Sebagaimana terlihat kemarin, Selasa (6/4/2021), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan melalui UPTD Puskesmas Penawangan 1, menggelar sosialisasi kepada para kader Posyandu yang ada di wilayah kerjanya.
Sosialisasi dengan tetap menjaga protokol Kesehatan, mengangkat tema “Cegah Resistensi Antibiotik dengan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT)" digelar di Aula Balai Desa Karangpaing Kecamatan Penawangan Grobogan, dan dihadiri Kepala Puskesmas Penawangan 1, Wahyono,S.Kep. Kepala Desa Karangpaing diwakili Sekretaris Desa Sulistyo, sejumlah perangkat Desa, dan sekitar puluhan para perwakilan kader posyandu dari 4 Desa di Kecamatan Penawangan, diantaranya Desa Karangpaing, Kluwan, Winong dan Pengkol.
Pantauan di lapangan, dalam kegiatan sosialisasi tersebut, penyelenggara hanya membatasi perwakilan 2 orang kader setiap Kelompok Posyandu di setiap Desa.
Kepala Puskesmas Penawangan 1, Wahyono,S.Kep dalam sambutannya menjelaskan, bahwa untuk para kader, dirinya meminta untuk benar benar memahami dan melaksanakan himbauan dari Dinas Kesehatan yaitu program Jiteng Jider.
“Program Jiteng Jider adalah meminjam istilah bahasa daerah yang artinya Siji Menteng, Siji Kader (Satu Hamil, Satu Kader), yang artinya, satu kader bertanggung jawab atas kehamilan satu ibu hamil di lingkungannya,” jelas Wahyono.
Dikatakan Wahyono, bahwa Kabupaten Grobogan mencatat Angka Kematian Ibu Hamil (AKI) tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.
“Tercatat ada 12 kematian selama 4 bulan terakhir Tahun 2021 ini,” katanya.
Wahyono mengaku prihatin dan terus mencari langkah untuk dapat melakukan pencegahan dan pengurangan.
“Saya selalu menekankan kepada setiap kader untuk semakin cerdas dan memahami penggunaan sarana kesehatan serta pemakaian obat secara benar sesuai anjuran ahli Kesehatan,” ucapnya.
Sementara, Bidan Desa Karangpaing, Saryati,Amd.Keb yang menjadi salah satu Tutor, menjelaskan pentingnya kegiatan Posyandu dan mengajak para kader untuk dapat menjadi contoh kesehatan di lingkungannya.
"Mari, kita sebagai kader bisa memberikan contoh perilaku hidup sehat dan memperhatikan himbauan Pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengurangan angka kematian ibu hamil dan angka kematian bayi," ajaknya.
Saryati menjelaskan bahwa tanda-tanda bahaya persalinan diantaranya adalah adanya perdarahan lewat jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi keluar lebih dulu dari jalan lahir, ibu tidak bertenaga, persalinan berlangsung lama, kejang, air ketuban keruh dan bau, kemudian ibu gelisah atau merasa sakit yang hebat.
“Bila mengalami hal semacam ini, saya menghimbau segera menghubungi bidan atau datang ke fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan,” jelasnya.
Di sisi lain, dengan adanya sosialisasi tersebut, salah satu Kader Posyandu Matahari dari RT 01 RW 03, Desa Kluwan mengaku berterimakasih kepada Pemerintah, dirinya berharap ilmu yang didapat dapat diterapkan di lingkungan masyarakat.
"Saya senang sekali bisa mengikuti sosialisasi ini dan benar benar bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat," pungkasnya. (Hari/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar