Desa Oemphu Berduka, Rumah Warga, Mesjid dan Sekolah Sudah Dimasuki Air Laut - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

14 Maret 2024

Desa Oemphu Berduka, Rumah Warga, Mesjid dan Sekolah Sudah Dimasuki Air Laut

 

Kepala Desa Oemphu Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, Safar Saat Berada di Depan Kantor Balai Desa 

RAHA, suarakpk.com -


Pemandangan tak sedap kerab kali hadir ditengah tengah masyarakat Desa Oemphu Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.


Betapa tidak? Setiap kali air laut pasang, maka rumah rumah warga yang ada dipesisir pantai Walengkabola itu digenangi air laut.


Demikian pula dengan sekolah dan mesjid yang ada disekitar itu.


Dengan panjang pesisir pantai Desa Oemphu sekira 1300 meter tersebut terbangun sekitar 200 lebih rumah penduduk dan satu Sekolah Dasar serta satu mesjid, semuanya korban derasnya arus laut yang meluap ke daratan dan tembus ke rumah rumah warga, sehingga akses jalan warga tertutupi air laut.


Kepala Desa Oemphu Safar via ponsel ponselnya mengatakan bahwa, kejadian seperti begitu itu setiap tahun adanya.


Namun itu hanya seminggu kajadiannya. Tapi bias dari itu adalah dapat merusak gedung sekolah,  mesjid dan rumah rumah warga disekitar.


Sebab,  kapan gedung bangunan sekolah, mesjid  atau rumah tergenang air laut, itu sudah pasti akan hancur batu merahnya alias sudah tidak bertahan lama.


"Melihat kejadian ini maka kami atas nama masyarakat Desa Oemphu Kecamatan Tongkuno kiranya meminta kepada pemerintah baik kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat untuk peduli dengan penderitaan rakyat kami. Karena kalau ini terus terus dibiarkan, maka tidak taumi mau jadi apa desa kami. Apalagi rata rata rumah di desa kami itu bukan rumah panggung,"curhat Kades.


Kata Kades, saat ini warga hanya berdiam diri di rumah. Sebab mereka terjebak karena akses jalan untuk keluar rumah sudah digenangi air laut 


"Ini bukan banjir atau hujan yang mudah diakali. Tapi ini luapan air laut yang terjadi akibat air pasang begitu tinggi sehingga sampai kedaratan. Sekali lagi kami mnta tolong kasihan perhatikan desa kami. Baik pemerintah daerah maupun pusat harus peduli dengan penderitaan rakyat,"tutupnya (Udin Yaddi)




1 komentar:

  1. Kalo menurut penglihatanku beberapa hari ini, bkn soal keluhan mengenai kerusakan bagunan rumah, masjid, balai desa dan sekolah SD yg berada didataran pesisir pantai. Tapi sampah yg berhamburan di depan rumah warga dgn jumlah yg banyak, kalo keluhan soal air laut yg pasang itu bisa mengakibatkan kerusakan gedung2 lalu ingin mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, saya rasa itu terlalu berlebihan, krna pertama terjadinya pasang air laut itu tdk memakan waktu banyak (hanya beberapa menit), lalu kembali surut dgn sendirinya. Kedua fenomena seperti ini terjadi tdk setiap hari, hanya terjadi 1-3 minggu dlm 1 tahun, bahkan 2 tahun sekali.
    Kalo mmng ini mendapatkan bantuan, maka suda pasti akan dibangun pagar beton sebagai tameng rumah warga, anggaran fisiknya suda pasti banyak, karna bentuknya memanjang dari ujung aspal sampai diujung. Tapi sayangnya itu mngkin bisa merusak keindahan pasir putih pantai walengkabola. Seharusnya yg disadari bahwa prioritas utama keluhan masyarakat itu adalah jalanan rusak (Jalur akses wisata dan lorong perumahan), 3 Aikon wisata (Pantai walengkabola, Moko, Pantai morano) dan pintu gerbang desa.

    BalasHapus

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)