PPWI Kunjungi Keluarga Ketua KPPS Yang Meninggal Tergantung Di Pohon - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

17 Mei 2019

PPWI Kunjungi Keluarga Ketua KPPS Yang Meninggal Tergantung Di Pohon


TAPANULI SELATAN, suarakpk.com - Wafatnya Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Luhut FP Aritonang, di salah satu wilayah di Tarutung, Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, mendapatkan perhatian khusus dari Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Hal tersebut terlihat dengan respon PPWI beberapa hari yang lalu, Rabu, (15/5) Ketua DPC PPWI Tobasa bersama team yang ditugaskan oleh PPWI Nasional telah bertemu dan berkomunikasi dengan istri almarhum, Boru Situmorang yang saat ini sedang mengandung anak kedua. Rombongan PPWI bertemu Istri almarhum Luhut Aritonang di rumahnya yang terletak di Tarutung.
Dikertahui, bhawa Almarhum, Luhut FP Aritonang sehariannya adalah buruh bangunan, namun pada saat menjelang pilpres dan pileg dirinya terpilih menjadi Ketua KPPS dan selama kegiatan tersebut, menurut keluarga tidak ada keluhannya serta tugasnya berlangsung dengan baik atau tanpa beban.
Menurut Br. Situmorang, bahwa Luhut FP Aritonang adalah seorang yang tidak banyak bicara, namun sebelum ditemukan meninggal, dikatakan Br Situmorang, nampak Luhut FP Aritonang sering duduk termenung seolah fikiran kosong.
“bila keluarga bertanya padanya tentang apa yang difikirkan, jawaban darinya selalu mengatakan tidak ada apa-apa. Jadi keluarga tidak ada kecurigaan apapun terhadapnya.” tutur Br.Situmorang.
Dirinya mengakui sepanjang pengetahuan Br.Situmorang, bahwa suaminya adalah seorang yang banyak pergaulan, maklum suaminya adalah tukang bangunan. Jadi menurut hematnya suaminya tidak ada musuhnya atau lawannya.
Diceritakan oleh Situmorang, pada hari Senin, (5/05),  Luhut FP Aritonang keluar dari rumah tidak membawa apa-apa. Dompet serta motornya semua tinggal di rumah, dan tidak memberitahukan kepada siapapun kemana ia pergi. Setelah berselang sang istri mulai bertanya kepada tetangga dan keluarga tapi tak ada yang bisa beri jawaban yang tahu.
“setelah beberapa hari tak kunjung datang atau pulang, walaupun sudah banyak yang terlibat dalam pencarian, namun hasilnya nihil, saya coba bertanya kepada paranormal yang disarankan keluarga. Banyak sudah orang pintar ditanyakan, namun selalu mendapat jawaban saya disuruh menunggu saja dia akan pulang.” ceritanya.
Lebih lanjut, Br.Situmorang mengatakan, namun yang ditunggu tak kunjung datang, sehingga keluarga yang berdomisili jauh turut membantu dan membawa paranormal ke Desa Parbubu l tersebut, dan menuju ke tempat yang terdeteksi oleh sang paranormal tersebut di pedalaman hutan Tombak Sirambe yang jarang sekali dilalui orang.
“dengan bantuan masyarakat mencari, saya mencium bau busuk dan serta-merta saya berteriak "bau!", lalu masyarakat semakin yakin bahwa bau itu adalah petunjuk, merekapun menyebar mencari dan akhirnya ketemu tergantung di pohon tapi sudah membusuk dengan lidah terjulur badan agak menghitam.” kisahnya.
Ditambahkan Br.Situmorang, saat menemukan suaminya tergantung, warga tidak dibenarkan menyentuh jasat ini sampai datang fihak yang berwajib. Dirinya meyakini bahwa jasat tersebut adalah suaminya, dengan melihat pakaian dikenakan untuk bunuh diri, dikarenakan tak sanggup melihat dan menghadapi situasi tersebut ia pun pulang ke rumah.
“Tua-tua kampung berembuk beserta orang tua kandung dari Luhut FP Aritonang, bersepakat jenazah langsung dikebumikan, tapi harus dihadiri aparat kepolisian. Mengingat jasat tersebut sudah membusuk terlebih dengan banyaknya misteri.” ungkapnya.
Menurut Br.Situmorang, menirukan apa yang disampaikan oleh aparat kepolisian yang datang dan mengamati secara visual, bahwa Luhut FP Aritonang meninggal akibat bunuh diri karena tidak ada ciri bekas dianiaya, terlebih hutan Tombak Sirambe tersebut jarang dikunjungi orang.
“hari itu juga suami saya dikuburkan di lereng hutan Sirambe tersebut, dikarenakan lereng hutan Tombak Sirambe tersebut juga merupakan areal kuburan dari masyarakat Desa Parbubu 1 tersebut, disamping kuburan ibunya.” pungkasnya.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Luhut Aritonang yang juga sebagai Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ditemukan tergantung di pohon yang terletak di hutan Sirambe Desa Parburu 1, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (001/Team PPWI Tobasa/red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)