Dari pantauan di lapangan beberapa saluran air atau parit banyak tertutup rumput, sehingga debit air tidak mampu tersalurkan dengan cepat.
Satu di antara warga dusun kebun kelapa, Basri mengatakan bahwa banjir ini sudah menjadi musibah musiman di desa kami. Selain curah hujan yang tinggi, pasang laut juga menjadi penyumbang banjir.
“Memang kita lihat beberapa saluran air, parit sudah banyak tertutup semak. Ini juga faktor yang menghambat lambannya air mengalir keluar,” katanya, Selasa (14/7/2020).
Aliran parit harus diperbesar. Normalisasi menjadi hal yang wajib setiap tahunnya.
“Kalau banjir sekarang ini penyebab sebenarnya kurang efektifnya drainase saja, karena cathment area (daerah aliran sungai) itu penting untuk diperhitungkan dalam pengendalian air,” katanya.
Pria dari yayasan advokasi rakyat Aceh perwakilan Aceh Timur ini berharap ada penataan dan perencanaan sejak dini oleh Dinas terkait, untuk dapat menata letak drainase dan permukiman warga. Jika tidak, laju pertumbuhan penduduk membangun hunian akan berdampak ke penataan saluran air.
Wilayah dusun kebun kelapa yang berada di pinggir laut dan daerah perbukitan ini, memang memerlukan perlakuan khusus, sehingga potensi banjir dapat diminimalisir. Di musim pasang laut, dan curah hujan yang tinggi, maka air gunung akan turun ke bawah. Jika saluran air tidak siap ditambah lagi pasang laut tinggi maka banjir tidak dapat terhindari seperti tahun-tahun lalu, ketinggian mencapai pinggang orang dewasa.
“Yang harus kita sediakan area resapan yang besar, yang jelas area yang kita pilih elevasinya harus rendah dari area pemukiman dan lebih tinggi sikit dari Permukaan air pasang laut, pesannya.
Hal serupa juga di katakan oleh pemerati desa gampong Jawa Wak LAN meminta kepada dinas terkait untuk melihat langsung kondisi parit tersebut.ujarnya.(Dd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar