FOTO : Asisten Perekonomian dan Pembangunan Gumas, Richard L Lundju didampingi Kepala Bappedalitbang Yantrio Aulia menghadiri pertemuan dan pemetaan analisis.
GUNUNG MAS, suarakpk.com - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melalui
Bappedalitbang setempat menggelar Pemetaan Analisis dan Penyusunan Rencana Aksi
Daerah Tahun 2021. Kegiatan dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Sekretariat Daerah Richard L Lundju.
Kegiatan pemetaan tersebut dari tanggal 15
Juni 2021, di aula Bappedalitbang yang dipimpin oleh Kepala Bappedalitbang
Yantrio Aulia dan berlanjut lagi di ruang rapat lantai 1 kantor Bupati, Rabu
(16/06/2021).
“Ya,
ini merupakan program Nasional, salah satu untuk mengatasi permasalahan
stunting di Kabupaten Gunung Mas, program ini ada delapan aksi yang memang
sudah dilaksanakan untuk beberapa perangkat daerah di dalam kegiatan DPA atau
Renja mereka untuk program stunting harus dianggarkan pada Tahun 2021 akhir
atau di Tahun 2022,” ujar Ricard.
Dijelaskannya
bahwa kegiatan ini tidak hanya untuk satu perangkat daerah saja yaitu
Bappedalitbang Gumas sebagai leading sektornya, ada Disdikpora, DP2KBP3A, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, DPMD, DLHKP, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan,
dan beberapa perangkat daerah lain.
Menurutnya, semua perangkat daerah terkait
akan bersinergi dalam merencanakan suatu kegiatan yang nantinya akan bisa
menurunkan stunting di Kabupaten Gunung Mas.
Penanganan
Stunting di Kabupaten Gunung Mas memang tidak kelihatan. Kalau tidak ke
desa-desa dan dengan cara jemput bola, anak-anak yang stunting itu tidak akan
kelihatan.
Karena
yang namanya stunting itu, anak itu kelihatan seperti orang sehat, tetapi dia
kerdil, kurus dan berat badannya dibawah rata-rata. Hal itu ditunjukkan oleh
data hasil survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan selama 3 (tiga)
tahun terakhir, dimana pada tahun 2018 prevalensi balita stunting dari 40,1%
menurun menjadi 33,0% pada tahun 2020, akan tetapi masih jauh dari target
Nasional yakni 14% yang diharapkan dapat dicapai pada Tahun 2024.
Sedangkan
Angka Stunting Kabupaten Gunung Mas tahun 2018 : 38,21% (Riskesdas), tahun 2019
: 32,83 % (SSGBI), Tahun 2020 : 22,87 % (e-PPGBM).
Lanjut dia, penyebab terjadinya anak yang
mengalami stunting bisa dari segi ekonomi yang kurang, sehingga keluarga tidak
bisa memberikan asupan atau makanan yang layak kepada anak. Atau memang ada
orang tua yang memang dianggap dalam kategori mampu atau pra sejahtera, tetapi
mereka belum mempunyai pengetahuan tentang bagaimana caranya untuk
memberikan anak makanan dengan cukup gizi.
“Adapun faktor, kadang-kadang ada orang tua
mempunyai kesibukannya masing-masing memberi makan ke anak hanya makanan instan
saja, sementara makanan yang sifatnya seperti itu gizinya tidak seimbang,”
beber Richard L Lundju.
Program ini tidak bisa disebutkan satu dua
tahun, paling tidak program lima tahun atau sepuluh tahun kedepan baru bisa
kelihatan, karena program ini adalah berkesinambungan. “Saya berharap dengan
adanya kegiatan ini, kita sudah mempunyai langkah-langkah ataupun program untuk
menurunkan stunting yang ada di Kabupaten Gunung Mas,” pungkasnya. (hms/nto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar