Sumut " suarakpk.com - Sudah 72 tahun negara indonesia merdeka namun masih ada daerah di negara indonesia yang belum merasakan nikmatnya kemerdekaan mereka seperti di penjara di alam bebas,kenapa tidak karena mereka belum merasakan pembangunan jalan,listirik dan pendidikan,saat tim investigasi suarakpk mendatangi daerah itu atas permintaan masyarakat supaya daerah mereka itu di ekpos di media cetak dan online dengan harapan mereka supaya pemerintah daerah tapanuli selatan,pemerintah wilayah sumatera utara ( gubernur ),dan pemerintah pusat ( presiden RI ) tergugah hatinya untuk membangun jalan ke kampung mereka,dan memasang listirik agar kami merasakan kemerdekaan itu " ujar masyarakat ".
Ketika tim suarakpk berbincang-bincang dengan masyarakat mereka mengatakan bahwa dusun/kmpung silakkitang itu dulunya bersetatus Desa namun pada tahun 2008 setatusnya berubah menjadi Dusun/kampung, di daerah itu ada beberapa desa yang berubah setatusnya menjadi Dusun/kampung pada saat tahun 2008 itu seperti Silakkitang ,Silaia Jae ,Silaia Julu ,Sayur Matua,dan ada beberapa desa lagi,kami sangat kecewa atas tindakan pemerintah daerah waktu dulu,kami sangat berharap kepada pemerintah tapanuli selatan khususnya kepada Bapak Bupati saat ini supaya mengembalikan setatus Dusun/kampung kami ini kembali menjadi setatus desa agar kami merasakan pembangunan dengan adanya program bapak presiden RI Anggaran Dana Desa ( ADD )dan Dana Desa ( DD ) " ujar mereka ".
Dusun/kampung silakkitang berdiri sejak tahun 1887 ratusan tahun sudah ber setatus desa namun pada tahun 2008 pemerintah tapanuli selatan merubah setatusnya menjadi Dusun/kampung " pungkas mereka ".
Melihat situasi dan kondisi perkampungan mereka sangat memperihatinkan sekali, baik dari kondisi jalan,kondisi pendidikan,dan listirik,
bayangkan jalan menuju dusun/kampung yang ada di daerah Desa Tambiski masih jalan tanah menuju desa Tambiski ketika musim hujan sama sekali tidak bisa di pakai roda dua apalagi roda 4 karena penuh dengan lumpur dan kondisi jalannya pun penuh dengan tanjakan dan turunan sehingga anak-anak pun terganggu untuk sekolah karena tidak bisa di antar ke sekolah karena kondisi jalannya sehingga anak-anak pun lebih sering tidak masuk sekolah,kalau berjalan kaki anak-kami tidak sanggup setiap hari menuju sekolah di desa tambiski karena jarak tempuhnya sangat jauh +- 12 Kilo meter akibatnya anak-anak kami banyak yang memutuskan untuk berhenti sekolah karena tidak sanggup berjalan kaki setiap hari menuju SDN ke desa tambiski,sehingga anak-anak kami banyak yang buta haruf ( tidak bisa membaca dan menulis ),begitu juga dengan harga hasil komoditi ( Karet,Kulit Manis,kemiri,dan sebagainya ) di daerah kami sangat anjolok sekali jauh lebih murah hampir 100% ketimbang harga di tepi jalan hitam,namun harga kebutuhan ( Beras,Minyak Goreng,Gula Putih,Minyak tanah,dan sebagainya ) sangat mahal hampir 100% lebih mahal di banding dengan harga pasaran." pungkas mereka "
( TIMBUL PULUNGAN )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar