Usai rapat penanggulangan Covid-19 di Ruang Rapat Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menandaskan, bahwa bantuan yang harus diterima masyarakat untuk dapat segera dicairkan.
“Yang kita tekankan dalam rapat tadi, adalah bantuan yang harus diterima rakyat segera dicairkan,” tandas Ganjar.
Dikatakan Ganjar, bahwa dirinya telah meminta data-data penerima yang ada di pemerintah pusat agar segera dibagi.
“Misalnya, bantuan sosial, Bantuan Sosial Tunai (BST) dan sebagainya. Kita mendampingi agar itu bisa selesai cepat,” kata Ganjar.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Harso Susilo mengungkapkan, bahwa dirinya sedang melakukan persiapan data-data penerima.
“Nanti kita crosscheck (data) dengan yang UMKM dari Dinas Koperasi dan UKM, dan juga Dinas Porapar (Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata). Kita overlay (proses penyatuan data) dengan data kita,” ungkap Harso.
Menurut Harso, bahwa data penerima tersebut akan diatensikan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dirinya menerangkan, mumpung dana belum tersedia di Belanja Tidak Terduga (BTT), Dinsos melakukan persiapan lebih dulu.
“Nanti salurnya lewat PT Pos. Jadi seperti BST (Bantuan Sosial Tunai). Penerima kita beritahu, kemudian mereka mengambil di kantor pos sebesar Rp.200 ribu (per KK), rencananya kita untuk dua bulan,” terangnya.
Harso menjelaskan, bahwa jumlah penerima bantuan itu sebanyak 133.555 keluarga yang merupakan kalangan yang terdampak PPKM.
“Tidak hanya pedagang pasar atau pedagang kaki lima (PKL), tapi juga pekerja informal lainnya. Untuk semua warga yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dipastikan mereka sudah terbantu. Jadi kita yang non-DTKS,” jelas Harso.
Ditambahkan Harso, bahwa Dinasnya masih menunggu anggaran yang tengah disusun oleh BPKAD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
“Nanti, jika sudah siap, kami akan diberitahu. Yang jelas, Dinsos terus menyiapkan data penerima,” tambahnya.
Diegaskan Harso, bahwa Dinsos juga akan melakukan penyatuan data dengan kabupaten dan kota, supaya tidak terjadi tumpang tindih data penerima.
“Nantinya, data keluarga penerima berdasarkan by name by address. Paling banyak (penerima) ya di Kota Semarang, itu paling banyak. Yang penduduknya besar-besar, Banyumas, Cilacap,” pungkas Harso. (Arif/Giman/red)
Semoga saja aku sebagai pedagang kecil k-5 di Sampangan gajahmungkur semarang bisa dapat... Krn yang dulu bantuan umkm kok gak pernah dapat.
BalasHapus