Blora, suarakpk.com – Sebanyak 18 gunungan memeriahkan acara Sedekah Bumi di Dukuh Temulus, Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, yang digelar pada Jumat (30/5/2025). Ribuan warga tumpah ruah memenuhi sepanjang jalan utama untuk menyaksikan kirab budaya yang dimulai pukul 13.00 WIB, usai Salat Jumat.
Ke-18 gunungan terdiri dari satu Gunungan Lanang, satu Gunungan Simbok berisi jajan pasar, serta 16 gunungan lainnya yang berisi hasil bumi dan buah-buahan, termasuk gunungan anak-anak. Kirab budaya ini diberangkatkan dari depan rumah Kepala Desa Temulus, Hartono, dan mengambil rute sejauh lebih dari dua kilometer ke arah barat.
Acara pelepasan kirab dihadiri oleh Camat Randublatung, Bukhori; Danramil 09/Randublatung, Kapten Kav Teguh Linarto; perwakilan Polsek Randublatung; serta tokoh masyarakat setempat. Kirab secara resmi diberangkatkan oleh Camat Bukhori didampingi Kades Hartono.
Dalam sambutannya, Kades Hartono menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh warga Dukuh Temulus atas partisipasi dan antusiasme dalam menjaga tradisi Sedekah Bumi. Ia juga mengapresiasi kreativitas warga yang mengenakan pakaian adat Jawa, Papua, serta menghadirkan hiburan seni barongan.
“Saya berharap kegiatan Sedekah Bumi ini ke depannya bisa semakin meriah, baik dari segi kreativitas gunungan, rute, maupun tambahan hiburan lainnya setelah kirab selesai,” ujar Hartono.
Sementara itu, Camat Bukhori dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk terus melestarikan budaya leluhur seperti Sedekah Bumi. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah dan harga jual yang baik.
“Kalau bisa, hasil panen tidak dijual semua. Sisakan untuk cadangan pangan di rumah agar mendukung ketahanan pangan nasional,” pesan Bukhori.
Pelepasan peserta kirab dimulai pukul 13.30 WIB secara bergiliran, hingga peserta terakhir dilepas sekitar pukul 15.30 WIB. Seluruh peserta berhasil mencapai garis finis sekitar pukul 17.30 WIB tanpa kendala berarti.
Warga yang ikut serta tampil maksimal dengan kostum adat dari berbagai daerah, termasuk Jawa, Bali, dan Papua. Salah satu warga, Han (35), ayah satu anak asal Desa Temulus, berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilestarikan dan dikembangkan.
“Semoga ke depan lebih meriah lagi, tidak hanya dari gunungan, tapi juga ada hiburan tambahan setelah kirab selesai,” harap Han.
(Dwi/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar