Batu Bara, suarakpk.com - Sejak berpisah dari Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara merupakan sentra ekonomi nasional, khususnya di wilayah Sumatera Utara (Sumut), namun sangat disayangkan, sudah 15 tahun berdiri, pembangunan yang dirasakan masyarakat tak merata, bahkan ada yang tak tersentuh pembangunan dan inilah yang dirasakan warga Desa Mangkai Lama dan Desa Mangkai Baru, Kelurahan Lima Puluh, Kecamatan Lima Puluh.
Padahal, Dua desa yang dihuni 2580 KK atau 8000 jiwa ini merupakan lumbung suara pendukung Bupati Ir H.Zahir MAP di Pilkada 2019 lalu.
Desa Mangkai Lama - Mangkai Baru, berjarak 1 Kilometer dari kantor Bupati Batu Bara, tepatnya di Jalan Lintas Lima Puluh - Pematang Siantar ini sepintas desa ini tak tampak, karena berada didalam areal perkebunan.
Untuk mencapai desa ini kita harus melintasi perkebunan karet yang sejauh 500 meter dari jalan lintas, namun tidak semudah yang kita bayangkan, infrastruktur jalannya cukup buruk karena masih berlandaskan batu padas.
Akibatnya, tak sedikit warga yang merasa kecewa, selain buruknya infrastruktur, pembangunan pendidikan dan kesehatan sudah 15 tahun tak pernah berubah-ubah.
Bayangkan, sejumlah SD Negeri yang ada masih merupakan bangunan lama semasa pemerintahan di bawah Asahan, bahkan, untuk jenjang SMP dan SMA di kawasan ini juga tak ada, berbeda di dengan daerah lain yang baru dimekarkan. "Tak ada perubahan, bahkan anak-anak yang melanjutkan pendidikan tingkat SMP maupun SMA harus ke Perdagangan, Simalungun atau ibu kota kecamatan di Limapuluh," kata Bejo kepada wartawan, Minggu (15/5/2022).
Hal senada juga katakan Suprihatin, karena buruknya infrastruktur jalan menuju kota kecamatan, banyak warga yang berbelanja ke Simalungun. "Perputaran uang banyak ke Simalungun, seharusnya warga belanja ke Lima Puluh yang dekat, tapi karena jalan buruk warga malas kesana," katanya.
Selain itu, berbelanja ke Pasar Lima Puluh juga warga desa sudah jarang karena pasar yang sempit dan hujan becek, termasuk akses jalan yang buruk.
"Heran kita lihat Ibu Kota Kecamatan Lima Puluh, entah mau dijadikan apa, berbeda dengan kecamatan-kecamatan lain yang dulu buruk di pedalaman sudah bangkit. mungkin Kecamatan Lima Puluh mau dijadikan kota hantu," ungkap warga kecewa.
(Amy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar