PURWOREJO, suarakpk.com – Banyak usaha yang tidak lancar, bahkan banyak juga yang mengalami kebangkrutan selama Pandemi Covid-19 lebih kurang 2 tahun terakhir ini.
Namun dengan kondisi yang serba sulit seperti sekarang ini, perjuangan warga di Desa Rejowinangun, Kecamaran Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang menjadi pelaku usaha penyemaian dan penjualan bibit segala macam tanaman, tidaklah sia sia.
Warga setempat yang menggeluti usaha pembibitan tersebut, memanfaatkan lahan pekarangan dan persawahan yang disulap menjadi area persemaian bibit.
Pemandangan hijaupun terlihat, ketika memasuki Desa Rejowinangun, dengan persemaian bibit yang diletakkan di halaman depan, samping atau belakang rumah masing-masing, serta hamparan persawahan yang disulap menjadi taman pembibitan dari segala macam tanaman.
Salah satu pelaku usaha pembibitan di RT.02, RW.01, Desa Rejowinangun, Nukhana (52) menuturkan, bahwa dia dan warga lainya, berawal dari uji coba bikin pembibitan tersebut, dan membuahkan hasil, maka yang tadinya areal persawahan atau padi, dirubah menjadi area pembibitan dan persemaian.
"Jadi, hasilnya sekarang ini, lebih berlipat-lipat dari hasil tanaman padi," tutur Nukhana saat ditemui di kebunnya, Kamis (23/09/2021).
Lebih lanjut, Nukhana mengatakan, dirinya dan warga lain yang berada di Desa Rejowinangun, siap melayani kebutuhan perorangan ataupun dinas dalam partai kecil maupun partai besar.
"Di sini, kita menyediakan segala jenis tanaman hutan seperti albasia, mahoni afrika, mahoni biasa, jati. Untuk tanaman hias dan buah-buahan kami juga menyediakan,” katanya.
Untuk harga bibit segala jenis tanaman, Nukhana mengaku, relative, tergantung speak dan ukuran, jadi beda-beda.
"Sejauh ini, pengiriman bibit yang paling jauh ke Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera," ucapnya.
Nukhana berharap, ke depan, pemerintah bisa mengakses produk-produk unggulan pembibitan dari Desa Rejowinangun.
"Mudah-mudahan, covid-19 lekas berlalu dan para petani bisa bangkit kembali," harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rejowinangun, Heri Santosa, mengungkapkan, bahwa di Desa Rejowinangun lebih dari 800 KK, penduduknya menggeluti usaha penyemaian dan penjualan bibit aneka jenis tanaman.
"Mulai tahun 90an, masyarakat mulai menggeluti penyemaian dan penjualan bibit tanaman, kemudian terus berkembang sampai sekarang mas," ungkapnya.
Heri menjelaskan, sekitar 90%, rara-rata masyarakat Rejowinangun bergelut pada usaha penyemaian dan penjualan bibit tanaman.
"Selain di pembibitan, warga rejowinangun juga bekerja sebagai pertukangan, petani dan bikin kerupuk, namun mayoritas usaha penyemaian dan pembibitan," jelasnya.
Heri berharap, dengan adanya pembibitan tersebut akan semakin meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Semoga ke depan Desa Rejowinangun, bisa menjadi Desa Wisata Pembibitan, dengan segala macam jenis tanaman. Kami dari pemdes sangat mendukung kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh masyarakat," pungkasnya. (Parman/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar