GROBOGAN,suarakpk.com.Meskipun telah berusia tua ,berdiri sejak tahun 1901 namun keadaannya masih kuat dan berfungsi baik.Waterbrug adalah jembatan air yang dibuat pemerintah kolonial Belanda saat penjajahannya di Indonesia.
Bangunan ini berada di Kelurahan Wirosari,Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan sekitar 25 km disebelah timur kota Purwodadi.Sampai sekarang belum ada sumber pasti siapa desainer atau artsitektur bangunan kokoh dan elok ini karena minimnya data.Tetapi paling tidak obyek ini memberikan kesaksian abadi bahwa rangkaian politik etic Kolonial Belanda atau VOC setelah bangkrut terkuras dananya pasca perang Diponegoro (1825-1830) harus membangun image dan memperbaiki komunikasi menghadapi rakyat dengan membangun sarana umum.
Kontruksi jembatan air ini memanjang sekitar 300 meter membujur ke utara-selatan,untuk menyalurkan air dari Bendung Tirto yang berjarak sekitar 6 kiloan meter disebelah utara lokasi dikaki pegunungan Kendeng utara sampai tepat di stasiun kereta api Wirosari. Untuk kepentingan inilah waterbrug ini dibangun sebagai tujuan utama adalah kepentingan perusahaan transportasi kereta api,karena spesifikasi mesin kereta api saat itu sangat butuh air dan kayu bakar.Maka lokasi stasiun KA selalu dilingkungan TPK (Tempat Penyimpanan Kayu) milik Perhutani sekarang.
Ketika media suarakpk berkunjung ke lokasi,kamis (29/10/2020) ,oleh Letda Kayat sebagai koordinator kegiatan tidak ada dilokasi atau dirumah karena sedang bertugas di Bogor,dan ditemui Wiyono dan Awang sebagai nara sumber,sebagai sosok yang dituakan di kelompok relawan pegiat lingkungan terutama di lokasi waterbrug. Bersama Wiyono,Awang serta beberapa orang Relawan Hijau menyambut dan mendampingi untuk bisa memberi keterangan ditengah kegiatan menanam bunga.
Awang menjelaskan bahwa inisiator normalisasi obyek ini adalah Kolonel Arie Yulianto,putra asli Wirosari yang sekarang menjabat Danrem Makutarama Salatiga.Keprihatinan Arie melihat bangunan yang bernilai sejarah namun tidak terawat ini menjadikannya tersadar hngga menggandeng banyak pihak untuk ikut berperan menghidupkan obyek ini sebagai tempat yang sepatutnya dirawat,dimanfaatkan,dan dijadikan tonggak sejarah sebagai catatan perjalanan sejarah Bangsa,apalagi waterbrug ini masih berfungsi untuk saluran air meskipun tidak lagi untuk kepentingan kereta api,jelas Awang.
Awang juga menjelaskan,bahwa jajaran Kodim 0717 Purwodadi diakui banyak berperan dalam proses normalisasi mulai evakuasi beberapa rumah penduduk yang menempati sepanjang jalan di lokasi,pemerataan dan pengurugan tanah lahan,pembuangan timbunan sampah,pengerukan sungai,penertiban lingkungan,sampai pembentukan Relawan Hijau yang berkonsetrasi pada bidang penanaman terutama dilingkungan sarana umum dan destinasi wisata yang memang dirasakan sangat perlu,termasuk menugaskan Letda Kayat sebagai koordinator kegiatan.
Dalam waktu dekat ini akan kita giatkan penanaman 1250 pohon berupa flamboyan,cemara,juwet,ketapang kencana,tabibuya,cemara,bungur dan pucuk merah yang kita ambil dari balai benih di Banyumanik dan Ungaran Semarang.Kita tinggal ambil barang kemudian tanam selagi ini musim hujan.Kita berharap lokasi ini dalam berapa saat insyaAllah akan hijau asri dan masyarakat akan memanfaatkan di lokasi ini menjadi arena publik yang menyenangkan sekaligus mendidik.Ketika ditanyakan apakah akan digunakan sebagai usaha profit,Wiyono menghindar ,dia hanya mengatakan," Hal itu belum dipikirkan ini adalah kegiatan gotong royong para relawan dan orang yang peduli lingkungan,"jelasnya.Ketika menyinggung soal biaya normalisasi apakah ada anggaran dari pemerintah,dia menjelaskan," Tidak tahu ,hal itu wewenang pak Arie namun para relawan dan masyarakat meminta agar Pemerintah Kabupaten Grobogan ,teman - teman anggota DPRD Grobogan segera turun ke lokasi untuk melihat kondisi ini sebagai giat masyarakat yang sangat penting untuk didukung atau langkah keberpihakan yang lebih ",jelas Wiyono.Dia menambahkan,kalau diarahkan sebagai destinasi wisata sangat potensial,disini akan disiapkan cullynary spot,hot spot area,taman,arena permainan anak,outbond,dan area parkir. Sangat sayang kalau sampai asset peninggalan sejarah yang mahal ini terbengkalai dan tidak memberi manfaat apapun untuk generasi", pungkasnya.(Nour/Red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar