PURWOREJO, suarakpk.com – Pasien pada hakikatnya mempunyai hak untuk memperoleh segala
upaya pengobatan yang layak dan sesuai dengan standar prosedur pelayanan kesehatan,
apalagi pasien tersebut sedang dalam keadaan gawat dalurat. Tetapi hal tersebut
tidak dirasakan oleh Nuraisah (36), warga Desa Sucen Juru Tengah, Kecamatan
Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Diceritakan
Nuraisah beberapa waktu kemarin, Rabu (22/07/2020), bahwa kejadian berawal pada
hari senin 13 juli 2020 pukul 15.00 WIB, dirinya bersama suami dan keluarganya
datang ke Rumah Sakit Panti Waluyo Purworejo, untuk memeriksakan keluhan sakitnya
paska insiden motor beberapa waktu yang lalu.
"Karna
rasa sakit yang teramat, maka saya putuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Panti
Waluyo. Sesampainya saya di sana, saya ditangani oleh Dr. Djoko Kraksono, Sp.S
beserta asistennya, karena melihat kondisi saya yang tidak kuat berdiri maka
Dr. Djoko Kraksono menyarankan saya untuk melakukan rontgen," ceritanya.
Dijelaskan
Nuraisah bahwa setelah rontgen, Dr.Djoko Kraksono dibantu asistennya memberi
suntikan padanya dan mengatakan untuk kembali lagi kontrol pada tanggal 20 juli
2020 sekalian ambil hasil rontgen.
"Tetapi
kalau tiga hari ke depan tidak ada perubahan, asisten Dr. Djoko Kraksono
menyarankan, saya untuk kembali periksa dan langsung masuk IGD supaya langsung
ada tindakan," jelasnya.
Nuraisah
mengungkapkan, karena memang dirasa tidak ada perubahan, dirinya ditemani suami
dan rekan kerjanya, pada kamis (16/7/2020), kembali lagi datang ke Rumah Sakit
Panti Waluyo dan langsung masuk IGD, sesuai arahan asisten Dr. Djoko Kraksono
beberapa hari lalu, ia dengan kondisi merintih menahan rasa sakit.
Namun,
lanjut Nuraisah, dikarenakan Dokter IGD sedang melakukan tindakan pasien yang
sedang darurat, dirinya diminta menunggu. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya
Dokter IGD, yang bernama Dr. Agus datang dan melakukan pemerisaan hasil
rontgen.
“Tetapi
setelah memeriksa hasil rontgen, Dr. Agus menyatakan, kalau saya tidak sakit
apa apa. Padahal mereka para perawat IGD pun tahu, ketika masuk ke dalam ruang
IGD perlu beberapa orang untuk membantu saya, jangankan untuk berjalan, untuk
duduk dan berdiri saja tidak kuat, kenapa Dr Agus bisa bilang kalau saya tidak
sakit apa apa," tanyanya.
Nuraisah
menjelaskan, usai pemeriksaan hasil rontgen, Dr. Agus menyarankan dirinya untuk
pulang, yang menyatakan pasien tidak sakit apa apa.
Dengan
menahan rasa sakit, beberapa perawat bantu mengangkat Nuraisah masuk kedalam
mobil dan pulang.
Mendapat
perlakukan demikian, Nuraisah berharap dan meminta pemerintah terkait untuk
menindak manajemen Rumah Sakit Panti Waluyo, agar ke depan pelayanan lebih
baik.
"Orang
berobat ke Rumah Sakit itu, ya pastinya orang sakit yang berharap sembuh, tapi
pelayanannya kok seperti itu,” ucapnya.
Terpisah
saat dikonfirmasi, Kepala Humas Rumah sakit Panti Waluyo kepada awak media mengatakan
bahwa permasalahan tersebut akan jadi perhatian pihaknya.
"Permasalahan
ini kami tampung dulu, nanti kami bawa ke manajemen dulu, mungkin nanti dari
situ baru paham," pugkas Widia. (Alex/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar