GROBOGAN, suarakpk.com – Tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Grobogan akhir- akhir ini membuat beberapa infrastruktur jalan dan jembatan rusak. Kerusakan khususnya bangunan jalan dan jembatan sehingga mengakibatkan tergangunggunya kelancaran transportasi darat di wilayah ini. Selain merusak infrastuktur, dampak banjir juga mengancam keselamatan warga sekitar.
Seperti terjadi di Desa Ketro Kecamatan Karang Rayung Grobogan. Khususnya di Dusun Larangan yang merupakan jalan Kabupaten, penghubung antara Kecamatan Godong menuju Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.
Pantauan di lokasi bangunan, jalan di sisi barat jalan terdapat longsor setinggi 3 meter. Peristiwa ini terjadi sudah sejak sebulan yang lalu, tepatnya dibulan Nopember. Akibat peristiwa ini jalur transportasi terganggu, karena terpaksa arus lalu lintas harus buka tutup atas inisiatif relawan pemuda warga setempat.
Tingginya curah hujan dan derasnya aliran air, dikhawatirkan mengancam terputusnya jalur lintas kabupaten ini. Di samping itu, masih minimnya rambu peringatan, juga dapat mengancam keselamatan pengguna jalan, mengingat parahnya kerusakan jalan, terlebih kendaraan bertonase berat, seperti kendaraan truck dan bus.
Kondisi talud yang longsor dan gerusan air, dikhawatirkan semakin memperparah kondisi bangunan jalan dan jembatan.
Menurut keterangan salah satu warga, RT 01 RW 03 Dusun Larangan Desa Ketro, Hasno (65), yang manjadi korban banjir, dimana air menggenangi rumahnya, kondisi ini terjadi akibat tidak berfungsinya saluran air, sehingga derasnya arus air disaat hujan meluap dan banjir menggenangi badan jalan.
"Saat terjadi banjir, rumah saya selalu kebanjiran, saya berharap segera ditangani pemerintah," keluhnya.
Seorang warga lain, dalam keterangannya menuturkan, sangat menyayangkan pihak pemerintah yang kurang tegas dalam menata lingkungan. Menurutnya tidak berfungsinya saluran air, karena adanya ulah salah warga yang menutup saluran irigasi di bangunan pekarangannya.
"Warga sudah berupaya membuka saluran yang tersumbat, tetapi malah diurug lagi dengan material batu dan tanah," tuturnya.
Dia juga mengeluhkan sikap pemerintah desa yang kurang tegas terhadap normalisasi irigasi. Akibatnya peristiwa banjir tidak terhindarkan, terlebih di musim penghujan saat ini, aliran air dari wilayah hutan sangat besar sekali.
Terpisah, Kepala Desa Ketro, Suwarsih, ketika ditemui media SUARAKPK di ruang kerjanya, Kamis (30/12/2021) mengatakan, bahwa, peristiwa longsornya jalan tersebut sudah dilaporkan ke atasan untuk ditindaklanjuti.
"Saya sudah laporkan ke kecamatan dan baru saja ditinjau dari Dinas PU, semoga cepat diambil tindakan perbaikan," katanya.
Lebih lanjut, Suwarsih, menjelaskan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kerusakan jalan tersebut, karena hal ini menjadi kewenangan Dinas PU, mengingat status jalan tersebut merupakan jalan kabupaten. (Hari/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar