BLORA, suarakpk.com - Musyawarah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2020 di Kec.Jati Kabupaten Blora
yang dipusatkan di pendopo kecamatan Jati, Manggala Praja, kemarin kamis, (6/01/2019),
dihadiri oleh Bappeda, Dinas Pariwisata, anggota DPRD, DPUPR, Dinas Soasial dan
Forcompincan Jati, serta kepala desa sekecamatan Jati juga utusan desa.
Camat Jati, Bawa Dwi Raharjo S.STP,M.Si dalam sambutannya mengatakan
bahwa kecamatan Jati telah mengadakan Musrenbangdes di semua desa. Musrendes
yang dilaksanakan sejak tanggal,7 Januari sampai dengan 27 Januari 2019.
Dirinya meminta kelanjutan pembangunan kantor kecamatan, pembuangan sampah,
pembangunan kantor PKK, trotoar, rumah dinas camat, revatalisasi drainase dari
dukuh Klatak sampai dukuh Ngasem Tanggung.
“selain itu, kami mengusulkan pengadaan 17 titik penerangan jalan
umum, peningkatan jalan Tlogotuwung sampai Gempol, ke Banglean, jembatan
Kaliaren, dilanjutakan pembangunan jalan Jati ke Karangmojo, jalan Kepoh sampai
ke jalan lingkungan antar desa, jalan Singget sampai Jati, Kepoh sampai ke
Gempol, Doplang sampai ke Gabusan,jalan Randulawang ke Jeruk, jalan ases antar
kecamatan Jati dari Doplang sampai kecamatan Randublatung daerah Wulung,jalan
Doplang sampai ke Kunduran.” tutur Camat Jati.
Sedangkan Kabid Pemetaan
Wilayah Bappeda, Mahmut Junaidi, dalam sambutanya menyampaikan sekitar 14 OPD,
mengarahkan kebijaksaanaa iklim investasi daerah blora, berwawasan
lingkungan,sinergi serta keamanan dari TNI dan Polri bersama masyarakat.
“Prioritas program Pelayanan, Pengentasan
kemiskinan, pengentasan stunting sekitar 11,1% dari jumlah penduduk sekitar 800
ribu jiwa, Kecamatan harus membentuk tim untuk menanggulangi kemiskinan dan
dilanjutkan ke desa, Kesehatan,8% angka stunting masih tinggi sehingga stake
holder harus bisa mengurangi angka stunting.
“Kades diharapkan nantinya memperbarui pemetaan data yang nyata
untuk warga miskin supaya bantuan yang diperuntukan untuk warga miskin seperti
PKH, bantuan sembako, maupun yang lainnya itu tepat sasaran. Hal ini menjadi
tanggung jawab kita bersama.” ujar Mahmut.
Lebih lanjut, Mahmut berharap
pada tahun 2020 warga miskin di kaupaten Blora berkurang dari target 8 sampai
10% bisa diwujudkan dalam visi dan misi pada tahun 2020 berhasil.
“dari pengamatan Bapeda warga miskin di kecamatan Jati masih cukup
tinggi.” ucapnya.
Lebih lanjut, Bapeda dan tim dalam pendampingan mengaku telah
menghasilkan sekitar 357 usulan dari Infrastruktur, 87 usulan dari Ekonomi dan 89
usulan dari Sosial dan Budaya sehingga berjumplah 533 usulan.
“Dalam perehapan kantor kecamatan yang lama supaya bisa digunakan
oleh korwil pendidikan kecamatan Jati.” jelasnya.
Dinas Pasar di pasar Doplang lanjut Mahmud, sangat mengkhawatirkan
karena tidak punya pembuangan tempat sampah yang layak dan selama ini
pembuangan tempat sampah dilakukan di lapangan, sedang pembangunan kantor
kecamatan yang baru tidak ada anggarannya dan mau mengajukan untuk pembuatan
ruang sholat, pagar,
paving untuk halaman depan
kecamatan Jati, Rumah Dinas dan jalan di depan kecamatan diberi pengejut jalan,
sebelum sampai di kecamatan dengan pengejut jalan, dari kecamatan sekitar 25
meter, serta lampu penanda yang akan dipasang di sisi timur dan sisi barat
serta pemberian plang pemberitahuan kantor kecamatan Jati dengan jarak 50 meter
dari kantor kecamatan Jati,tambah Bapeda Blora.
Sementara, anggota DPRD Blora, Yudi
kristiyanto, dalam sambutannya mengaku jika dirinya sangat mengharapkan
program yang akan dilaksanakan dan diprioritaskan pada pembangunan Tahun
2020 harus mengutamakan program prioritas.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan menerangkan
bahwa angka stunting (gagal dalam tumbuh dan kembang) di puskesmas Doplang dari
data yang diterima mencapai 19,3% dengan balita 78,209 di alami oleh anak
berumur 9 bulan dan sejumlah 259 dengan umur 59 bulan.
“dengan total Puskesmas Doplang sekitar 572 anak mengalami
stunting, selain itu di puskesmas Randulawang menurut data yang diterima
sekitar 49 balita mengalami stunting dan umur 9 bulan sekitar 151 mengalami
stunting dan umur 59 bulan sebanyak 200 dengan jumlah dari puskesmas
Randulawang mencapai 400,dan bila di hitung sesuai data yang di dapat di
kecamatan Jati anak yang mengalami stunting sekitar 972 anak yang mengalami
stunting.” ujarnya.
Terpisah, saat suarakpk.com
mewawancarai Camat Jati, Bawa Dwi Raharjo S.STP,M.Si menyampaikan bahwa masukan
dari desa-desa itu harus segera di akomodir oleh Pemkab dan anggorta dewan, selain
itu dilanjutkan menjadi prioritas usulan desa dan benar-benar disetujuai, apa
yang di usulkan oleh Pemerintah desa supaya suatu wilayah yang kurang itu bisa
maju “
“sementara permasalahan stunting,
saya berharap supaya posyandu dan dinas terkait benar benar memperhatikan
karena angka stunting sangat tinggi dan sangat disayangkan karena hal ini
menyangkut masa depan bangsa dan negara Indonesia, bila perlu disaat posyandu
dimulai ada warga yang tidak hadir membawa anak ke posyandu, kader posyandu
alangkah baiknya jemput bola, karena perkembangan anak itu sangat penting
sekali dan bisa di pantau lewat posyandu.” harap camat jati. (dwi/bambang/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar