SALATIGA, suarakpk.com -
Menanggapi adanya penolakkan Dana RW di APBD 2019 Kota Salatiga oleh Fraksi
PDIP, Ketua DPC PDIP Kota Salatiga, yang sekaligus Ketua DPRD Kota Salatiga,
Teddy Sulistio,SE, didampingi oleh anggota DPRD Fraksi PDIP, Bagas Arianto,
Adriana Susi, dan Penasehat Hukumnya, Sri Mulyono, SH.,MH angkat bicara. Teddy
Sulistio,SE membantah apa yang ditudingkan oleh Walikota Salatiga, dan Teddy
menggap itu adalah keliru. Dirinya menilai Walikota Salatiga, Yulianto dan Wakil
Walikota Salatiga, Muh Haris tidak tahu mekanisme anggaran.
“saya memimpin
bareng-bareng, banggar itu ada 13 orang dan Banmus 12 orang.” tutur Teddy saat
mengundang redaksi suarakpk.com siang tadi, Sabtu, (22/12/2018) di kediamannya,
Jl.Merak, Klasman, Sidomukti, Kota Salatiga.
Dijelaskan oleh Teddy,
bahwa alat kelengkapan Dewan itu selain badan anggaran ada badan musyawarah,
ada komisi-komisi ada bapem perda, kalau fraksi itu bukan alat kelengkapan
dewan, piranti partai untuk mewadahi utusan partainya di fraksi. “makanya,
fraksi tidak ada anggarannya. Badan anggaran itu terdiri dari beberapa fraksi,
jadi badan anggaran itu campur, ketika membahas anggaran finalisasi APBD 2019,
saya memimpin, pemimpinnya khan satu, saya membawa palu, ada pak maman, ada
mbak woro, ada mas bagas, ada macem-macem, teman tim anggaran, tim anggaran itu
eksekutif, ketuanya sekda.” ujarnya.
Teddy mengaku menemukan
alokasi anggaran Guyub Rukun RW saat membuka KUA.
“saya buka-buka KUA ada
namanya anggaran guyub rukun, Rp.50 juta/RW, total sekitar Rp.8 Miliar.” katanya.
Setelah menemukan adanya
alokasi anggaran Guyub Rukun, Teddy mengaku menanyakan kebeberapa anggotanya,
apakah sudah dibahas di komisi yang membidangi.
“pernah dibahas di komisi,
yang membidangi kesra, belum? ini apa maksudnya?” tanyanya.
Masih menurut Teddy, dikatakan,
bahwa untuk memberikan bantuan, harus jelas dan adil.
“bantuan seperti apa dan
seterusnya? kita tanya, kalau pancuran itu ada 15 RT kalau dikasih Rp.50 juta
baginya bagaimana? kalau buat cabean yang cuma 5 RT, adil ndak? ya ndak juga,
maka khan rembugan (musyawarah) di situ, ini rembugan (musyawarah) lho ya.” kata
teddy.
Ditegaskan oleh Teddy,
untuk Rp.50juta itu terlalu kecil.
“jangankan Rp.50 juta
mas, Rp.200 juta, Rp.300juta, Rp.1 Miliarpun siap, wong namanya pemberdayaan
rakyat. Tapi bukan berarti Rp.50 juta itu ujug-ujug (tiba-tiba) nongol
dibagikan, malah jadi masalah, ora adil (tidak adil) ya.” tegasnya.
Dirinya menanyakan, target
program Guyub RW digunakan untuk menyentuh apa?
“terus apa yang mau di
sentuh, fisik? Fisik saya serahkan LH, serahkan perkip, serahkan PU, njih tho,
untuk pemberdayaan ekonomi, ada dinas koperasi, dan macem-macem, Rp.50 juta itu
untuk apa? Kita ingin, bukan ditolak mas, ditunda untuk disempurnakan
perencanaanya, sehingga kalau kita berikan anggaran itu, ora malah marai
masalah, kasihkan pak RT, pak RW yang betul betul hidupnya untuk kawulo rakyat,
leres nopo leres?” jelasnya.
Kembali, Teddy
menegaskan, jika Dana Guyub RW yang diajukan di APBD 2019 oleh Eksekutif dalam
hal ini Walikota dan Wakil Walikota tidak ditolak atau dicoret, melainkan
ditunda untuk dianggarkan di perubahan APBD 2019.
“Lha jadi bukan ditolak,
wong anggaran itu rakyat koq, lha timbang dinggo jak-jakan ra karu-karuan
keri-kerine (dihambur-hamburkan tidak jelas akhirnya)?, saya setuju, ngoten lho
mas, apalagi Rp.50juta menjelang tahun politik, lebih baik dimainkan di
perubahan, ditata tenan (bener), golnya apa? khan ngaten njih.” tegasnya.
Dirinya juga meminta
untuk rencana anggaran tersebut untuk dapat dimusyawarahkan bersama, tidak
berjalan sendiri-sendiri.
“dan dirembuk bareng,
ora dewe, ngo aku iso wae gawe grup kompak dan solid, ach repot ngko. (dan
dimusyawarahkan bersama, tidak sendiri-sendiri, nanti saya bisa buat grup
kompak dan solid, ach repot nanti). Pak kajari bikin sendiri, lha repot,
mestinya itu menjadi aset kota kesepakatan bersama, lha timbul pro kontra
begitu, kita sempurnakan.” pinta Teddy.
Lebih lanjut, Ketua DPC
PDIP Kota Salatiga inipun menceritakan akan kehadirannya Wakil Walikota
Salatiga ke kediamannya membawa pesan Walikota saat Walikota pergi ke korea.
“pak haris, ke sini
(rumahnya di jl.Merak, Sidomukti Salatiga), ketika pak wali masih ke korea,
membawa pesan dari pak wali, untuk bank salatiga, dan guyub rukun, bank
salatiga tampaknya, saya belum punya pendapat lain selain di drop. Bank Salatiga,
aset bangsa, Rp.24 Miliar, ndang ono ambruke koq njaluk duit rakyat (setelah ada
runtuhnya, minta uang rakyat) lho betul ndak. saya menolak penyertaan bank
salatiga.” Lanjut Teddy.
Dirinya mengaku
ditolaknya penyertaan modal pada Bank Salatiga karena mendapat pesan WhatsApp
dari pak Yudi yang diduga dari Kejari Kota Salatiga.
“itu karena ada wa nya
pak yudi tho mas, pak teddy sebelum ada pengadilan tetap jangan disuntik dana,
pak yudi.” jelas Ketua DPRD ini.
Sementara, terkait
rencana Anggaran Guyub Rukun RW, Teddy mengatakan agar perencanaan
disempurnakan terlebih dahulu.
“lha pak haris ke sini
juga membawa pesan guyub rukun (maksudnya guyub rukun RW/red), mas haris nek
guyub rukun ki gene-ngene, perencanaane disempurnakan dulu, ok, guyub rukun
oke, kita tunda dulu, sambil kita selesaikan di anggaran perubahan, yang
mateng, sing apik, jarangan-jangan sarirejo kebutuhannya beda dengan gendongan,
yo tho mas, nggih boten.” Urai Teddy sambil senyum.
Teddy kembali menanyakan
fungsi uang Rp.50 Juta yang dialokasikan oleh Walikota dan Wakil Walikota di
APBD 2019.
“lha Rp.50juta itu apa?
Lamis? tebar pesona? kalau mau ngomong serius, mari, khan ngaten nggih, mas
haris bilang, oke kita tunda, lha tenan lho mas, ngko ojo koyo IPHI, yo tunda,
ngko bully aku, ada rekamannya mas haris, sehingga saya tidak yakin panjenegan
(suarakpk.com) betul-betul melakukan klarifikasi kepada pak wali dan
kepada pak haris?” kata Ketua DPRD Kota Salatiga dua periode ini.
Dikatakan Teddy, jika
dirinya membuka rekaman saat kedatangan Wakil Walikota ke Kediamannya maka akan
dapat membakar jenggot Wakil Walikota.
“Kalau betul, itu
rekaman tak buka, jenggot satu-satunya dia bisa kebakar lho, hahahahaha… kesini
ada fotonya.” Terangnya sambil tertawa.
Selain itu, Teddy
menjelaskan jika dirinya mengundang redaksi suarakpk.com baik-baik berharap
dapat memberitakan secara balace.
“nach berikutnya saya
mau ngundang jenengan (redaksi suarakpk.com) baik-baik, supaya balance, dibully
he, fraksi PDIP tidak menyutujui, itu bukan fraksi, itu badan anggaran, dan
ketika palu oke, guyub rukun kita tunda untuk perubahan sambil disempurnakan
perencanaannya, semuanya oke, jadi saya tidak memimpin itu sendiri, gowo palu
dewe, deriming dewe, lah itu wong gendeng, bersama-sama mas, mas haris apalagi
orang DPR pak wali pernah jadi DPR, suatu saat palu diambil, tok, menjadi
keputusan lembaga, keputusan bersama, pak wali yo duwe wong neng kono, lha
kalau pak wali melakukan statmen di luar, lha koq pak wali koyo wonge ekstra
palementer, wong LSM sing ora duwe jaringan, saya mempertanyakan itu?” jelas
Teddy.
Lebih lanjut, Teddy
meminta kepada penasehat hukumnya Sri Mulyono.SH.,MH, untuk bisa mengemas
dengan baik dan memberikan batas waktu kepada Walikota dan Wakil Walikota
Salatiga untuk meminta maaf secara terbuka, dan dirinya mengacam jika hal
tersebut tidak dilakukan, maka dirinya akan melakukan upaya hukum.
“tetapi ini pak mul,
saya mau matur, 2 kali 24 jam mas yuli dan mas haris tidak melakukan permintaan
maaf, secara terbuka kepada saya, kita akan proses lanjut pak mul, dengan
hormat untuk pak mul untuk bisa mengemas, supaya rakyat bisa natalan dan tahun
barunan dengan gembira, lha enak tho pak.” Katanya.
Namun Teddy mengaku belum
memiliki pikiran untuk pimpinan Redaksi suarakpk.com, Imam Supaat hanya untuk
meminta maaf dengan alasan belum klarifikasi.
“tetapi untuk mas imam
supaat, saya belum punya pikiran hanya untuk minta maaf, karena tidak ada
klarifikasi, kira-kira begitu mas njih, karena di belakang Teddy itu jutaan
orang mas, ini partai mas, khan kira-kira begitu, nach berikutnya, ini kriwikan
dadi grojogkan ketika mas yuli, ternyata tidak jenegan klarifikasi, dan mas
yuli dan mas haris hanya mendel, mas yuli dan mas haris melakukan pembenaran,
untuk sebuah opini yang sudah carut marut seperti ini, sehingga pak mul saya
mengambil jalan tengah, 2 kali 24 jam dari sekarang (Sabtu, 22/12/2018), karena
selasa itu sudah natalan, tahun barunan, saya ingin rakyat itu gembira lah melihat
pemimpinannya salah njaluk ngapurolah, njaluk ngapuro dimaafke, bar tho,
betulkan? Tetapi untuk mas imam supaat bagaimana kita nanti akan melakukan
komunikasi, agar nggak terjadi lagi lah.” pungkasnya. (001/syamsul/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar