SEMARANG, suarakpk.com - Tari
Sufi Nusantara asuhan KH. Miftahul Huda Al Hafidz memukau jamaah pengajian umum
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sabtu malam minggu (24/11) di Masjid
Baitussalam Perumnas Mangkang Indah, RW. 02 Kelurahan Wonosari Kec. Ngaliyan
Kota Semarang.
Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI) Maulid Nabi Muhammad tersebut juga diiringi dengan group rebana Az
Zahra sehingga suasana semakin bertambah beriah membuat para hadirin tidak beranjak
dari tempat duduknya di ruangan Masjid disamping mendengarkan wejangan Mubaligh
kondang KH. Miftahul Huda yang melantunkan Ayat Suci Al Qur'an dan Hadits Rasul
dengan nada yang keras tapi menyejukkan hati. Nampak hadir para sesepuh
pinisepuh, para tokoh agama maupun tokoh masyarakat serta Bapak Lurah
Wonosari atau yang mewakili, Ketua RW 02 Bpk. Maryono, S.Kom. para Ketua
RT se RW. 02 dan ratusan hadirin undangan lainnya
Lima penari sufi nusantara
begitu kompak dalam menghibur hadirin sehingga mendapat aplaus dan
apresiasi serta tepuk tangan meriah dari para jamaah.
Sementara Ketua RW 02 Maryono
dalam sambutannya di depan para hadirin menyampaikan pesan agar peringatan hari
besar islam tetap berjalan sesuai program yang telah disepakati bersama. Semua
warga untuk selalu menjaga rasa kerukunan, Kebersamaan, persatuan dan kegotong
royongan demi kesejahteraan dan Kemakmuran di wilayah RW 02 Kelurahan Wonosari
Ngaliyan Kota Semarang. Dan juga ada program pembangunan gedung serba guna
untuk lapangan bulu tangkis dan tennis meja segera kita wujudkan mohon doa
restunya," ungkapnya. (002/red)
KH. Miftahul Huda dalam
wejangan hikmah maulid Nabi menyatakan kenapa Rasulullah Muhammad SAW
diperingati saat kelahirannya sedang para wali, para ulama dan para Kyai
diperingati ketika wafatnya. "Khusus Rasulullah diperingati pada saat
kelahirannya, sebab Rasulullah adalah manusia tapi bukan manusia biasa beliau
sejak lahir hingga kembali ke rahmatulllah atau hingga sampai akhir hayatnya
tidak pernah melakukan dosa. Sementara para wali, para ulama, aulia, para kyai
pasti pernah berbuat dosa meski Allah telah mengampuninya atas taubatan
nashoha, sehingga diperingati pada saat wafatnya, " tutur Kyai Miftah
membedakan atas peringatan antara Nabi dan Manusia biasa. (Maksum/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar