial terhadap keterlibatan dan kesadaran politik Milenial sangat besar (Reiser et al., 2019). Milenial lebih rentan terhadap sudut pandang individu dan tokoh masyarakat yang berpengaruh, yang dapat membentuk sikap dan tindakan politik mereka (Arsawan et al., 2021). Selain itu, pemanfaatan media sosial oleh generasi milenial untuk wawasan politik dapat menyebabkan meningkatnya keterlibatan dan aktivisme politik (Nur’afifah & Prihantoro, 2021). Meskipun demikian, sangat penting untuk mengakui bahwa tidak semua Milenial memiliki karakteristik yang identik, karena mungkin ada variasi dalam generasi tersebut (Bachman et al., 2020).

Gaya komunikasi Generasi Milenial, yang ditandai dengan ketergantungan mereka pada media baru, media sosial, dan internet, secara signifikan memengaruhi kesadaran politik, partisipasi, dan pengembangan opini mereka. Kecakapan mereka dengan teknologi, keterbukaan terhadap keragaman, dan keterlibatan dengan platform media sosial membentuk cara mereka mengkonsumsi dan terlibat dengan informasi politik, memengaruhi perilaku dan sikap politik mereka.

 

Partisipasi Politik dan Ekspresi Opini

Untuk memahami bagaimana partisipasi politik dan ekspresi opini generasi milenial berbeda dari generasi sebelumnya, teori Spiral of Silence dapat memberikan wawasan yang berharga. Teori ini berpendapat bahwa kesediaan individu untuk mengekspresikan keyakinan mereka yang sebenarnya di depan umum dipengaruhi oleh seberapa besar pendapat mereka selaras dengan pendapat mayoritas (Chandra & Saini, 2021). Dalam konteks pemilihan presiden 2004 dan 2016, memeriksa bagaimana milenium menavigasi wacana politik dan mengekspresikan pendapat mereka dapat menjelaskan pendekatan unik mereka terhadap keterlibatan politik.

Studi oleh Fajri (Fajri et al., 2020) tentang kontribusi milenial dalam keberhasilan pemilu 2019 di Indonesia dapat menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana milenial mempengaruhi hasil politik melalui partisipasi dan ekspresi pendapat mereka (Fajri et al., 2020). Dengan menganalisis peran milenium dalam membentuk lanskap politik, peneliti dapat melihat faktor-faktor yang mendorong keterlibatan mereka dan dampak pendapat mereka terhadap hasil pemilu.

Selain itu, penelitian oleh Gherghina (Gherghina & Rusu, 2021) pada pemilih pertama kali di Rumania memberikan wawasan tentang agen sosialisasi yang mempengaruhi pembentukan opini politik di kalangan individu muda (Gherghina & Rusu, 2021). Memahami bagaimana opini politik milenial dibentuk oleh lingkungan sosial mereka, termasuk interaksi dengan orang tua dan teman, dapat menerangi faktor-faktor yang membedakan partisipasi politik mereka dari generasi sebelumnya.

Selain itu, studi oleh Lacombe dan Juelich (LaCombe & Juelich, 2019) tentang ukuran pemungutan suara yang menonjol dan suara milenial menyoroti tingkat keterlibatan politik tradisional yang lebih rendah, seperti pemungutan suara, di kalangan milenium dibandingkan dengan generasi sebelumnya (LaCombe & Juelich, 2019). Perbedaan dalam tingkat partisipasi ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk alternatif keterlibatan politik yang beresonansi dengan milenium dan selaras dengan preferensi komunikasi mereka.

Dengan mengintegrasikan studi dan kerangka teoritis ini, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana partisipasi politik dan ekspresi opini generasi milenial berbeda dari generasi sebelumnya. Menganalisis dinamika keterlibatan politik di kalangan milenium dalam konteks teori Spiral of Silence dapat memberikan wawasan berharga ke dalam lanskap komunikasi politik yang berkembang dan implikasinya terhadap perubahan sosial dan politik.

 

Dampak Komunikasi Politik Milenial terhadap Perubahan Sosial dan Politik

Untuk mengeksplorasi dampak komunikasi politik milenial terhadap perubahan sosial dan politik, sangat penting untuk mempertimbangkan potensi efek jangka panjang dari keterlibatan mereka dalam membentuk wacana publik, mempengaruhi keputusan kebijakan, dan mendorong gerakan sosial. Literatur ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana praktik komunikasi milenium dapat mengarah pada transformasi signifikan dalam masyarakat.

Studi oleh Sutherland et al. (Sutherland et al., 2019) tentang representasi kekerasan terhadap perempuan yang dimediasi dalam berita arus utama di Australia menyoroti peran media dalam membentuk persepsi dan wacana publik tentang isu-isu sosial yang kritis. Dengan memeriksa bagaimana liputan media memengaruhi sikap masyarakat dan respons kebijakan, para peneliti dapat memahami bagaimana milenium, sebagai konsumen aktif media, berkontribusi pada perubahan norma-norma sosial dan mengadvokasi perubahan sosial.

Lebih lanjut, penelitian Russo (Russo et al., 2020) tentang generasi milenial terdidik dan atribut kepercayaan produk makanan dengan organisme hasil rekayasa genetika (GMO) menggarisbawahi pentingnya pengetahuan, kepercayaan, dan media sosial dalam membentuk keyakinan dan perilaku milenial. Studi ini menyoroti bagaimana pilihan konsumsi milenium dan pertimbangan etis dapat mempengaruhi tren pasar dan mendorong perubahan dalam industri makanan.

Selain itu, studi oleh Vedder-Weiss (Vedder‐Weiss et al., 2019) tentang pekerjaan wajah guru dalam diskusi praktik kelas yang direkam video memberikan wawasan tentang bagaimana narasi dan wacana publik membentuk persepsi dan kebijakan. Memahami bagaimana generasi milenial terlibat dengan dan menafsirkan representasi media dapat menjelaskan peran mereka dalam menantang stereotip, mengadvokasi keadilan sosial, dan mempengaruhi keputusan kebijakan.

Dengan mengintegrasikan studi dan perspektif teoritis ini, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana komunikasi politik milenial berkontribusi terhadap perubahan sosial dan politik. Partisipasi aktif milenium dalam wacana publik, pertimbangan etis mereka dalam perilaku konsumen, dan keterlibatan mereka dengan representasi media semuanya memainkan peran penting dalam membentuk sikap masyarakat, mempengaruhi hasil kebijakan, dan mendorong gerakan untuk transformasi sosial.

 

Gibran Rakabuming Raka sebagai Studi Kasus

Gibran Rakabuming Raka, seorang tokoh terkemuka dalam politik Indonesia dan putra Presiden Joko Widodo, telah mengumpulkan perhatian karena gaya komunikasi politiknya, terutama mahir menggunakan media baru, media sosial, dan internet untuk terlibat dengan publik dan mengekspresikan pandangan politiknya. Strategi komunikasi Rakabuming Raka sejalan dengan tren yang lebih luas yang diamati dalam komunikasi politik milenial, yang mencerminkan ketergantungan generasi pada platform digital untuk wacana dan keterlibatan politik.

Selama pemilihan walikota Surakarta 2020, Rakabuming Raka menghadapi lawan yang dianggap berpotensi dikendalikan oleh kekuatan eksternal, menyoroti sifat kompetitif dari lanskap politik yang ia navigasikan Subekti (Subekti et al., 2023). Strategi kampanyenya, seperti yang diamati selama pandemi COVID-19, menekankan legitimasi yang diperoleh langsung dari partai politik daripada lembaga survei tradisional, menampilkan pendekatan modern untuk kampanye politik (Subekti, 2022). Contoh-contoh ini menggarisbawahi penggunaan metode komunikasi strategis Rakabuming Raka untuk terhubung dengan pemilih dan membangun kehadiran politiknya.

Selain itu, keterlibatan Rakabuming Raka dengan platform media sosial, sebagaimana dibuktikan dalam pemilihan walikota Surakarta 2020, mencerminkan pengaruh media sosial terhadap rasionalitas keputusan politik milenial (A’la, 2022). Dengan memanfaatkan saluran media sosial, Rakabuming Raka secara efektif mengkomunikasikan agenda politiknya dan terlibat dengan pemilih milenial, memanfaatkan ranah digital untuk membentuk narasi dan persepsi politik (A’la, 2022). Ini sejalan dengan tren yang lebih luas dari tokoh politik yang memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk keterlibatan langsung dengan demografi yang lebih muda.

Menganalisis gaya komunikasi Rakabuming Raka melalui lensa analisis wacana, seperti yang terlihat dalam kajian Nurlatifah dan Hamdani (Nurlatifah & Hamdani, 2023), memberikan wawasan tentang dinamika sosial dan struktur kekuasaan yang tertanam dalam interaksinya dengan tokoh politik lainnya. Dengan mengkaji wacana seputar keterlibatan Rakabuming Raka, seseorang dapat mengungkap ideologi dan perubahan sosial yang mendasari tercermin dalam representasi media dan persepsi publik Nurlatifah. Pendekatan ini menyoroti kompleksitas komunikasi politik di era digital dan nuansa penyampaian pesan politik melalui berbagai saluran media.

Kesimpulannya, gaya komunikasi politik Gibran Rakabuming Raka, yang ditandai dengan penggunaan strategis media baru, media sosial, dan internet, mencontohkan lanskap keterlibatan politik milenial yang terus berkembang. Dengan merangkul platform digital dan memanfaatkan strategi komunikasi modern, Rakabuming Raka menavigasi persimpangan teknologi dan politik, beresonansi dengan preferensi komunikasi generasi milenial.

 

Kerangka Teoritis dan Model Konseptual

Kerangka teoritis dan model konseptual sangat penting dalam memahami komunikasi politik milenial dan dampaknya terhadap perubahan sosial dan politik. Teori Spiral of Silence, Teori Identitas Sosial, dan Teori Agenda-Setting sangat mendalam dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi politik milenial.

Teori Spiral of Silence, yang diusulkan oleh Noelle-Neumann, menunjukkan bahwa individu lebih cenderung mengekspresikan pendapat mereka secara terbuka jika mereka selaras dengan pendapat mayoritas, sementara mereka yang berbeda mungkin tetap diam karena takut akan isolasi Roß (Roß et al., 2019). Dalam konteks komunikasi politik milenial, teori ini dapat menjelaskan bagaimana platform media sosial mempengaruhi ekspresi pandangan politik di kalangan milenial. Memahami bagaimana generasi milenial menavigasi ranah digital dan terlibat dengan beragam pendapat dapat memberikan wawasan berharga tentang perilaku dan partisipasi politik mereka.

Teori Identitas Sosial, yang dikembangkan oleh Tajfel dan Turner, menekankan bagaimana konsep diri individu dibentuk oleh keanggotaan kelompok mereka dan bagaimana hal ini memengaruhi perilaku dan sikap mereka terhadap orang lain (Sumaedi et al., 2021). Diterapkan pada komunikasi politik milenial, teori ini dapat membantu menjelaskan bagaimana identitas sosial milenium, dibentuk oleh faktor-faktor seperti usia, keyakinan, dan nilai-nilai, mempengaruhi keterlibatan mereka dengan konten politik di media sosial. Dengan memeriksa bagaimana milenium memandang diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan kelompok politik, orang dapat lebih memahami pola komunikasi dan preferensi politik mereka.

Teori Agenda-Setting, yang diusulkan oleh McCombs dan Shaw, berpendapat bahwa media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik dengan menyoroti isu dan topik tertentu, sehingga mempengaruhi agenda publik (Gómez-Román et al., 2020). Di ranah komunikasi politik milenial, teori ini dapat menjelaskan bagaimana platform media sosial dan sumber berita online memengaruhi kesadaran milenial tentang isu-isu politik dan prioritas mereka. Dengan memeriksa fungsi agenda-setting media digital pada milenium, peneliti dapat melihat arti penting informasi politik dan implikasinya terhadap perubahan sosial.

Mengintegrasikan kerangka teoritis dan model konseptual ini ke dalam studi komunikasi politik milenium memungkinkan para peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika yang sedang dimainkan. Kerangka kerja ini memberikan lensa untuk menganalisis kompleksitas keterlibatan milenium dengan konten politik, pembentukan identitas politik mereka, dan implikasi yang lebih luas untuk perubahan sosial dan politik dalam masyarakat kontemporer.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi kasus Gibran Rakabuming Raka untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang subjek, dan menggunakan analisis kualitatif untuk mengevaluasi data dari wawancara, media sosial, berita, dan publikasi terkait. Penelitian ini juga melakukan survei untuk mengukur persepsi dan dampak gaya komunikasi Gibran terhadap masyarakat, khususnya generasi milenial.

 

Metodologi Pengumpulan dan Analisis Data

Analisis kualitatif gaya komunikasi politik Generasi Milenial, khususnya melalui studi kasus Gibran Rakabuming Raka, menggunakan pendekatan pengumpulan data multi-faceted, mengintegrasikan wawancara, analisis media sosial, berita, dan publikasi terkait. Metode komprehensif ini memungkinkan kumpulan data yang kaya dan beragam, menangkap nuansa strategi komunikasi Gibran dan dampaknya terhadap wacana politik dan sosial. Analisis ini didukung oleh proses pengkodean sistematis yang mengidentifikasi tema dan pola berulang (Umair et al., 2021), mengungkapkan wawasan tentang efektivitas dan implikasi gaya komunikasi tersebut pada keterlibatan milenial dan partisipasi politik l (Pell et al., 2020).

 

Temuan dari Wawancara dan Analisis Media Sosial

Analisis wawancara dan konten media sosial menyoroti gaya komunikasi khas yang ditandai dengan aksesibilitas, relatabilitas, dan penggunaan platform digital untuk terlibat langsung dengan audiens milenial. Pendekatan Gibran, ditandai dengan nada santai dan mudah didekati, berbeda dengan metode komunikasi politik tradisional, beresonansi kuat dengan demografi yang lebih muda. Analisis kualitatif data wawancara kognitif biasanya melibatkan eksplorasi kasus secara mendalam, menggunakan analisis tematik, grounded theory, dan berbagai adaptasi dari pendekatan ini (Militello, 2023). Gaya ini menumbuhkan rasa inklusi dan transparansi, mendorong peningkatan minat dan keterlibatan politik di kalangan milenial (Galadima et al., 2019). Analisis tematik lebih lanjut menggarisbawahi peran keaslian dan penggunaan strategis media sosial sebagai elemen penting dalam membentuk persepsi publik dan menumbuhkan budaya politik partisipatif di kalangan anak muda.

 

Tantangan dan Pertimbangan dalam Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dari berbagai sumber, termasuk media sosial, menghadirkan beberapa tantangan, terutama dalam memastikan keandalan dan keterwakilan data (Sloan et al., 2019). Studi ini membahas masalah ini dengan menerapkan kriteria penilaian kualitas yang ketat untuk data media sosial dan mematuhi standar etika untuk keamanan data dan informed consent (Morstatter et al., 2021). Triangulasi digunakan sebagai strategi untuk memvalidasi temuan, menggabungkan data dari wawancara, media sosial, berita, dan publikasi untuk membangun pandangan komprehensif tentang dampak komunikasi Gibran (Orth et al., 2020). Ketelitian metodologis ini memperkuat temuan penelitian, menyoroti potensi transformatif komunikasi politik yang ditargetkan milenial dalam mendorong perubahan sosial dan politik (Breuer et al., 2021).

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evolusi Komunikasi Politik pada Generasi Milenial

Studi tentang komunikasi politik Gibran Rakabuming Raka mengungkap pergeseran signifikan ke arah mengintegrasikan platform digital dalam melibatkan pemilih milenial Indonesia. Pendekatan Gibran, yang dicirikan oleh keterkaitan dan aksesibilitasnya, telah mengkatalisasi transformasi yang lebih luas dalam wacana politik. Wawancara dan analisis media sosial mencerminkan gaya komunikasi yang beresonansi dengan preferensi milenium untuk keaslian dan keterlibatan langsung. Evolusi ini menandai keberangkatan dari metode komunikasi politik tradisional, menekankan peran penting media sosial dalam membentuk keterlibatan politik di kalangan anak muda Indonesia.

Komunikasi politik pada generasi milenial memang mengalami evolusi yang signifikan, dicontohkan dengan pendekatan Gibran Rakabuming Raka dalam melibatkan pemilih milenial Indonesia. Evolusi ini ditandai dengan transisi menuju pemanfaatan platform digital, dengan fokus pada keterkaitan dan aksesibilitas dalam gaya komunikasi (Sadowski, 2019). Adopsi media sosial dan strategi keterlibatan langsung telah terbukti efektif di kalangan milenium, yang menempatkan nilai tinggi pada keaslian dalam percakapan politik (Ernst et al., 2019). Penyimpangan dari metode konvensional ini menggarisbawahi peran penting media sosial dalam mempengaruhi partisipasi politik di kalangan anak muda Indonesia (Habermas, 2022).

Pergeseran menuju platform digital dalam komunikasi politik sejalan dengan tren yang lebih luas yang diamati dalam literatur ilmiah, menunjukkan perpindahan dari gagasan tradisional tentang ruang publik politik (Sandoval, 2019). Munculnya komunikasi politik digital menandakan era baru, sering disebut sebagai era keempat komunikasi politik, didorong oleh meluasnya difusi dan pemanfaatan sumber daya internet (Veneti et al., 2021). Perubahan ini telah mendorong perspektif yang lebih strategis dan komprehensif tentang lanskap komunikasi dalam kampanye politik, sebagian dipengaruhi oleh keterlibatan konsultan (Orosa, 2022).

Selanjutnya, evolusi komunikasi politik pada generasi milenial tidak eksklusif di Indonesia tetapi merupakan bagian dari fenomena global. Studi tentang India milenial, misalnya, menekankan bagaimana budaya digital telah menjadi dasar bagi pandangan politik generasi yang mahir secara digital (Udupa et al., 2019). Peran sentral ekosistem komunikasi digital telah membentuk kembali ruang publik, menyoroti pentingnya platform digital dalam dialog politik kontemporer (Calvo, 2020).

Dampak platform digital pada komunikasi politik melampaui keterlibatan dengan pemilih untuk mencakup tata kelola ekosistem platform. Diskusi tentang pembentukan deplat dan pengaturan akses pasar platform menggarisbawahi kompleksitas yang terkait dengan pengawasan layanan digital dan perlunya mengatasi masalah seperti ucapan beracun, inklusivitas, dan polarisasi (Fathaigh et al., 2021). Lanskap komunikasi politik yang berkembang juga bersinggungan dengan konsep demokrasi digital, individualisme, dan ruang publik digital (Maier & Nai, 2021).

Branding politik pada dasarnya bertujuan untuk mengamankan suara setelah proses kampanye.  Pilihan masyarakat untuk mendelegasikan hak suaranya kepada partai politik atau calon legislatif dianalogikan dengan opsi untuk membeli komoditas.  Politisi harus memiliki kemampuan untuk membangun postur politik yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dan kesetiaan pemilih. Dengan demikian, citra harus bertahan melampaui titik menerima suara dan dipilih. Politisi harus mempertahankan kesetiaan pemilih dalam jangka waktu yang lama. Politisi harus mengerahkan upaya yang lebih besar untuk memastikan bahwa citra publik mereka selaras dengan tuntutan dan harapan pemilih. Fenomena ini biasa disebut sebagai konsep branding politik. Pemain politik menyadari pentingnya membangun merek untuk lintasan politik mereka (Dharma Putra et al., 2022). Berbagai pendekatan dan taktik digunakan untuk menumbuhkan persepsi positif di antara populasi umum.

Kesimpulannya, evolusi komunikasi politik pada generasi milenial, seperti yang ditunjukkan oleh pendekatan Gibran Rakabuming Raka, mencerminkan tren yang lebih luas ke arah integrasi platform digital dan menekankan keaslian dan keterlibatan langsung. Pergeseran ini menandakan keberangkatan dari metode tradisional dan menekankan peran penting media sosial dalam membentuk keterlibatan politik di antara populasi muda secara global.

Dampak pada Keterlibatan Politik Milenial dan Partisipasi Sipil

Analisis kualitatif mengungkapkan bahwa gaya komunikasi Gibran Rakabuming Raka telah secara signifikan mempengaruhi partisipasi politik milenial dan keterlibatan sipil di Indonesia. Analisis tematik wawancara dan konten media sosial menyoroti kemampuan Gibran untuk memanfaatkan platform digital tidak hanya untuk tujuan kampanye tetapi sebagai alat untuk dialog berkelanjutan dengan populasi milenial. Strategi keterlibatan ini telah menyebabkan peningkatan minat dan aktivitas politik di kalangan milenium, menunjukkan korelasi positif antara taktik komunikasi inovatif dan keterlibatan politik dan sosial yang meningkat.

Dampak gaya komunikasi Gibran Rakabuming Raka terhadap keterlibatan politik milenial dan partisipasi sipil di Indonesia sangat mendalam, sebagaimana dibuktikan oleh analisis kualitatif. Dengan memanfaatkan platform digital tidak hanya untuk tujuan kampanye tetapi juga untuk dialog berkelanjutan dengan generasi milenial, Gibran telah berhasil meningkatkan minat dan aktivitas politik di antara demografis ini. Pergeseran menuju taktik komunikasi inovatif ini telah menunjukkan korelasi positif dengan meningkatnya keterlibatan politik dan sosial di kalangan milenium.

Pengaruh pada keterlibatan politik milenial ini sejalan dengan diskusi yang lebih luas tentang peran platform digital dan media sosial dalam membentuk partisipasi sipil. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital secara signifikan berdampak pada kehidupan milenium, memberi mereka akses yang lebih besar ke informasi dan jalan untuk keterlibatan. Kemampuan untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat milenial melalui media sosial telah berperan dalam mendorong dialog berkelanjutan dan menumbuhkan rasa pemberdayaan politik di kalangan anak muda Indonesia.

Selain itu, penelitian tentang keterlibatan milenial melampaui ranah politik untuk mencakup berbagai aspek kehidupan mereka, seperti dinamika tenaga kerja dan perilaku konsumen. Studi telah mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan karyawan milenial, termasuk peran spiritualitas di tempat kerja, dukungan organisasi, dan modal psikologis. Selain itu, penelitian telah menyelidiki dampak aktivisme merek pada persepsi milenium dan perilaku pembelian, menyoroti keterkaitan antara nilai-nilai sosial dan pilihan konsumen.

Lanskap keterlibatan milenial yang berkembang juga bersinggungan dengan diskusi tentang literasi keuangan, pertimbangan etis, dan pengembangan karir. Memahami faktor-faktor penentu toleransi risiko keuangan, berbagi pengetahuan, dan perilaku kerja inovatif di kalangan milenium sangat penting untuk mendorong demografi yang lebih terinformasi dan terlibat. Selain itu, penelitian telah meneliti pengaruh pengembangan karir, konflik kerja-keluarga, dan kepuasan kerja terhadap turnover intention milenial, menjelaskan kompleksitas dinamika tenaga kerja di Indonesia (Kasri & Chaerunnisa, 2021).

Kesimpulannya, pendekatan komunikasi Gibran Rakabuming Raka berfungsi sebagai mikrokosmos dari tren yang lebih luas dalam keterlibatan politik milenial dan partisipasi sipil di Indonesia. Dengan merangkul platform digital dan mendorong dialog langsung dengan generasi milenial, Gibran telah mengkatalisasi peningkatan minat dan aktivitas politik di kalangan generasi muda. Pergeseran menuju taktik komunikasi inovatif ini menggarisbawahi kekuatan transformatif teknologi digital dalam membentuk keterlibatan sipil dan keterlibatan sosial di kalangan milenial.

 

Pengaruh pada Identitas Politik dan Nilai Sosial

Strategi komunikasi politik Gibran juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas politik dan nilai-nilai sosial di kalangan generasi milenial Indonesia. Studi ini mengidentifikasi dampak penting pada persepsi milenium tentang kepemimpinan politik dan harapan mereka dari tokoh-tokoh politik. Pendekatan Gibran, yang menekankan transparansi, inklusivitas, dan inisiatif berorientasi masyarakat, sejalan dengan nilai dan preferensi milenium yang lebih luas, berkontribusi pada pergeseran norma dan harapan politik dalam kelompok demografis ini.

Strategi komunikasi politik Gibran Rakabuming Raka telah disarankan untuk berdampak pada pembentukan identitas politik dan nilai-nilai sosial di kalangan generasi milenial Indonesia. Dengan menekankan transparansi, inklusivitas, dan inisiatif berorientasi masyarakat, pendekatan Gibran diyakini selaras dengan nilai-nilai dan preferensi milenial yang lebih luas, yang berpotensi berkontribusi pada pergeseran norma dan harapan politik dalam kelompok demografis ini.

Dampak komunikasi politik pada pembentukan identitas dan nilai-nilai sosial adalah interaksi multifaset dari berbagai faktor. Teori identitas sosial berpendapat bahwa rasa inklusi individu terkait erat dengan kelompok yang bergaul dengannya, yang dapat memengaruhi persepsi dan perilaku mereka (Ross et al., 2019). Komunikasi politik dapat diartikan sebagai kinerja kepemilikan identitas, di mana individu mengambil bagian dalam kontes simbolik untuk mewakili segmen publik yang berbeda, sehingga membentuk identitas politik mereka (Kreiss et al., 2020).

Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa identitas politik dapat memengaruhi keyakinan dan perilaku, termasuk respons terhadap krisis seperti pandemi COVID-19 (Collins et al., 2021). Identitas partisan disorot sebagai faktor penting dalam membentuk keyakinan dan penyebaran informasi, menggarisbawahi pentingnya identitas politik dalam mempengaruhi sikap dan tindakan (Pereira et al., 2021). Model peran media yang berpusat pada konteks dalam tindakan kolektif menekankan bagaimana media dapat membentuk identitas dan perilaku politik (Udupa et al., 2019).

Pengaruh komunikasi politik pada identitas melampaui keyakinan individu terhadap identitas kolektif dan nilai-nilai sosial. Penilaian teknologi dan komunikasi politik saling terkait, membentuk identitas politik tertentu yang, pada gilirannya, dapat mempengaruhi komunitas dan orientasi politik mereka (Delvenne & Parotte, 2019). Dampak permusuhan politik pada proses pengambilan keputusan menggarisbawahi bagaimana persepsi aktor dan entitas politik dapat memengaruhi perilaku dan sikap (Álvarez et al., 2020).

Selain itu, hubungan antara tanggung jawab sosial, aktivisme merek, dan identitas di kalangan milenium menggarisbawahi bagaimana nilai dan koneksi sosial dapat memengaruhi perilaku dan persepsi konsumen (Johnson & Chattaraman, 2020). Peran kepemimpinan dan identitas bersama dalam dinamika kekuasaan politik menyoroti bagaimana identitas pribadi dan sosial bersinggungan untuk membentuk persepsi dan tindakan individu (Zachara, 2019).

Dalam konteks Indonesia, pentingnya etika politik dan pengaruh Pancasila pada keterlibatan politik generasi milenial menggarisbawahi pentingnya nilai dan pertimbangan etis dalam membentuk identitas politik (Permatasari & Murdiono, 2022). Pengaruh media sosial terhadap politik identitas agama di kalangan milenial Indonesia semakin menekankan peran platform digital dalam membentuk nilai dan identitas sosial (Hayati et al., 2022).

Kesimpulannya, meskipun ada indikasi bahwa strategi komunikasi politik Gibran Rakabuming Raka mungkin telah berperan dalam membentuk identitas politik dan nilai-nilai sosial di kalangan generasi milenial Indonesia, studi komprehensif lebih lanjut diperlukan untuk membangun hubungan sebab akibat langsung. Dengan berpotensi menyelaraskan dengan nilai-nilai dan preferensi milenium, Gibran dapat berkontribusi pada pergeseran norma dan harapan politik dalam kelompok demografis ini, menyoroti hubungan rumit antara komunikasi politik, pembentukan identitas, dan nilai-nilai sosial.

 

Tantangan dalam Mengadaptasi Komunikasi Politik Tradisional

Adaptasi metode komunikasi politik tradisional untuk memenuhi tuntutan audiens milenial menghadirkan beberapa tantangan. Proses pengumpulan data, terutama dari media sosial, menggarisbawahi isu-isu terkait keandalan dan pertimbangan etis penggunaan platform digital untuk komunikasi politik. Studi ini membahas pentingnya mengembangkan strategi yang memastikan keaslian pesan politik sambil menavigasi kompleksitas keterlibatan digital untuk menjaga kredibilitas dan efektivitas dalam komunikasi politik.

Mengadaptasi metode komunikasi politik tradisional untuk memenuhi tuntutan audiens milenial menimbulkan beberapa tantangan, seperti yang disorot dalam studi terbaru. Proses pengumpulan data, terutama dari media sosial, mengungkapkan kekhawatiran mengenai keandalan dan pertimbangan etis dalam memanfaatkan platform digital untuk komunikasi politik. Ini menekankan pentingnya mengembangkan strategi yang memastikan keaslian pesan politik sambil menavigasi kompleksitas keterlibatan digital untuk menjaga kredibilitas dan efektivitas dalam komunikasi politik.

Tantangan dalam mengadaptasi metode komunikasi politik tradisional untuk melayani audiens milenial beragam. Ketergantungan pada media sosial untuk pengumpulan data menimbulkan kekhawatiran mengenai keakuratan dan implikasi etis dari informasi yang dikumpulkan dari platform ini. Sifat dinamis media sosial, dengan potensi misinformasi dan manipulasi, mempersulit tugas untuk memastikan keandalan data yang digunakan dalam strategi komunikasi politik (Muswede, 2022).

Selain itu, pergeseran ke arah platform digital untuk komunikasi politik memerlukan evaluasi ulang norma dan praktik komunikasi tradisional. Strategi harus dikembangkan untuk menegakkan keaslian pesan politik di ranah digital, di mana batas-batas antara wacana asli dan komunikasi performatif dapat kabur. Menjaga kredibilitas dan efektivitas dalam komunikasi politik membutuhkan navigasi nuansa keterlibatan digital sambil tetap setia pada nilai-nilai inti dan tujuan pesan politik (Miller & McGregor, 2019).

Tantangan mengadaptasi metode komunikasi politik tradisional melampaui pengumpulan data dan keaslian untuk mencakup isu-isu yang lebih luas dari keterlibatan audiens dan efektivitas komunikasi. Lanskap platform komunikasi digital yang berkembang menuntut pemeriksaan ulang hierarki komunikasi tradisional dan dinamika kekuasaan. Gangguan yang disebabkan oleh perkembangan media sosial yang cepat menggarisbawahi perlunya pendekatan inovatif untuk melibatkan audiens milenial secara efektif (Denis et al., 2022).

Selain itu, kompleksitas komunikasi digital menghadirkan tantangan dalam menyeimbangkan pelestarian nilai-nilai warisan dengan adopsi solusi hemat energi. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam adaptasi bangunan warisan harus menavigasi konflik dan kompromi antara keberlanjutan sosial, lingkungan, dan ekonomi, menyoroti keseimbangan rumit yang diperlukan dalam mengadaptasi struktur tradisional dengan kebutuhan kontemporer (Filho et al., 2021).

Kesimpulannya, tantangan dalam mengadaptasi metode komunikasi politik tradisional untuk memenuhi kebutuhan audiens milenial menggarisbawahi pentingnya mengatasi masalah yang berkaitan dengan keandalan data, pertimbangan etis, keaslian, dan efektivitas komunikasi. Strategi harus dikembangkan untuk menavigasi kompleksitas keterlibatan digital sambil menjunjung tinggi nilai-nilai inti dari pesan politik untuk memastikan kredibilitas dan resonansi dengan audiens milenial.

 

Implikasi Masa Depan untuk Wacana Politik dan Strategi Keterlibatan

Temuan dari studi kasus Gibran Rakabuming Raka menawarkan wawasan penting tentang masa depan strategi komunikasi politik yang menargetkan generasi milenial. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya tokoh politik untuk merangkul inovasi digital dan keaslian dalam pendekatan komunikasi mereka. Ketika milenium terus membentuk lanskap politik, studi ini menyoroti pentingnya mengadaptasi pesan politik dan strategi keterlibatan untuk memenuhi preferensi dan harapan yang berkembang dari demografis yang berpengaruh ini.

Implikasi masa depan untuk wacana politik dan strategi keterlibatan, seperti yang diterangi oleh studi kasus Gibran Rakabuming Raka, menawarkan wawasan berharga ke dalam lanskap komunikasi politik yang berkembang yang menargetkan generasi milenial. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya bagi tokoh politik untuk merangkul inovasi dan keaslian digital dalam pendekatan komunikasi mereka untuk terlibat secara efektif dengan generasi milenial. Ketika milenium terus memberikan pengaruh pada lanskap politik, penelitian ini menekankan perlunya mengadaptasi pesan politik dan strategi keterlibatan untuk menyelaraskan dengan preferensi dan harapan yang berkembang dari demografi yang berpengaruh ini.

Wawasan yang diperoleh dari studi kasus Gibran Rakabuming Raka menjelaskan lintasan strategi komunikasi politik yang ditujukan untuk milenial. Penelitian ini menggarisbawahi peran penting inovasi digital dalam membentuk pendekatan komunikasi yang efektif yang disesuaikan dengan preferensi generasi milenial. Merangkul keaslian dalam pesan politik muncul sebagai faktor kunci dalam terlibat dengan milenium, yang menghargai transparansi dan interaksi asli di bidang politik. Dengan beradaptasi dengan lanskap digital dan memprioritaskan keaslian, tokoh politik dapat meningkatkan resonansi mereka dengan milenium dan mendorong keterlibatan yang bermakna (Soares et al., 2021).

Preferensi dan harapan milenium yang berkembang mengharuskan evaluasi ulang metode komunikasi politik tradisional. Studi ini menyoroti pentingnya menyelaraskan pesan politik dan strategi keterlibatan dengan nilai-nilai dan gaya komunikasi yang beresonansi dengan milenium. Dengan memahami dan beradaptasi dengan karakteristik unik demografi milenial, tokoh politik dapat meningkatkan efektivitas strategi komunikasi mereka dan mendorong keterlibatan yang lebih besar dengan kelompok berpengaruh ini (Legros & Cislaghi, 2019).

Selain itu, dampak media sosial pada wacana politik dan strategi keterlibatan tidak dapat diremehkan. Studi yang mengeksplorasi efek media sosial pada diskusi politik dan aktivisme di antara generasi yang berbeda menggarisbawahi perlunya pendekatan yang disesuaikan untuk melibatkan milenium secara efektif. Memahami perbedaan generasi dalam partisipasi politik dan aktivisme online dapat menginformasikan pengembangan strategi komunikasi bertarget yang memenuhi preferensi dan perilaku milenium (Zúñiga et al., 2019).

Masa depan wacana politik dan strategi keterlibatan terletak pada kemampuan tokoh politik untuk menavigasi kompleksitas komunikasi digital sambil mempertahankan keaslian dan relevansi. Dengan memanfaatkan platform media sosial, mengadaptasi pesan agar selaras dengan nilai-nilai milenial, dan memahami nuansa identitas generasi, aktor politik dapat meningkatkan strategi komunikasi mereka dan secara efektif terlibat dengan generasi milenial. Ketika milenium terus membentuk lanskap politik, kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi dalam komunikasi politik akan sangat penting untuk membina koneksi yang bermakna dan mendorong partisipasi aktif di antara demografis yang berpengaruh ini (Khan et al., 2021).

Sebagai kesimpulan, implikasi masa depan untuk wacana politik dan strategi keterlibatan menggarisbawahi pentingnya merangkul inovasi digital, keaslian, dan pendekatan yang disesuaikan untuk terlibat secara efektif dengan generasi milenial. Dengan beradaptasi dengan preferensi dan harapan milenium yang berkembang, tokoh politik dapat meningkatkan strategi komunikasi mereka dan membina hubungan yang bermakna dengan demografis yang berpengaruh ini, membentuk masa depan keterlibatan dan wacana politik.

 

 

 

KESIMPULAN

Eksplorasi gaya komunikasi politik generasi milenial, dengan fokus pada Gibran Rakabuming Raka sebagai studi kasus, mengungkapkan pergeseran transformatif dalam lanskap wacana politik di Indonesia. Studi ini memberikan pengamatan mendalam tentang dinamika komunikasi politik dalam konteks lingkup digital yang berkembang pesat dan dampaknya yang signifikan terhadap paradigma sosial dan politik. Penelitian ini melampaui pemahaman konvensional tentang keterlibatan politik, mengungkap interaksi bernuansa antara strategi komunikasi milenium dan implikasi sosial mereka yang lebih luas.

 

Dampak pada Keterlibatan Politik Milenial

Pemanfaatan platform digital Raka yang mahir oleh Gibran Rakabuming untuk komunikasi politik menggambarkan pendekatan perintis yang sangat beresonansi dengan demografi milenial. Strateginya, yang ditandai dengan gaya komunikasi yang asli dan mudah diakses, telah menunjukkan pengaruh penting pada keterlibatan politik milenium dan partisipasi sipil. Pergeseran menuju inklusivitas digital dan transparansi dalam pesan politik ini menggarisbawahi evolusi kritis dalam wacana politik, selaras dengan preferensi dan harapan generasi yang menghargai interaksi langsung dan bermakna.

 

Membentuk Kembali Identitas Politik dan Nilai Sosial

Penelitian ini menjelaskan bagaimana metode komunikasi Gibran telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas politik dan memperkuat nilai-nilai sosial di kalangan milenial Indonesia. Dengan mewujudkan prinsip-prinsip transparansi, inklusivitas, dan keterlibatan masyarakat, narasi politik Gibran telah berkontribusi pada harapan kepemimpinan politik yang didefinisikan ulang dalam generasi milenial. Transformasi ini menandakan keberangkatan dari paradigma politik tradisional, menumbuhkan budaya politik yang memprioritaskan pemerintahan etis dan demokrasi partisipatif.

 

Tantangan dalam Adaptasi Komunikasi Politik Tradisional

Transisi ke komunikasi politik digital-sentris menghadirkan banyak tantangan, terutama dalam memastikan keaslian dan integritas etis pesan politik. Studi ini menyoroti kebutuhan kritis bagi tokoh politik untuk menavigasi tantangan ini secara efektif, memastikan bahwa keterlibatan digital tetap menjadi alat yang kredibel dan berdampak untuk wacana politik. Adaptasi metode komunikasi tradisional agar selaras dengan norma-norma digital dan harapan milenial memerlukan pendekatan strategis dan teliti terhadap pesan politik.

 

Implikasi Masa Depan untuk Wacana Politik

Wawasan yang dikumpulkan dari penelitian ini menunjukkan implikasi mendalam bagi strategi komunikasi politik di masa depan, khususnya dalam melibatkan audiens milenial. Ketika platform digital terus mendominasi lanskap wacana politik, kebutuhan tokoh politik untuk merangkul inovasi, keaslian, dan keterlibatan digital strategis menjadi semakin penting. Studi ini mengadvokasi pemahaman yang bernuansa preferensi komunikasi milenial, mendesak pemangku kepentingan politik untuk menyesuaikan strategi mereka untuk mendorong partisipasi politik dan wacana yang lebih besar di antara demografis yang berpengaruh ini.

 

Rekomendasi untuk Penelitian Masa Depan

Penelitian ini menggarisbawahi perlunya eksplorasi lanjutan terhadap dampak komunikasi politik milenial terhadap perubahan sosial dan politik. Studi masa depan harus menggali lebih dalam implikasi jangka panjang dari strategi keterlibatan digital, memeriksa kemanjurannya dalam mendorong partisipasi dan wacana politik yang berkelanjutan. Selain itu, analisis komparatif di berbagai konteks politik dan demografi akan memperkaya pemahaman tentang bagaimana gaya komunikasi milenial mempengaruhi lanskap politik secara global. Pengembangan literatur yang kuat tentang hal ini sangat penting untuk menavigasi kompleksitas komunikasi politik modern dan memastikan partisipasi aktif generasi mendatang dalam proses demokrasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

A’la, M. M. (2022). Pengaruh Media Sosial Terhadap Rasionalitas Politik Generasi Milenial Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Surakarta 2020. Jurnal Polgov. https://doi.org/10.22146/polgov.v4i1.4533

Álvarez, M. D., Campo, S., & Fuchs, G. (2020). Tourism in Conflict Zones: Animosity and Risk Perceptions. International Journal of Culture Tourism and Hospitality Research. https://doi.org/10.1108/ijcthr-08-2019-0136

Andhita, P. R. (2021). Hierarki Pengaruh Dalam Pemberitaan Gibran Sebagai Kandidat Walikota Surakarta Di Solopos.com. Avant Garde. https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1242

Arsawan, I. W. E., Koval, V., Suryantini, N. P. S., & Polyezhayev, Y. (2021). Shifting Consumers’ Sustainable Behavior in the Hospitality Industry. E3s Web of Conferences. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202128002001

Bachman, J. R., Hull, J. S., & Haecker, S. (2020). Millennials Are Not All the Same: Examining Millennial Craft Brewery and Winery Visitors’ Social Involvement, <scp>self‐image</Scp>, and Social Return. International Journal of Tourism Research. https://doi.org/10.1002/jtr.2400

Bauman, M. J., Velikova, N., & Blankenship, T. (2019). Generational Differences in Risk Perception and Situational Uses of Wine Information Sources. International Journal of Wine Business Research. https://doi.org/10.1108/ijwbr-03-2019-0022

Bernardes, R. F., Guzzo, R. F., & Madera, J. M. (2019). Millennial Attitudes Toward Online and Traditional Training Methods: The Role of Training Utility and Satisfaction. Cornell Hospitality Quarterly. https://doi.org/10.1177/1938965519843488

Breuer, J., Baghal, T. A., Sloan, L., Bishop, L., Kondyli, D., & Linardis, A. (2021). Informed Consent for Linking Survey and Social Media Data - Differences Between Platforms and Data Types. Iassist Quarterly. https://doi.org/10.29173/iq988

Calvo, D. (2020). Free Software Meets Facebook: Placing Digital Platforms’ Usage by Free Culture Communities. New Media & Society. https://doi.org/10.1177/1461444820971629

Chandra, R., & Saini, R. (2021). Biden vs Trump: Modeling US General Elections Using BERT Language Model. Ieee Access. https://doi.org/10.1109/access.2021.3111035

Collins, R. N., Mandel, D. R., & Schywiola, S. S. (2021). Political Identity Over Personal Impact: Early U.S. Reactions to the COVID-19 Pandemic. Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.607639

Delvenne, P., & Parotte, C. (2019). Breaking the Myth of Neutrality: Technology Assessment Has Politics, Technology Assessment as Politics. Technological Forecasting and Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2018.06.026

Denis, E., Leclercq, T., & Ritondo, R. (2022). Tell Me Why or Tell Me to Whom: Framing Charitable Solicitations Based on Political Orientation. Recherche Et Applications En Marketing (English Edition). https://doi.org/10.1177/20515707221107595

Dharma Putra, O., Armawati Sufa, S., & Ratnasari, E. (2022). POLITICAL BRANDING GANJAR PRANOWO MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @ganjar_pranowo. Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Dan Ilmu Komunikasi, 8(2), 1–16. https://doi.org/10.33084/restorica.v8i2.3334

Ernst, N., Blassnig, S., Engesser, S., Büchel, F., & Esser, F. (2019). Populists Prefer Social Media Over Talk Shows: An Analysis of Populist Messages and Stylistic Elements Across Six Countries. Social Media + Society. https://doi.org/10.1177/2056305118823358

Fajri, U. A., Sarofah, R., Fadli, Y., Suryatman, N. A. G., & Chumaedy, A. (2020). Mass Media Analysis: Contribution of Millennials in the Success of the 2019 Election in Indonesia. Journal of Governance and Public Policy. https://doi.org/10.18196/jgpp.73132

Fathaigh, R. Ó., Moeller, J., & Bellanova, R. (2021). Digital Platforms and the Digitisation of Government Surveillance. Aoir Selected Papers of Internet Research. https://doi.org/10.5210/spir.v2021i0.12220

Fatimatuzzahra, N., & Dewi, D. S. K. (2021). The Pattern of Joko Widodo’s Political Dynasty Practices. Journal of Local Government Issues. https://doi.org/10.22219/logos.v4i1.15407

Febriyanti, N., & Ihsani, A. F. A. (2019). Development Strategy of Human Resource Management for Millennial Generation. Afebi Management and Business Review. https://doi.org/10.47312/ambr.v4i2.270

Filho, W. L., Matandirotya, N. R., Luetz, J. M., Alemu, E. A., Brearley, F. Q., Baidoo, A. A., Kateka, A., Ogendi, G. M., Adane, G. B., Emiru, N., & Mbih, R. A. (2021). Impacts of Climate Change to African Indigenous Communities and Examples of Adaptation Responses. Nature Communications. https://doi.org/10.1038/s41467-021-26540-0

Galadima, U., Ismail, Z., & Ismail, N. A. (2019). A Need Analysis for Developing Integrated Stem Course Training Module for Pre-Service Mathematics Teachers. International Journal of Engineering and Advanced Technology. https://doi.org/10.35940/ijeat.e1006.0585c19

Gherghina, S., & Rusu, E. (2021). Begin Again: Election Campaign and Own Opinions Among First‐Time Voters in Romania. Social Science Quarterly. https://doi.org/10.1111/ssqu.12979

Gómez-Román, C., Lima, M. L., Seoane, G., Alzate, M., Dono, M., & Cameselle, J. M. S. (2020). Testing Common Knowledge: Are Northern Europeans and Millennials More Concerned About the Environment? Sustainability. https://doi.org/10.3390/su13010045

Habermas, J. (2022). Reflections and Hypotheses on a Further Structural Transformation of the Political Public Sphere. Theory Culture & Society. https://doi.org/10.1177/02632764221112341

Hamid, R. S., Abror, A., Anwar, S. M., & Hartati, A. (2022). The Role of Social Media in the Political Involvement of Millennials. Spanish Journal of Marketing - Esic. https://doi.org/10.1108/sjme-08-2021-0151

Handriana, T., Yulianti, P., Kurniawati, M., Arina, N. A., Aisyah, R. A., Aryani, M. G. A., & Wandira, R. K. (2020). Purchase Behavior of Millennial Female Generation on <i>Halal</I> Cosmetic Products. Journal of Islamic Marketing. https://doi.org/10.1108/jima-11-2019-0235

Hayati, C. N., Ihsan, A. B., & Shaka, M. F. (2022). The Influence of Social Media on Religious Identity Politics Among Indonesian Millennial Generation. Simulacra Jurnal Sosiologi. https://doi.org/10.21107/sml.v5i2.16621

Inwon, K., Koo, J., Han, J. W., & Yoo, S. (2021). Millennial Consumers Perceptions on Luxury Goods: Capturing Antecedents for Brand Resonance in the Emerging Market Context. Journal of International Consumer Marketing. https://doi.org/10.1080/08961530.2021.1944832

Johnson, O., & Chattaraman, V. (2020). Signaling Socially Responsible Consumption Among Millennials: An Identity-Based Perspective. Social Responsibility Journal. https://doi.org/10.1108/srj-02-2019-0074

Kasri, R. A., & Chaerunnisa, S. R. (2021). The Role of Knowledge, Trust, and Religiosity in Explaining the Online Cash Waqf Amongst Muslim Millennials. Journal of Islamic Marketing. https://doi.org/10.1108/jima-04-2020-0101

Ketter, E. (2020). Millennial Travel: Tourism Micro-Trends of European Generation Y. Journal of Tourism Futures. https://doi.org/10.1108/jtf-10-2019-0106

Khan, S., Fazili, A. I., & Bashir, I. (2021). Constructing Generational Identity Through Counterfeit Luxury Consumption. Journal of Product & Brand Management. https://doi.org/10.1108/jpbm-09-2020-3071

Kim, D. Y., & Park, S. W. (2019). Rethinking Millennials: How Are They Shaping the Tourism Industry? Asia Pacific Journal of Tourism Research. https://doi.org/10.1080/10941665.2019.1667607

Kreiss, D., Lawrence, R. G., & McGregor, S. C. (2020). Political Identity Ownership: Symbolic Contests to Represent Members of the Public. Social Media + Society. https://doi.org/10.1177/2056305120926495

LaCombe, S. J., & Juelich, C. L. (2019). Salient Ballot Measures and the Millennial Vote. Politics and Governance. https://doi.org/10.17645/pag.v7i2.1885

Latif, E. A., Afandi, I., & Darmawan, C. (2020). The Role of Social Media as a Means of Political Literacy of Millennials in the 2019 Presidential Elections Process (A Case Study in Garut Regency). Journal of International Conference Proceedings. https://doi.org/10.32535/jicp.v2i4.783

Legros, S., & Cislaghi, B. (2019). Mapping the Social-Norms Literature: An Overview of Reviews. Perspectives on Psychological Science. https://doi.org/10.1177/1745691619866455

Maier, J., & Nai, A. (2021). Mapping the Drivers of Negative Campaigning: Insights From a Candidate Survey. International Political Science Review. https://doi.org/10.1177/0192512121994512

Masduki, M. uii ac id. (2021). Blunders of Government Communication: The Political Economy of COVID-19 Communication Policy in Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. https://doi.org/10.22146/jsp.57389

Militello, L. G. (2023). Adapting Cognitive Task Analysis Methods for Use in a Large Sample Simulation Study of High-Risk Healthcare Events. Journal of Cognitive Engineering and Decision Making. https://doi.org/10.1177/15553434231192283

Miller, F., & McGregor, A. (2019). Rescaling Political Ecology? World Regional Approaches to Climate Change in the Asia Pacific. Progress in Human Geography. https://doi.org/10.1177/0309132519849292

Morstatter, F., Pfeffer, J., Liu, H., & Carley, K. M. (2021). Is the Sample Good Enough? Comparing Data From Twitter’s Streaming API With Twitter’s Firehose. Proceedings of the International Aaai Conference on Web and Social Media. https://doi.org/10.1609/icwsm.v7i1.14401

Muswede, T. (2022). Impact of Digital Media on Political Campaigns. African Journal of Political Science. https://doi.org/10.36615/ajpsrasp.v10i1.1152

Nur’afifah, O., & Prihantoro, E. (2021). The Influence of Social Media on Millennial Generation About  Travel Decision-Making. Jurnal the Messenger. https://doi.org/10.26623/themessenger.v13i3.2328

Nurlatifah, L., & Hamdani, A. U. (2023). Pertemuan Anies Baswedan Dan Gibran Rakabuming  Dalam Kajian Analisis Wacana Norman Fairclough. Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v8i4.11655

Orosa, B. G. (2022). Digital Political Communication in the  Portuguese-Speaking World: Platformization and Engagement. Revista Lusófona De Estudos Culturais. https://doi.org/10.21814/rlec.3765

Orth, Z., Andipatin, M., Mukumbang, F. C., & Wyk, B. v. (2020). Applying Qualitative Methods to Investigate Social Actions for Justice Using Social Media: Illustrations From Facebook. Social Media + Society. https://doi.org/10.1177/2056305120919926

Pell, B., Williams, D., Phillips, R., Sanders, J., Edwards, A., Choy, E., & Grant, A. (2020). Using Visual Timelines in Telephone Interviews: Reflections and Lessons Learned From the Star Family Study. International Journal of Qualitative Methods. https://doi.org/10.1177/1609406920913675

Pereira, A., Harris, E., & Bavel, J. J. V. (2021). Identity Concerns Drive Belief: The Impact of Partisan Identity on the Belief and Dissemination of True and False News. Group Processes & Intergroup Relations. https://doi.org/10.1177/13684302211030004

Permatasari, M., & Murdiono, M. (2022). The Urgency of Political Ethics of Pancasila for the Millennial Generation Towards Golden Indonesia 2045. European Journal of Social Sciences Studies. https://doi.org/10.46827/ejsss.v7i4.1253

Purnomo, H., Okarda, B., Shantiko, B., Achdiawan, R., Dermawan, A., Kartodihardjo, H., & Dewayani, A. A. (2019). Forest and Land Fires, Toxic Haze and Local Politics in Indonesia. The International Forestry Review. https://doi.org/10.1505/146554819827906799

Reiser, C. A., Vreede, V. V, & Petty, E. M. (2019). Genetic Counselor Workforce Generational Diversity: Millennials to Baby Boomers. Journal of Genetic Counseling. https://doi.org/10.1002/jgc4.1107

Ropik, A., & Qibtiyah, M. (2021). Millennial Political Concerns and Political Preferences Towards Presidential Election in 2019: Evidence From Palembang. Jurnal Studi Sosial Dan Politik. https://doi.org/10.19109/jssp.v5i2.9327

Ross, A. D., Rouse, S. M., & Mobley, W. H. (2019). Polarization of Climate Change Beliefs: The Role of the Millennial Generation Identity. Social Science Quarterly. https://doi.org/10.1111/ssqu.12640

Roß, B., Pilz, L., Cabrera, B., Brachten, F., Neubaum, G., & Stieglitz, S. (2019). Are Social Bots a Real Threat? An Agent-Based Model of the Spiral of Silence to Analyse the Impact of Manipulative Actors in Social Networks. European Journal of Information Systems. https://doi.org/10.1080/0960085x.2018.1560920

Russo, C., Simeone, M., & Perito, M. A. (2020). Educated Millennials and Credence Attributes of Food Products With Genetically Modified Organisms: Knowledge, Trust and Social Media. Sustainability. https://doi.org/10.3390/su12208534

Sadowski, J. (2019). When Data Is Capital: Datafication, Accumulation, and Extraction. Big Data & Society. https://doi.org/10.1177/2053951718820549

Sandoval, M. (2019). Entrepreneurial Activism? Platform Cooperativism Between Subversion and Co-Optation. Critical Sociology. https://doi.org/10.1177/0896920519870577

Santoso, D., Aziz, J., Pawito, Utari, P., & Kartono, D. T. (2020). Populism in New Media: The Online Presidential Campaign Discourse in Indonesia. Gema Online Journal of Language Studies. https://doi.org/10.17576/gema-2020-2002-07

Sardini, N. H., Wiryawan, B. A., & Martini, R. (2022). Youth Out of Touch? Early Assessment of Millennial Leaders’ Performance on Human Capital Development at Indonesian Districts. Politik Indonesia Indonesian Political Science Review. https://doi.org/10.15294/ipsr.v7i3.39748

Saud, M., Ida, R., & Mashud, M. (2020). Democratic Practices and Youth in Political Participation: A Doctoral Study. International Journal of Adolescence and Youth. https://doi.org/10.1080/02673843.2020.1746676

Schroth, H. A. (2019). Are You Ready for Gen Z in the Workplace? California Management Review. https://doi.org/10.1177/0008125619841006

Sloan, L., Jessop, C., Baghal, T. A., & Williams, M. L. (2019). Linking Survey and Twitter Data: Informed Consent, Disclosure, Security, and Archiving. Journal of Empirical Research on Human Research Ethics. https://doi.org/10.1177/1556264619853447

Soares, P., Rocha, J. L. d., Moniz, M., Gama, A., Laires, P. A., Pedro, A. R., Dias, S., Leite, A., & Nunes, C. (2021). Factors Associated With COVID-19 Vaccine Hesitancy. Vaccines. https://doi.org/10.3390/vaccines9030300

Subekti, D. (2022). Political Campaign Strategy for President Joko Widodo’s Son During COVID-19 Pandemic. Jppuma Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik Universitas Medan Area. https://doi.org/10.31289/jppuma.v10i1.7034

Subekti, D., Sutan, A. J., Nurmandi, A., Mutiarin, D., & Al-Hamdi, R. (2023). The Protest Voting Behaviour Among Local Voters in the 2020 Surakarta Mayoral Election. Asian Journal of Comparative Politics. https://doi.org/10.1177/20578911231161910

Sumaedi, S., Sumardjo, Saleh, A., & Syukri, A. F. (2021). Factors Influencing Millennials’ Online Healthy Food Information-Sharing Behaviour During the Covid-19 Pandemic. British Food Journal. https://doi.org/10.1108/bfj-06-2021-0656

Sutherland, G., Easteal, P., Holland, K., & Vaughan, C. (2019). Mediated Representations of Violence Against Women in the Mainstream News in Australia. BMC Public Health. https://doi.org/10.1186/s12889-019-6793-2

Udupa, S., Venkatraman, S., & Khan, A. (2019). “Millennial India”: Global Digital Politics in Context. Television & New Media. https://doi.org/10.1177/1527476419870516

Ukhra, A., Hijri, Y. S., & Taufikurrohman, I. (2021). Isu Politik Identitas Dan Dinasti Politik Dalam Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2020. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. https://doi.org/10.17977/um019v6i2p350-361

Umair, M., Chalabianloo, N., Sas, C., & Ersoy, C. (2021). HRV and Stress: A Mixed-Methods Approach for Comparison of Wearable Heart Rate Sensors for Biofeedback. Ieee Access. https://doi.org/10.1109/access.2021.3052131

Vedder‐Weiss, D., Segal, A., & Lefstein, A. (2019). Teacher Face-Work in Discussions of Video-Recorded Classroom Practice: Constraining or Catalyzing Opportunities to Learn? Journal of Teacher Education. https://doi.org/10.1177/0022487119841895

Veneti, A., Lilleker, D. G., & Jackson, D. (2021). Between Analogue and Digital: A Critical Exploration of Strategic Social Media Use in Greek Election Campaigns. Journal of Information Technology & Politics. https://doi.org/10.1080/19331681.2021.1913689

Wibiyanto, A. (2021). Analisis Pengelolaan Kesan Achmad Purnomo Dan Gibran Rakabuming Menjelang Pilkada Solo 2020. Coverage Journal of Strategic Communication. https://doi.org/10.35814/coverage.v12i1.1986

Zachara, M. (2019). The Millennial Generation in the Context of Political Power: A Leadership Gap? Leadership. https://doi.org/10.1177/1742715019885704

Zúñiga, H. G. d., Ardèvol‐Abreu, A., & Casero-Ripollés, A. (2019). WhatsApp Political Discussion, Conventional Participation and Activism: Exploring Direct, Indirect and Generational Effects. Information Communication & Society. https://doi.org/10.1080/1369118x.2019.1642933

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)