Kabupaten Blora Menjadi Contoh Penanganan Stunting Tingkat Jawa Tengah Maupun Nasional Dari BKKBN Pusat - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

16 Mei 2022

Kabupaten Blora Menjadi Contoh Penanganan Stunting Tingkat Jawa Tengah Maupun Nasional Dari BKKBN Pusat


BLORA, suarakpk.com – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C) Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)., mendukung dan siap mendorong Blora menjadi Kabupaten percontohan penanganan stunting di Jawa Tengah, bahkan Nasional karena. Masalah stunting balita menjadi persoalan Nasional.


Hal ini dikatakan ketika melakukan kunjungan kerja ke Blora, Sabtu (14/5/2022), bersama Anggota Komisi IX DPR-RI,  dari fraksi PDIP Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep.


Di hadapan Bupati, Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, OPD terkait, hingga Pengurus TP PKK, IBI, Muslimat, Fatayat, dan GenRe,kepala desa, Kepala BKKBN yang juga mantan Bupati Kulonprogo ini mengungkapkan rasa kagumnya dengan penanganan stunting di Kabupaten Blora saat ini.


“Blora ini ternyata potensinya luar biasa, penanganan stuntingnya juga bagus. Kami siap mendorong dan mengawal Blora menjadi kabupaten percontohan dalam penanganan stunting. Apalagi angka stunting di Kabupaten Blora yang tahun lalu datanya mencapai 21,5 persen, kini di 2022 berdasarkan hasil penimbangan bayi serentak dilaporkan, stuntingnya hanya 7,87 persen,” jelas Hasto.


Hasto menambahkan ini menandakan adanya kekompakan dari seluruh stakeholder Kabupaten dalam rangka penanganan masalah stunting yang ada.


Karena pada dasarnya, "stunting atau gagal tumbuh bagi anak-anak usia nol sampai seribu hari pertama ini adalah sebuah hilir. Sedangkan hulunya atau penyebabnya sangat komplek, sehingga harus melibatkan banyak peran Dinas, Stakeholders dari berbagai disiplin ilmu,” tambahnya.


Stunting itu disebabkan oleh tiga faktor  yakni ," gizi makanan yang buruk, kesehatan yang tidak terjaga, dan pola pengasuhan yang salah. Akibatnya juga tiga, badan anak tidak bisa berkembang dengan baik atau tidak tinggi, sakit-sakitan, dan tidak cerdas,” jelas Hasto.


Pihaknya mengajak masyarakat Blora untuk selalu memperhatikan pemberian gizi yang cukup sesuai usia anak, dari usia 0 dalam kandungan sampai seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK), dan jangan lupa membawa anak ke posyandu supaya tumbuh kembangnya bisa terpantau, atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan edukasi dari ahli gizi, hal ini sangat di perlukan karena ahli gizi tahu betul kecukupan gizi untuk tumbuh kembangnya anak sesuai usianya.


Penuhi kebutuhan vitaminnya melalui buah dan sayur, kemudian setiap hari jangan lupa protein hewaninya minimal telur. Plus nya di Blora ada pusat kelorina, atau berbagai produk turunan dari daun Moringa (kelor) yang ternyata mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Sehingga cocok untuk penanganan stunting. Kami lihat desa-desa di Blora mulai menggalakkan konsumsi kelor ini, bagus Jelas Hasto.


Sementara itu Bupati Arief Rohman, S.IP., M.Si., menyampaikan bahwa angka stunting di Blora berdasarkan data riil penimbangan bayi serentak di 2022 ini memang tinggal 7,87 persen. Namun demikian, pihaknya terus meminta tim penanggulangan stunting yang dipimpin Wakil Bupati bermitra dengan Dinas Kesehatan, Dindalduk KB, dan TP PKK terus bergerak ke desa-desa agar tidak muncul kasus stunting baru dengan menggalakkan sosialisasi cegah stunting dini.


Salah satunya menurut Bupati melalui pembentukan Generasi Berencana (GenRe) yang beranggotakan remaja desa.


Arief Rohman menjelaskan,“Alhamdulillah selain kita galakkan kelor, di Blora ini GenRe nya juga sangat aktif. Bersama Bunda GenRe, kini sudah ada 2000 lebih anggota GenRe di Kabupaten Blora. Mereka memperoleh pemahaman tentang bahaya stunting, bahaya nikah dini, hingga bahaya narkoba. Sehingga bisa menjadi duta hidup sehat, cegah pernikahan dini bagi teman sebayanya. Karena salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini,” jelasnya.


Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Ainia Shalichah Arief Rohman, menerangkan bahwa seluruh kader PKK hingga tingkat Desa mendapatkan dukungan anggaran dari Pemdes dalam memberikan makanan tambahan cukup gizi untuk balita melalui kegiatan Posyandu.


Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Ainia .“Selain itu kita juga aktif melakukan pendataan,pemantauan  dan pengawalan ibu hamil. Jangan sampai kehamilannya memiliki resiko tinggi, namun tetap sehat hingga melahirkan dan menyusui. Kita ingin program Pak Bupati tentang Blora New Zero Stunting bisa tercapai. Jangan ada lagi kasus stunting baru yang muncul,” jelas. Ainia.


Dalam kesempatan ini juga dilakukan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana BKKBN Pusat dengan stakeholder terkait di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Sosialisasi dikemas dengan pertunjukan wayang kulit pagelaran padat, serta ada bazar UMKM, pelayanan KB, dan pameran olahan kelor menjadi menu olahan  makanan yang bergizi tinggi dengan biaya murah, di Alun-alun Blora.


(Dwi./ Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)