Wajib Dibaca, Bahaya LGBT Terhadap Kesehatan Dan Psikososial - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Iklan BUMN



Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

08 Maret 2018

Wajib Dibaca, Bahaya LGBT Terhadap Kesehatan Dan Psikososial

                       
YOGYAKARTA,  suarakpk.com - LGBT atau kepanjangannya yaitu lesbian, gay, biseksual, dan trans gender. Istilah ini digunakan sudah sejak tahun 90-an untuk menyatakan komunitas gay atau Homoseksual. Homoseksual sudah ada sejak jaman dahulu, Bahkan pada gambar atau relief mesir kuno juga ditemukan gambar dua orang pria yang saling berciuman. Meskipun beberapa peneliti menentang kesimpulan tersebut, karena masing masing memiliki keluarga anak dan istri.

Homoseksual juga dikatakan sebagai penyimpangan dan merupakan perilaku abnormal.
Amerikan Psyciatric Association (APA) menyatakan bahwa orientasi seksual akan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi seksual dibagi menjadi tiga berdasarkan dorongan atau hasrat seksual dan emosional yang bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis kelamin sama. Jika diuraikan menurut hurufnya, pengertian masing- masing istilah dari LGBT yaitu Lesbian : merupakan gangguan seksual yang menyimpang dimana wanita tertarik pada wanita lainnya. Gay: merupakan perilaku menyimpang seksual dimana laki laki tertarik dengan sesama laki laki. Gay juga disebut dengan homoseksual. Biseksual: merupakan perilaku menyimpang dimana seseorang menyukai dua gender sekaligus baik wanita maupun pria. Sedangkan, Transgender: merupakan perubahan alat kelamin dikarenakan seseorang merasa alat kelaminnya tidak menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya yang merupakan kebalikan dari apa yang dia miliki.

Beberapa penyebab seseorang bisa terkena sindrom LGBT, diantaranya Genetik: Umumnya  seorang laki-laki normal memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah XX. Beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berperilaku yang agak mirip dengan perilaku perempuan. Pria homoseksual cenderung aakan memiliki saudara homoseksual dari gen ibunya.

Pria dengan homoseksual memiliki tingkat hormon androgen lebih rendah dari pada heteroseksual. Pendapat peneliti lain juga menyatakan stres saat kehamilan dapat menyebabkan pembentukan gen homoseksual. Ketidaknyamanan peran gender : Laki laki gay memiliki sifat feminim dan lesbian bersifat lebih maskulin. Hal ini disebut juga cross gender yang memang tidak dapat dihubungkan sebab akibatnya. Laki laki feminin akan lebih menyukai sosok yang lebih kuat dan maskulin seperti pria. Dan wanita maskulin menyukai sosok yang lebih girly seperti wanita. Hal ini juga bisa muncul karena ketidaknyamanan atau diejek oleh teman teman sebaya karena bentuk tubuh yang maskulin, kuat, atau lainnya sehingga anak perempuan yang tidak nyaman akan menjadi tomboy. Interaksi kelompok teman sebaya, Ketertarikan seksual yang lebih cepat pada usia anak memungkinkan sebagai pemicu juga.

Anak pada usia 12 tahun masih bermain dengan sesamanya dan belum berani kontak dengan lawan jenis. Ketika perasaan erotis itu muncul, maka akan berfokus pada teman teman lelakinya juga. Sosial : Penyimpangan perilaku ini juga tidak terlepas dari peranan sosial atau masyarakat disekitarnya termasuk orang orang terdekat. Misalnya apabila anak laki laki dibiasakan bermain boneka dari kecil akan membentuk jiwa yang feminin dan sebaliknya. Faktor keluarga, Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya. Faktor Lingkungan dan pergaulan,  Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul dapat menjadi faktor penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas LGBT. Seorang anak yang dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan kasih sayang, perhatian, serta pendidikan baik masalah agama, seksual, maupun pendidikan lainnya sejak dini bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak semestinya.

Di saat anak tersebut mulai asik dalam pergaulannya, maka ia akan beranggapan bahwa teman yang berada di dekatnya bisa lebih mengerti, menyayangi, serta memberikan perhatian yang lebih padanya. Dan tanpa ia sadari, teman tersebut justru membawanya ke dalam kehidupan yang tidak benar, seperti narkoba, miras, perilaku seks bebas, serta perilaku seks yang menyimpang (LGBT). Faktor akhlak dan moral: Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya lemah dalam hal mengendalikan hawa nafsu, dan bisa menjerumuskan orang itu pada perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal seks.

Bahaya LGBT ini dari sisi psikologi dan kesehatan. Kelompok LGBT 60 kali lipat lebih mudah tertular HIV-AIDS dan penularan yang paling mudah melalui dubur. Sejumlah penyakit yang disebabkan perilaku LGBT, seperti HIV-AIDS dan kanker serviks. Efek buruk lain yang ditimbulkan yaitu bahwa 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular. Penelitian yang dilakukan Cancer Research di Inggris, mendapatkan sebuah hasil bahwa homoseksual lebih rentan terkena kanker. Dan, hasil akhir penelitian bahwa gay dapat dua kali lebih tinggi terkena resiko kanker apabila dibandingkan pria heteroseksual (normal).
Terdapat beberapa jenis kanker yang rentan akan dialami oleh para pelaku LGBT, antara lain Kanker anal (dubur), Kemungkinan besarnya pelaku gay terkena kanker karena virus HPV (Human Papillomavirus). Kanker mulut Umumunya diketahui bahwa penderita kanker mulut kebanyakan adalah para perokok, dan dari perjalanan dari waktu ke waktu, muncul hal yang ajaib tentang pelonjakan jumlah kanker mulut hingga 225%, yang terjadi pada tahun 1974,
bahwa rokok bukanlah satu-satunya yang menjadi penyebab kanker mulut.

Pihak yang berisiko paling tinggi terkena kanker mulut yaitu mereka yang melakukan oral seks dengan enam atau lebih dari partner seks yang berbeda-beda.
Pelaku LGBT akan sangat rentan terkena virus, seperti HIV, sifilis, hepatitis, dan infeksi Chlamydia. Penyakit lain akibat LGBT adalah sarkoma kaposi, sebuah penyakit baru yang belum ada penawarnya," Sarkoma kaposi adalah kanker yang menyebabkan sebagian kecil jaringan abnormal tumbuh di bawah kulit, di sepanjang mulut, hidung, dan tenggorokan atau di dalam organ tubuh lainnya. Resiko terjadinya luka dan pembengkakan pada sistem pembuangan dan terinfeksi lebih besar.

Selain itu, perilaku LGBT dapat menimbulkan perubahan perilaku pada pelakunya, akan cenderung mengakibatkan hal negatif pada sistem syaraf, serta penurunan pada kemampuan kerja sistem otak. Seorang gay merasa lebih nyaman dengan penyelewengan yang dilakukannya, walaupun mungkin mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang salah, sehingga akibatnya hal itu membuat mereka menurun dalam kemampuan berpikir realistis.
Untuk menghadapi masalah LGBT di Indonesia,  maka perlu ditinjau lagi peraturan perundang-undangan yang memberikan kebebasan dalam praktik hubungan seksual sesama sejenis. Orangtua perlu memberitahu tentang keburukan yang ditimbulkan dari LGBT kepada anak, sebelum nantinya anak tahu mengenai LGBT dari pihak yang tidak tepat. Orang tua harus berperan sebagai teman yang baik, sehingga anak dapat terbuka dengan orang tua mengenai keadaan dirinya. Orang tua perlu punya sikap yang jelas untuk menentang hubungan sesama jenis dan memberikan alasannya dari berbagai aspek, baik dari segi agama, kehidupan sosial, hubungan seksual yang secara biologis, dan kesehatan. Apabila menemukan anak dengan tanda-tanda LGBT, maka hindari memarahi, mencela dan menjauhi. Yang perlu dilakukan orang tua adalah berfikir untuk mencari solusi dan bisa juga berkonsultasi dengan ahlinya dalam penanganan kasus LGBT, sehingga Orang tua dapat memberikan penanggulangan yang tepat.
(Dr. Sri Handayani,.S.Kep,.Ns,.M.Kes/LPMI STIKes Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)