SURABAYA,
suarakpk.com - Menang di 15 pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang
digelar pada 27 Juni 2018 menjadi target Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur
Soekarwo (Pakde Karwo).
"Ada
15 pilkada di kabupaten/kota yang menjadi target menang," ujar Sekretaris
DPD Partai Demokrat Jawa Timur Renville Antonio kepada wartawan di Surabaya
belum berapa lama ini.
Menurutnya,
dari 38 kabupaten/kota Jatim, pada 2018 akan digelar 18 pilkada memilih
bupati/wali kota ditambah satu pilkada memilih Gubernur Jatim periode
2019-2024. Ada 18 kabupaten/kota yang akan melaksanakan pilkada serentak di
Jatim yaitu Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, Nganjuk, Jombang,
Madiun, Magetan, Tulungagung, Bojonegoro, Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. Sedangkan
lima kota yang menggelar pilkada adalah Probolinggo, Malang, Kediri, Madiun dan
Mojokerto.
"Yang
tidak diikuti oleh kandidat Demokrat adalah Kabupaten Bondowoso dan Kota
Kediri. Kedua daerah itu juga tidak masuk target kemenangan, satu lagi yaitu
Kota Mojokerto," ucap Renville.
Anggota
DPRD Jatim tersebut juga menegaskan Soekarwo, selaku Ketua DPD Partai Demokrat
Jatim akan berusaha keras pada 18 Pilkada serentak agar target kemenangan dapat
tercapai.
"Pakde
Karwo akan turun ke daerah-daerah untuk memenangkan Pilkada di kabupaten/kota,
sekaligus fokus untuk kesolidan partai," katanya.(plt/ant)
Sementara,
belum berapa lama ini, Indonesia Network Election Survey (INES) merilis hasil
survei terbarunya soal pilgub Jatim 2018.
Direktur
Eksekutive INES, Chaerudin Affan, hasil penelitian menemukan pendapat responden
yang menginginkan adanya pasangan Cagub dan Cawagub di luar 2 (dua) pasangan
Cagub dan Cawagub yang sudah resmi diusung oleh partai politik. Sebanyak 77,4
persen dari 2.661 jawaban responden menginginkan lebih dari dua paslon. Dan
20,2 persen menginginkan hanya dua paslon saja. Sedangkan 2,4 persen tidak
menjawab pertanyaan survei.
“Saat
disimulasi nama La Nyalla-Anang Hermansyah, hasil survei menunjukkan perolehan
suara yang sangat signifikan untuk menghadapi dua pasangan calon yang telah
lebih dulu mendeklarasikan diri," tandasnya.
Chaeruddin
mengatakan, sosok La Nyalla yang merupakan seorang pengusaha dan Anang
Hermansyah yang terkenal sebagai publik figur, menambah pilihan masyarakat Jawa
Timur dan mampu mengurangi swing voters. Khofifah dan Saifullah yang dikenal
oleh masyarakat sebagai politisi yang kuat di Jawa Timur mampu diimbangi oleh
sosok pengusaha yang merupakan cerminan masyarakat Jawa Timur ingin ada
perubahan di sektor ekonomi.
Survei
jajak pendapat ini dilakukan mulai tanggal 29 November sampai dengan 5 Desember
2017. Survey dilaksanakan di 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur
(Jatim). Peneliti menyebarkan 2.661 angket yang dibagi 659 Kecamatan di Jawa
Timur. Para responden pada penelitian ini tersebar secara proposional sesuai
prosentase jumlah DPT masing masing dalam 38 kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Jawa Timur.
Terpisah,
Ketua Harian Golkar Nudin Halid mengatakan, evaluasi di Pilgub Jatim bukan
terhadap pencalonan Khofifah Indar Parawansa sebagai bakal calon gubernur,
melainkan meninjau kembali kursi bakal calon wakil gubernur.
Golkar
sendiri pada era Setya Novanto menetapkan Bupati Trenggalek Emil Dardak sebagai
pasangan Khofifah.
"Soal
wakilnya akan kita perbincangkan kembali. Kalau sesuai harapan Partai Golkar, kita
akan lanjutkan pencalonan. Kalau tidak sesuai, kita akan lakukan
evaluasi," ujar Nurdin di JCC, Senayan, Jakarta, kemarin senin (18/12).
"Apakah
penggantinya ini berkenan dengan cagub? Nah, kalau berkenan, kita lanjutkan
pencalonan. Kalau tidak, akan ada evaluasi dari tim pilkada pusat,"
tukasnya.(01/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar