BATAM, suarakpk.com - Galangan kapal merupakan pabrik pembuatan kapal yang sempat eksis sebelum tahun 2012 kini mengalami keterpurukan. Diambil dari data BSOA (Batam Shipyard Offshore Assosiation) Tahun 2014 - 2015 tercatat sekitar 270 perusahaan galangan kapal mengalami keterpurukan.
Tokoh masyarakat Batam Endro Sawung Galing, Ketua GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah), sekaligus Duta Narkoba untuk wilayah Batam menuturkan kepada media suarakpk di kawasan kecamatan Batu Aji Batam, (05/10). Sedangkan daerah galangan kapal tersebut tersebar di daerah Sagulung, Tanjung Uncang, Sekupang, Batu Ampar, dan Nongsa. Hingga saat ini yang masih beroperasi membuat kapal tersebut tinggal kurang lebih 40% dari jumlah total.
"Dengan banyaknya perusahaan galangan kapal yang tidak beroperasi tersebut terasa ekonomi Batam mengalami keterpurukan, bahkan Tahun 2016 hingga 2017 terjadi PHK besar - besaran," kata Endro.
Seperti pedagang barang bekas Aviari Galib Sitorus di kawasan kecamatan Batu Aji mengeluhkan sepinya pasar pada tiga tahun terakhir. "Sekarang kami susah mendapatkan barang dari Singapura, karena saat ini terasa dipersulit masuk wilayah Batam," katanya.
Terlihat di pasar pasar tradisional dan mall sangat sepi dari pengunjung. Hal ini menyebabkan pekerja yang notabene dari luar Provinsi Batam banyak yang pulang kampung pada dua tahun terakhir. "Sangat jauh bedanya sebelum perusahan - perusahaan tersebut beroperasi, kalau dulu kondisi pasar maupun mall ramai namun sekarang jauh sekali, sepi. Apalagi banyak para pekerja yang pulang kampung sejak perusahaannya tidak beroperasi," ujarnya.(Sumadi)
Tokoh masyarakat Batam Endro Sawung Galing, Ketua GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah), sekaligus Duta Narkoba untuk wilayah Batam menuturkan kepada media suarakpk di kawasan kecamatan Batu Aji Batam, (05/10). Sedangkan daerah galangan kapal tersebut tersebar di daerah Sagulung, Tanjung Uncang, Sekupang, Batu Ampar, dan Nongsa. Hingga saat ini yang masih beroperasi membuat kapal tersebut tinggal kurang lebih 40% dari jumlah total.
"Dengan banyaknya perusahaan galangan kapal yang tidak beroperasi tersebut terasa ekonomi Batam mengalami keterpurukan, bahkan Tahun 2016 hingga 2017 terjadi PHK besar - besaran," kata Endro.
Seperti pedagang barang bekas Aviari Galib Sitorus di kawasan kecamatan Batu Aji mengeluhkan sepinya pasar pada tiga tahun terakhir. "Sekarang kami susah mendapatkan barang dari Singapura, karena saat ini terasa dipersulit masuk wilayah Batam," katanya.
Terlihat di pasar pasar tradisional dan mall sangat sepi dari pengunjung. Hal ini menyebabkan pekerja yang notabene dari luar Provinsi Batam banyak yang pulang kampung pada dua tahun terakhir. "Sangat jauh bedanya sebelum perusahan - perusahaan tersebut beroperasi, kalau dulu kondisi pasar maupun mall ramai namun sekarang jauh sekali, sepi. Apalagi banyak para pekerja yang pulang kampung sejak perusahaannya tidak beroperasi," ujarnya.(Sumadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar