SUMEDANG,
suarakpk.com – Dugaan adanya kegiatan malpraktek kembali terulang di sebuah klinik
yang ada di daerah Sumedang, Jawa Barat. Klinik MDK yang terletak di jalan
tanjung sari, Sumedang dituding melakukan malpraktek oleh beberapa
pasien, pasalnya, seorang pasien yang berniat memeriksakan kandungan, setelah diberikan obat justru pasien mengalami keguguran, selain itu tenaga medis yang menangani pemeriksaan pasien semestinya
seorang dokter, namun berbeda dengan Klinik MDK, tenaga medisnyapun diduga
bukan dari seorang dokter yang professional.
Klinik
MDK yang menurut informasi di lapangan, baru beroperasi kurang dari setengah
tahun, menurut pengaduan korban, sebut saja bunga, ke awak media suarakpk, bahwa dirinya menagku
telah menjadi korban dokter atau bidan yang bekerja di klinik tersebut. Awalnya
dia berniat memeriksa kesehatan kandungannya ke klinik MDK dan mengecek umur
kandungan, dan diberikan obat dan vitamin penguat kandungan, dan rutin control,
namun setelah minum obat yang diberikan, justru bunga mengalami keguguran.
“Dokter
atau bidan hasil dari USG mengatakan kandungan saya baik baik saja dan janin
dalam kandungan berumur 11 minggu, kemudian dokter atau bidan tersebut
memberikan resep yang katanya merupakan obat penguat dan vitamin serta
menyarankan dua minggu ke depan saya kembali lagi untuk cek up, dan sayapun mengikuti
segala anjuran dokter itu, bahkan meminum obat yang diberikannya, namun sesudah
minum obat tersebut, dua hari kemudian saya mengalami pendarahan hebat.” tuturnya
kepada suarakpk.com beberapa waktu yang lalu.
Lebih
lanjut, bunga mengungkapkan setelah pendarahan, dirinya kembali ke klinik MDK
lagi, untuk melakukan pemeriksaan, namun setelah sampai ke Klinik MDK, dirinya
tidak lagi dilayani oleh dokter atau bidan yang berbeda.
“saya
dilayani dokter atau bidan yang bukan melayani saya pertama kali ke klinik MDK
(red), bahkan saya datang kesitu pun
dalam keadaan pendarahan hebat dan dokter tersebutpun mengatakan baik baik saja
kandungan saya dan diberikannya lagi obat penguat kandungan dan vitamin sama.”
ungkapnya.
Bungapun
menambahkan jika praktek pemeriksaan di klinik MDK selalu berbeda beda sehingga
memunculkan prasangka tentang ketidak profesionalan tenaga medis di klinik MDK.
“dokter
atau bidan yang tidak jelas profesinya, karena setiap kali berobat sampai
dengan tiga kali dengan orang yang berbeda alhasil malah kandungan sayapun
malah ke guguran sehabis minum obat dari dokter atau bidan itu.” Jelasnya dengan
nada menyesal karena harus kehilangan calon seorang anak yang menjadi harapan
bunga dan suaminya.
Terpisah,
saat suarakpk.com mengkonfirmasi klinik MDK, pada hari kamis (15/11) yang lalu,
suarakpk.com ditemui Indra yang mengaku
sebagai humas klinik MDK.
Dikatakan
oleh Indra, kalau dokter yang bertanggung jawab di klinik medika tanjungsari
itu adalah dr.Pra Panca Nugraha.M.sc. sedang keluar. Namun menurut sumber,
diketahui dr.Prapanca Nugraha ada di klinik, seoleh mengesankan jika dokter
yang menjadi penanggungjawab justru menghindar dari media. Selang beberapa
waktu, akhirnya suarakpk.com berhasil mengkonfirmasi dr.Prapanca.
Saat
dikonfirmasi terkait perijinan praktek klinik, dr.Prapanca keberatan untuk
menjelaskan tentang surat ijin praktek kliniknya, kembali dikonfirmasi dengan
adanya dugaan malpraktek di kliniknya, kembali dr.Prapancapun enggan menjawab
bahkan sambil meninggalkan media begitu saja.
Dengan
adanya kejadian yang dialami oleh bunga yang menjadi pasien di klinik tersebut,
wargapun menduga bahwa klinik tersebut klinik yang tidak memiliki ijin dan
dituding menjadi klinik abal-abal.
Hingga
berita ini diturunkan, suarakpk.com belum bisa memperoleh konfirmasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (dani koswara/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar