BLORA, suarakpk.com - Tanah longsor
di pinggir kali mbet bayu, yang terletak di wilayah Rt 03 Rw 05, Desa Sambowangan, Kec.Randublatung, Kab.Blora sangat membahayakkan jiwa yang tinggal
dekat sungai.
Pantauan di
lapangan, kondisi tanah sangat mengkhawatirkan sekali, longsoran sudah melebar
pada sebagian jalan desa dan tanah yang di tempati oleh warga, terlihat beberapa
tumbuhan seperti pohon jati, pisang dan beberapa bekas bangunan yang sudah di
tinggalkan oleh warga yang pindah ikut longsor sampai ke tengah sungai, selain
itu bangunan rumah warga di sekitar sungai yang belum ditinggalkan pemiliknya
juga terancam longsor. Akibatkan derasnya arus sungai, nampak bangunan
atau rumah warga yang berada di pinggir sungai dengan tanah yang sudah
tidak memungkinkan menanhan longsoran sangat membahayakan.
Darmin salah
satu RT di dukuh mbut banyu, Desa Sambowangan, kemarin selasa (5/2) mengaku
kwatir dengan terjadinya tanah longsor.
”saya terus terang sangat
khawatir dengan peristiwa tanah longsor akibat banjir ini, sebelum terjadi
longsor ada empat unit rumah di tanah yang longsor itu karena tanah
terkikis dan longsor beberapa warga yang tinggal di tanah itu harus pindah.” tutur
Darmin.
Dikatakan Darmin, bahwa
sebelum tanah longsor, tanah tersebut sudah ditanami bamboo, namun setelah
lebih tiga kali banjir besar, bambu ikut terbawa arus sungai yang deras.
“Desember kemarin
longsoran tanah belum parah seperti ini. Camat Randublatung dengan Kades Mbet
Banyu dan kawan-kawan sudah lakukan reboisasi, ya karena banjirnya memiliki
arus yang deras akhirnya semuanya ikut terbawa arus sungai itu.” ujarnya,
Lebih lanjut, Darmin
berharap tanah longsor yang membahayakan warga tersebut dapat segera
ditanggulangi, namun hingga berita ini diturunkan, dirinya mengungkapkan belum
ada BPD penanganan sama sekali, BPD yang datang hanya meninjau lokasi tanah
longsor.
“ya pinginnya itu segera
ditanggapilah, biar nggak mengkhawatirkan, kapan itu juga ada pihak BPD yang ke
sini ke lokasi longsoran ini tapi juga belum ada penanganan mas. Ya semoga dari
bupati Blora juga cepat tanggap tentang bencana ini tidak hanya omong saja tapi
ada buktinya mas”. ungkap Darmin.
Sementara,
Kepala Desa Sambowangan, Setiani kepada suarakpk.com mengatakan bahwa terkait
longsornya tanah warga akibat banjir dan sudah memakan jalan desa yang membuat
aktivitas warga terganggu. Dirinya berjanji akan segera membangun pondasi
sebagai panahan banjir sungai.
”Kedepannya dari pihak
desa akan menggunakan APBDes untuk membangun pondasi pinggir sungai yang amblas
itu, pinggir sungai akan di sudet, supaya bisa menahan hantaman arus sungai
yang sanghat deras disaat banjir terjadi dan akan mengurangi amblasnya tanah.” kata
Setiani.
Menurutnya, Desa akan
menganggarkan Rp.50 juta untuk pembagunan penanggulangan tanah longsor
tersebut.
“rencananya akan dibangun
dengan anggaran 50 juta bila cukup dan akan di laksanakan dalam waktu dekat, karena
sangat membahayakan warga yang tinggal di dekat sungai sambowangan, yang
mengakibatkan beberapa warga pindah karena kondisi tanah yang tidak
memungkinkan.” janjinya.
Sebelumnya pada hari
jum’at (7/12) yang lalu, pihak desa bersama Forkompincam Randublatung dan
masyarakat sekitar lokasi tanah longsor telah melakukan penanaman pohon dengan
tujuan bisa menahan longsor.
“karena arus yang sangat
deras sekali pohon yang kami tanam tersebut ikut hilang, ya kami himbau supaya
warga yang masih tinggal di sekitar lokasi longsor tetap waspada supaya
tidak ada korban jiwa.” harap Setiani.
Sementara, salah satu warga
mbut banyu yang rumahnya ikut menjadi korban tanah longsor, Sigit (38) menceritakan
bahwa sebelum terjadi tanah longsor akibat banjir dengan arus yang sangat deras
ada 4 unit rumah warga yaitu rumah Seno (40), Ralim (65), Sawit (50) dan rumahnya
sendiri, tanah di sekitar sungai sudah
menunjukkan retak-retak.
“setelah itu ada banjir
besar dan akhirnya tanah longsor dan amblas, karena warga takut warga
mengantisipasi untuk pindah rumah dan meningalkan tanah yang mereka
tinggali.” cerita sigit.
Diungkapkan oleh Sigit,
bahwa untuk kedepannya harapan warga sangat berharap tanah longsor tersebut supaya
cepat ditangapi oleh pemerintah.
“setiap banjir datang
dengan arus yang deras, tanah pasti amblas dan warga sangat khawatir bila tanah
terus amblas dan longsor.” ucapnya.
Akibat dari tanah
longsor, yang terjadi di dukuh mbut banyu, desa sambowangan ini membuat warga
tidak nyawan dan tidak bisa tidur nyenyak karena, warga yang tinggal di dekat
sungai sangat khawatir bila ada banjir besar akan mengakibatkan
longsornya tanah. Selain itu aktivitas warga sehari-harii juga terganggu karena
amblas dan longsornya tanah tersebut membuat sebagaian jalan desa itu ikut
amblas dan membuat warga kesusahan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dan
ironisnya sampai berita ini diturunkan, belum ada penanganan dari
pemerintah daerah Blora padahal sudah beberapa kali di survai oleh Dinas
terkait, bahkan merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah, wargapun menuliskan
di papan yang terbuat dari seng dengan bertuliskan “obyek wisata tanah longsor”.
Pemasangan papan
merupakan sebagai bentuk protes warga, karena tanah longsor tidak cepat
mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga membuat beberapa warga
harus pindah tempat tinggal karena bencana alam ini.
Warga mempertanyakan,
masihkah ada yang peduli dengan bencana alam ini?
“bila tidak cepat mendapatkan
tanggapan dari pihak yang berwenang seperti dari pihak Kabupaten
Blora atau provinsi Jawa Tengah dalam hal ini BPBD dan Dinas
terkait. Maka akan memunculkan korban warga masyarakat sekitar.” pungkasnya.
(Bayu/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar