BOYOLALI, suarakpk.com -Jembatan peninggalan jaman penjajahan belanda dengan panjang 20 meter serta tinggi 1 meter yang masih kokoh secara kontruksi namun jika datang hujan yang deras dan debit air yang lewat tinggi, jembatan tersebut tidak bisa dilewati oleh warga karena kontruksi jembatan yang pendek dan hanya terbuat dari gorong gorong sehingga tidak mampu menampung banyaknya air yang datang, dan pada akhirnya mengakibatkan air meluap melewati atas jembatan
Pantauan suarakpk.com dilapangan bahwa secara geografis jembatan tersebut terletak di Desa Kedunglengkong Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, namun jembatan tersebut adalah akses utama menuju Desa Wates.
Dijelaskan salah satu warga Desa Wates Adi Saputro (35) jika terjadi hujan, jembatan ini sering meluap karena lobang gorong gorong terlalu sempit dan banyak sampah kayu atau ranting pohon yang menyumbat lobang gorong-gorong sehingga mengakibatkan jembatan terendan air sampai ketinggian satu meter, kalo sudah banjir masyarakat Dusun Jemono harus mencari jalan lain dengan memutar kurang lebih 3 Kilometer untuk pulang kerumah.
" Kalo ada hujan deras, warga tidak bisa melewati jembatan tersebut, karena air meluap disebabkan ketinggian jembatan yang hanya 1 meter, juga karena banyak sampah serta ranting pohon yang menyumbat gorong gorong jembatan," jelas Adi.
Ditambahkan oleh Adi jika datang hujan deras masyarakat sekitar banyak yang ke jembatan untuk membersihkan sampah yang menyumbat gorong gorong dan membantu warga yang lewat bila air belum terlalu tinggi, Adi juga berharap ada perhatian dari Pemerintah, baik itu Desa, Kabupaten atau Pusat untuk memperbaiki jembatan tersebut.
"Kami sangat berharap Pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut, karena memang sebagai akses utama warga dalam berkegiatan, jika datang hujan warga harus membersihkan sampah dan ranting agar tidak menyumbat gorong gorong jembatan," ujar Adi.
Sementara Kepala Desa Kedung Lengkong Eko Budiyono saat ditemui suarakpk.com pada Rabu (06/04/2022) di kediamannya menuturkan kalau proposal pembangunan jembatan sudah saya ajukan tapi belum terealisasikan di Tahun 2021 kemarin, dan beberapa bulan yang lalu udah ada tinjauan dari Kementrian PUPR Pusat dan Dinas Kabupaten kelapangan.
"Kami sudah mengajukan proposal ke Dinas, namun belum direalisasi Tahun 2021 kemarin, tetapi beberapa bulan lalu sudah ada tinjauan dari Pusat dan Kabupaten dalam hal ini PUPR, semoga bisa terealisasi di Tahun 2022 ini," harap Eko.(Wawan/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar